Setibanya Rony di Singapore ia langsung bergegas menuju apartemennya, tidak sabar memeluk istrinya karena ia yakin Salsa pasti ada di sana.
Perjalanan dari bandara membutuhkan waktu 30 menit untuk sampai di apartemen, seketika ia langsung membuka pintu dan benar saja parfum wanita itu sangat tercium disini. Aroma yang Rony rindukan sangat semerbak seperti baru disemprotkan 15 menit lalu.Rony bergegas membuka kamar utama ternyata kosong. Ia melanjutkan untuk membuka kamar mandi ternyata juga kosong tapi jejak Salsa sangat terlihat. Air yang masih membasahi daerah kamar mandi dan baju tidur Salsa masih tergantung di balik pintu.
Ca kamu dimana sayang. Batin Rony
Baju itu kini sudah berada di pelukannya, ia tidak segan untuk menghirup sisa aroma istrinya.
Kemana wanita itu? apa dia sedang keluar sebentar atau kah tidak kembali lagi mengingat barangnya sudah tidak ada.Ia menyusuri ruangan demi ruangan sampai akhirnya ia menemukan secarik kertas bertuliskan namanya.
—
Ron aku tau kamu bakal nyusul aku kesini.
Pasti di pikiran kamu aku adalah wanita yang tidak memiliki pendirian karena pernah menolak negara ini menjadi tempatku beristirahat kini malah aku menjajakan kaki disini.Mobil kamu sudah dibawa pak Wahid, kemarin setelah pulang dari cafe Novia mogok jadi aku service sekalian.
Terima kasih sudah meminjamkan apart ini untuku dan anakku berlindung sementara, aku kembalikan kunci ini.
Tolong sampaikan rasa terima kasihku pada mama papa yang belum sempat terucap secara langsung.
Kamu nggak perlu ke Jogja menjelaskan kepada keluargaku, cukup aku saja yang tau semuanya agar kepergianku tidak akan menyisakan luka.Jangan cari aku, karena part 'kita' kini telah selesai.
—
Selesai ?. Apa part selesai yang dimaksud oleh istrinya ini. Apa Salsa sudah memutuskan untuk menyudahi rumah tangga mereka berdua?.Air matanya berlinang, setega ini Salsa mengambil keputusan untuk pergi dari hidupnya. Bukan Salsa yang tega namun dirinya yang terlalu emosi kala itu.
Penyesalan memang datang terakhir sebelum hati benar benar mengetahui yang sebenernya.Rony menangis karena ia sudah terlambat untuk membawa istrinya pulang. Sekarang kemana ia harus mencari istrinya bahkan sebentar lagi anak yang ada di dalam kandungan Salsa akan lahir.
Ca maafin aku
Aku salah, aku berdosa dan harusnya kata-kata itu tidak aku lontarkan.
Maafin aku CaPesan untuk istrinya tidak satupun yang mendapat balasan. Apa ini akhir dari semuanya? begitu singkat kebahagiaan yang ia rasakan yang hancur karena kesalahannya. Ia terus merutuki dirinya tanpa henti.
'Halo' ia menghubungi Paul saat ini
'Ya Ron' Paul sudah bersiap mendengarkan penuturan bahwa Rony sudah bertemu Salsa disana, pasalnya Salsa tidak bisa dihubungi saat tau Rony sedang dalam perjalanan menyusulnya.
'Lo yang kasih kunci cadangan apart ke Salsa?' tanya Rony
'Kan gue bilang kunci cadangannya nggak ada di gue. Kenapa?' Paul berusaha bertanya karena dirinya juga khawatir dengan Salsa
'Salsa pergi dari apart ninggalin kunci cadangannya disini. Perasaan dia nggak pernah pegang kunci ini tapi kenapa ada sama dia'
'Salsa? berarti dia sekarang ada disana?' Paul mencoba mencecar Rony
'Ada tapi gue terlambat dia udah pergi sebelum gue ketemu sama dia' ucapan Rony dibarengi dengan nafas lega Paul di seberang sana
