7 jam perjalanan Salsa habiskan untuk kembali ke Jogja. Tepat pukul 14.00 Salsa keluar dari stasiun dan langsung memesan taksi online untuk mengantarnya samapai rumah. Perjalanan ia tempuh dengan perasaan yang sangat kacau, ia bingung apa yang harus ia sampaikan pada bundanya perihal ini, perihal Rony yang tiba tiba saja muncul kembali, perihal ia tidak di terima kerja, bahkan perihal uang saku yang seharusnya ia sudah berikan pada Billa adiknya.
"Ngapunten mbak mau turun disebelah mana" seketika Salsa sedikit terkejut karena selama perjalanan ia terus melamun dan tanpa sadar sudah berada di depan rumahnya
"Disini saja pak, terima kasih banyak" sembari memberikan uang yang sudah ia persiapkan untuk tarif perjalanannya.
Salsa turun di halaman rindangnya itu. Rumahnya tertutup dan motor yang biasa Billa pakai juga tidak terlihat sepertinya adiknya sedang di kampus."Assalamualaikum bunda, Caca pulang" Salsa langsung membuka pintu rumahnya, terdengar aktifitas di dapur yang pasti itu adalah bundanya.
"Bunda Caca pulang" menghampiri bunda yang sedang mengambil minum di dalam kulkas"Walaikumsallam, Yaallah bunda nggak denger kak. Gimana nak perjalanannya" peluk sang bunda dan betul saja usapan lembut di punggung Salsa meruntuhkan pertahanannya. Salsa menangis di pelukan bundanya, tangisan yang tidak pernah ia tunjukkan kepada bunda maupun adiknya itu tiba tiba runtuh saat ini.
"Kakak kenapa nak ? ada masalah di Jakarta ? semua baik kan kak jangan bikin bunda khawatir" pertanyaan itu terus terlontar karena tangisan Salsa yang semakin kencang tanpa jeda
"Nak cerita ke bunda kakak kenapa? ada yang jahat sama kakak?" pertanyaan itu hanya mendapat gelengan saja dari Salsa. Dirasa Salsa yang belum juga tenang bunda hanya memeluknya dan mengusap punggung Salsa tanpa meminta jawaban apapun.
Kurang lebih 5 menit Salsa baru melepas pelukan bundanya. Tidak perlu waktu lama bunda mengambilkan minum dan menyerahkan ke Salsa."Bunda, maafkan kakak gagal bun" jawaban yang ditunggu pun telah keluar langsung dari mulut Salsa. Sambil memegang gelas dan terus meneteskan air mata
"Nak dengerin bunda, kakak gak selamanya harus berhasil bahkan kakak gak boleh ada pikiran kalo kakak sudah gagal" tidak terasa pula air matanya ikut jatuh seakan merasakan apa yang dirasakan oleh anaknya
"Bunda bisa kok nerusin usaha bunda yang sempat berhenti dan Billa juga pasti dengan senang hati bantu kakak buat ngisi job nyanyi di cafe kaya dulu". Dulu sebelum Salsa bekerja memang bunda mempunyai usaha kue kering namun karena bunda sering sakit dan bolak balik harus dirawat di rumah sakit maka Salsa memutuskan agar bundanya istirahat dan dialah yang bekerja."Bun, Caca cuma nggak diterima di Dharma Graha tapi bukan berarti Caca nggak bisa kerja dimanapun, udah bunda nggak boleh banyak pikiran, bunda ngurus Caca sama Billa aja jangan jualan lagi" ungkap Salsa memeluk bundanya
"Aduuuhhh baru pulang udah sedih sedihan gini sih" celetuk Billa yang baru saja masuk ke dapur
"Kakak sehat? Kenapa nangis kangen Billa yaaaa" ledek Billa sambil memeluk sang kakak"Kangen banget sama adikku yang cantik ini" sambil cubit pipi gembul adiknya
"Udahhh ayo makan, bunda lagi masak ayam kecap" ucapnya sambil membuka tudung saji yang ada di depan Salsa dan Billa.
"Kak ini ayam kecap ya jadi jangan di kasih kecap lagi malah makin item nanti" celetuk Billa meledek kakaknya itu.
Malam ini Salsa hanya menghabiskan waktunya dengan mendengarkan musik dan sedikit mengulik materi yang akan ia sampaikan besok saat wawancara. Kegelisahan menyelimuti dirinya karena besok adalah penentuan untuknya kalau sampai besok tidak diterima maka dia tidak tau lagi harus bagaimana sebab ini adalah pengalaman pertamanya menjadi sekertaris di bidang keuangan. Meskipun ia tidak begitu tertarik dengan tawaran yang diberikan namun tidak ada jalan lain untuk dia bisa segera bekerja.
——
"Bundaaa liat heels Caca warna hitam yang di rak nggak" teriak Salsa dari dalam kamarnya yang memang tidak ia tutup pintunya"Ssssstttt suara satu orang tapi semua tetangga denger, heels nya di simpen bunda di atas lemari biar nggak kotor" ujar Nina dari ruang tengah yang tidak jauh dari kamar Salsa. Salsa yang sudah tau keberadaan heels yang dicari langsung mengambil dan segera memakainya seraya menyalami bundanya dan segera berangkat
"Sarapan dulu kak atau mau dibekal aja"
"Udah nggak ada waktu bun" ucapnya serasa mengeluarkan motor dari garasi samping rumah
"Belajar bangun pagi Caca, udah tau ada interview hari ini masih juga begadang". Memang semalam suntuk Salsa tidak tidur karena terus memikirkan nasibnya esok hari sampai pada subuh berkumandang setelah melakukan sholat baru dia bisa memejamkan mata yang niatnya hanya sebentar sampai jam 7 pagi karena dia harus pergi interview jam 9, namun naas nya dia terbangun jam 8.
"Assalamualaikum bun Caca pergi dulu"
"Walaikumsallam hati hati nak"
'ck kejadian lagi kaya kemarin, kenapa sih setiap interview selalu aja telat' gumamnya dalam hati. Jalanan pagi ini tidak terlalu macet karena dia paham betul melewati jalan yang tidak begitu padat.
——
"Selamat pagi pak, perkenalkan saya Salsa" sapanya saat sudah memasuki ruangan manager itu"Selamat pagi dek Salsa, cantik juga nih sekertaris saya"
"Udah besok langsung kerja saja kalo perlu hari ini langsung saja""Ehm.. saya belum interview sama sekali pak bahkan saya belum tes apapun" ucapnya sedikit risih karena managernya menatapnya genit
"Saya udah bisa baca dari surat lamaran kamu dan saya cocok kok" ucap pak Bobby bertopang dagu menatap wajah cantik Salsa yang saat ini terbalut hijab abu-abu
"Ehmm, sepertinya saya baru bisa bergabung besok" deheman Salsa malah membuat managernya itu senyum senyum sendiri
"Oke manis tidak masalah, pulang istirahat besok kita ketemu lagi ya" ucapnya sambil mengedipkan sebelah matanya
——
Selama perjalanan ia kesal karena terus saja mempertimbangkan apakah besok ia akan bergabung atau tidak. Disisi lain ia sangat butuh pekerjaan namun manager barunya benar benar genit yang membuat Salsa terus mengerang emosi.
Sampai di rumah ia langsung memasang wajah bahagia agar tidak menjadi pikiran bundanya ."Assalamualaikum bunda sayang" dengan antusias menyalami Nina dengan mengecup pipinya
"Walaikumsallam waduuu waduuu ada yang bahagia nihh, bunda tebak Caca pasti di terima kan" Nina dengan senyum merekah
"Tebakan bunda betullll, Caca besok mulai kerja bun" senyum Salsa pun tidak kalah lebar dari bundanya meski di dalam hati sangat banyak beban yang ia rasakan.
"Selamat ya nak, Caca hebat" ungkapan bunda yang selalu menenangkan dirinya
"Makasih ibunda kesayanganku, Caca ke kamar ya mau mandi istirahat"
Setelah mandi Salsa hanya rebahan saja di kasurnya bermain ponselnya'Selamat sore Bu Sonya, dengan saya Salsa. Saya ingin konfirmasi bahwa saya bisa bergabung mulai besok pagi. Terima kasih' pesan itu ia kirimkan untuk memberitahukan bahwa ia setuju dengan tawaran yang di berikan.
'Selamat sore Salsa, setelah melakukan diskusi terkait interview kemarin saya ingin menyampaikan kabar baik bahwa kami tertarik untuk mengundang kamu sebagai Executive Secretary di PT. Dharma Graha. Mohon konfirmasi jika bersedia. Cheers!'
Dengan bersamaan muncul pesan dari kantor yang ia idam idamkan.
'Hufff kenapa setelah gue konfirmasi baru ada notif ini sih sebel banget' gumamnya dalam hati'Selamat sore bu Norma, terima kasih atas waktu dan kesempatannya, mohon maaf saat ini saya belum bisa mengambil tawaran ibu untuk bergabung. Semoga lain waktu ada kesempatan ibu Norma. Terima kasih' pesan itu segera ia kirimkan dengan sedikit gundah. Namun disisi lain jika ia menerima tawaran tersebut artinya dia harus siap bertemu dengan Rony setiap hari
'Ah gue bisa kok kerja di tempat lain, toh gue juga ga berharap buat ketemu dia lagi'
✨
Hy apakabar ?
Jangan lupa yang udah baca sambil vote juga yaaa 🫶🏻