Tuhan slalu memberikan rezeki lewat banyak hal, mempunyai sahabat salah satunya
-Rasyana-~~~
Sebagai permintaan maafnya, Rasyana pun mentraktir Amel ketika jam istirahat. Namun yang namanya sahabat durjana, Amel memesan hampir semua menu makanan yang ada di kantin, sehingga membuat meja yang mereka tempatin penuh dengan berbagai macam makanan. Namun tetap aura permusuhan yang Amel keluarlan terasa sekali Rasyana rasakan.
"Parah banget lo. Gue denger-denger juga si Sauqy hari ini ngga berangkat. Bisa-bisanya dia ngebiarin lo ngadepin gosip yang ada sendirian" Ujar Amel mengomentari penjelasan Rasyana
"Yakali omongan mereka bikin gue ngerasa rendah. Berani kali gue, ngadepin ini sendirian. Lagian mana punya nyali mereka untuk ngomong langsung depan gue" Karena jujur sedari ia melangkahkan kakinya keluar kelas, kupingnya tak henti mendengar pembicaraan tentang dirinya sendiri.
"Dan juga, Sauqy ngga berangkat karena ada urusan keluarga" Lanjut Rasyana menjelaskan
Mendengar itu, Amel mendelik malas "Mentang-mentang deket, jadinya dikabarin terus"
"Iri bilang babu" Ujar Rasyana menampilkan raut menyebalkan bagi Amel
"Up dulu. Gila kali gue iri sama hubungan yang belum jelas"
~~~
"Sayang gimana progresnya?" Tanya sang wanita yang ada dalam dekapan lelakinya
Usapan pelas lelaki itu berikan kepada wanitanya "Bentar lagi. Sabar ya" Ucapnya diakhiri kecupan pelan untuk wanitanya itu
Mendengar perkataan kekasihnya, membuat wanita tersebut merenggut sebal. Jari-jari tangannya sengaja ia gerakan kembali di dada lelaku itu, berusaha menggoda kembali dan ya
"Sayang, peluh keringat kita aja masih kerasa. Berhenti ya? atau kamu mau nambah ronde?"
Berhasil.
~~~
"Bang Kenzo tuh ngajakin kita jalan-jalan sya" Ucap Amel sembari menyeruput milkshake nya
Setelah pulang sekolah, mereka memang tak langsung pulang. Melainkan mampir ke tempag steak yang baru buka. Kata warga internet sih, enak. Makannya mereka penasaran akan rasa steak yang ada disini.
"Tumben?" Tanya Rasyana menaikkan alisnya
"Kaga tau, bingung gue juga" Jawab Amel mengendikkan bahunya
"Lo ada jadwal kosong kapan? Gue di terror mulu soalnya" Lanjut Amel bertanya
Sambil menyuapi potongan daging yang sudah di potong, Rasyana berfikir
"Gue minggu ini udah ada janji sama si Sauqy si. Minggu depan gimana?"
Mendengar jawaban itu, Amel melempar tisu yang ia genggam "Pacaran mulu lo"
"Kaga pacaran gue. Dari tadi gue aja ngga dikabarin" Ucap Rasyana menyelipi curhatan di dalamnya
"Maklum bukan prioritas" Lanjut Rasyana
Memutar bola mata dengan malas, Amel dengan reflek mengancungkan pisau yang di pegang
"Lo kenapa jadi alay gini? Dunia dia juga bukan lo doang. Lo juga masih ditahap dekat dan belum ada status. Jadi ngga berhak juga untuk nuntut sebuah kabar"
Mengangguk-anggukkan kepalanya Rasyana lakukan, pertanda seolah ia mengerti ucapan serius sahabatnya. Lalu ia menampilkan raut sedih "Padahal gue bercanda. Ternyata lo belum ngerti tentang gue sepenuhnya"
"Bercanda, bercanda. Tai lah. Cepett deh lo minta kepastian sama si Sauqy" Ucap Amel melototkan matanya
"Lo tagih aja si Sauqy. Gue sih mau ngikutin alur aja"
Mendengar jawaban itu membuat Amel menggelengkan kepala, pertanda tak percaya akan ucapan sahabatnya
"Gue sih ngga nerima jasa untuk curhat sambil nangis-nangis
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah, apa itu?
Teen FictionBagi sebagian orang, pulang ke sebuah "rumah" adalah tujuan ketika sudah capek dari segala hal. Disambut hangat, adalah sebuah mimpi yang ia inginkan ketika usianya makin beranjak dewasa. Ntah salah apa yang ia perbuat, hingga rasanya ia berfikir ba...