Empat delapan

155 3 0
                                    

Menerima cobaan yang begitu berat, cukup memakan waktu bukan?
-Rasyana-

~~~

Dua bulan lagi ujian terakhir di sekolahnya itu di laksanakan, dan selama itu juga Rasyana berhasil menyembunyikan kehamilannya

Satu minggu yang lalu, ia kembali berusaha untuk menggugurkan kandungannya dengan memakan nanas muda yang cukup banyak.

Tapi beberapa saat kemudian, ia menyesali perbuatannya. Sebab tak sengaja mendengarkan sebuah ceramah yang bisa membuat hatinya bergetar dan mencoba menerima janin yang ada di perutnya

"Sya abang gue ada salah?"

Rasyana yang sedang memasukan buku ke dalam tas pun menoleh

"Ngga ada, gue lagi males aja ketemu orang"

"Kasian abang gue, galau merana dia"

"Iya nanti gue coba ngomong sama abang lo"

"Tapi mel, gue ngga tau kenapa mau ngomong ini-"

"Kenapa ih? Ayok kasih tauu" Ucap Amel dengan gemas ketika Rasyana tak melanjutkan ucapannya itu

"Gue...Gue harap lo ngga akan percaya gitu aja sama berita-berita yang mungkin bakal tersebar tentang gue"

~~~

Setelah di sekolah tadi tiba-tiba membayangkan semangkok ramen yang terlihat menggiurkan, kini Rasyana berada di kedai ramen seorang diri

Porsi makannya terbilang cukup banyak, terhitung sudah mangkok ketiga yang ia sedang habiskan

"Jadi gini rasanya ngidam"-Ucapnya dalam hati yang tiba-tiba saja membuat mood Rasyana berubah seperkian detik menjadi tak berselera

Setelah berusaha menghabiskan ramen itu dengan menahan mood buruknya, Rasyana pun memulai kembali melanjutkan perjalanannya mengelilingi mall.

Matanya menatap sebuah toko dengan barang-barang gemas yang di jual, ia pun tanpa sadar membelokkan langkahnya menuju toko tersebut

"Mau cari peralatan buat bayi cewek atau cowok ka?"

"Ah itu, saya belum tau jenis kelaminnya. Kalo boneka yang sekiranya pantas buat cewek atau cowok, ada ngga mba?"

~~~

"Aku mau minta waktu buat ngobrol sebentar boleh?" Tanya Kenzo pada Rasyana yang baru saja mengantar pesanan di mejanya itu

"Ngga bisa. Abang ngga liat aku lagi kerja?"

"Kalo kamu bersedia, aku bisa ko bilang ke Daffa" Ucap Kenzo masih berusaha

'Ya ngga bisa. Abang kalo mau ngomong sama aku, tunggu aku selesai kerja aja, tapi ya itu juga kalo abang bersedia nunggu"

Dan memang benar, pria itu masih setia menunggu dirinya sampai jam kerjanya benar-benar selesai. Dan tentu, ditemani berbagai menu yang ia pesan secara bergilir

Sebenarnya Rasyana tidak terlalu terkejut ketika nyatanya bang Kenzo bersedia menunggu dirinya sampai jam kerjanya selesai.

"Mau ngobrol disini apa cari tempat lain?" Tanya Kenzo to the point ketkka Rasyana baru saja mendudukan diri di depannya

"Di luar gimana? Gue kebetulan lagi kepengen bakso"

Setelah berkeliling mencari tukang bakso, akhirnya mereka menemukan stand bakso dengan pengunjung yang cukup banyak

"Kayaknya bakal nunggu, nggapapa?" Tanya Kenzo pada Rasyana

"Nggapapa, nunggunya juga ngga bakal lama kayaknya"

Sepuluh menit berlalu, akhirnya mereka mendapatkan tempat duduk. Mereka memesan cukup banyak, sebab menu baksonya pun bervariasi.

Sebenarnya, pesanan itu hampir semua adalah keinginan Rasyana yang ingin mencicipi yang dari gambar saja terlihat menggiurkan.

"Kepengen bakso dari kemarin, jadi ya ini secara ngga langsung jadi ajang balas dendam gue untuk melampiaskan bm kemarin yang ngga kesampaian" Ucap Rasyana ketika mendapatkan tatapan tak percaya dari pria di depannya

Kenzo yang mendengarnya hanya mampu terkekeh, merasa gemas pada Rasyana

"Nggapapa, kalo nanti masih ngerasa kurang, bungkus aja buat dirumah"

Suasanya sekitar cukup ramai, bahkan terbilang ramai. Namun kenapa di meja yang mereka tempati sangat hening sekali? Ah, rupanga mereka terlalu fokus pada pikirannya masing-masing

"Sya" Ucap Kenzo yang memecahkan keheningan itu

"Ya bang?"

"Gue boleh nanya sekarang?"

Rasyana yang mengerti alur pembicaraan ini akan di bawa kemana pun berdehem pelan

"Kalo abis makan gimana bang? Gue perlu ngisi tenaga dulu"

Rumah, apa itu?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang