Tiga sembilan

115 3 0
                                    

"Banyak hal yang harus di korbankan untuk mencapai sebuah kebahagian, bukan?"
-Rasyana-

~~~

"Mah kenapa mobil Clara yang warnanya kuning ngga ada di garasi?" Rasyana yang menuruni tangga hendak menuju dapur pun mendengar teriakan itu

"Mobilnya udah mama jual ra" Jawab sang mamah sembari melakukan kegiatan yaitu membuat adonan kue

Setelah melihat kondisi yang di mana pengeluaran akan lebih tinggi daripada pemasukan, mamahnya itu memang beranisiatif untuk membuka pesanan berbagai macam kue

"Kok dijual sih?" Amuk anak kesayangannya itu

"Buat bantu-bantu. Kondisi papah juga makin parah, kata dokter malah harusnya papah ity dirawat di luar negeri. Lagian kan mobil kamu ada dua. Lihat kakak kamu itu, dia bolak-balik naik ojek aja nggak pernah ada kata ngeluh" Jawab mamahnya tanpa melihat Clara

Rasyana yang sedang meminum pun tahu bahwa ada suorat mata tajam yang mengarah ke arahnya

Sepeninggalan Clara yang berlalu pergi menuju kamarnya, mamahnya pun bertanya kepada Rasyana "kamu bener mau nolongin mamah buat antar pesanannya?"

"Hm"

"Kalau aku ada waktu senggang, aku juga bakal bantu mamah"

"Pesanannya cuma ini doang? Alamatnya udah bener ini kan?"

Gerakan Rasyana yang sedang mengecek pesanan itu terhenti ketika mendengarkan satu kata yang terucap dari mulut mamahnya itu

"Terima kasih"

Tanpa menjawab ucapan itu Rasyana langsung bergegas pergi dengan pesan-pesan yang sudah ia pegang

Mata Rasyana langsung menangkap sebuah mobil yang sudah sangat ia tahu pemiliknya itu baru saja berhenti tepat di depan rumahnya

Melihat Rasyana yang sedikit repot membuat Kenzo yang berada dalam mobil pun turun benisiatif untuk membantu perempuan itu

"Sorry ya bang ngerepotin mulu"

"Asal itu kamu ngga apa-apa repotin aku terus aja"

"Habis ini mau ke mana?" Tanya Kenzo ketika pesanan terakhir sudah diantar

"Ke cafenya Mas Daffa aja bang. Masih ada waktu buat bantu-bantu sebelum Rasya manggung"

"Ngga mau istirahat dulu? Nyari makan atau minum dulu gitu?"

"Makan di cafenya mas Daffa aja deh. Kalau untuk istirahat, gue boleh tidur dulu kan bang? Lumayan perjalanan ke cafe juga ada sejam"

"Ya udah sok di atur dulu itu kursinya biar nyaman tidurnya"

Melihat Rasyana yang sudah mengatur posisi tidur, Kenzo pun membuka jaket yang sedang di kenakannya, dirinya memberikan jaket tersebut kepada Rasyana yang sedang memperlihatkan raut bingung ketika menerima jaket itu

"Buat selimut takut kedinginan atau mau di matiin aja ac mobilnya?"

~~~

Dua orang yang sudah berada di meja nomor dua puluh sedari tadi pun menatap satu sama lain ketika melihat dua orang yang baru saja memasuki cafe

Jadi gara-gara laki-laki itu jadi bikin hubungan sahabatnya dengan kekasihnya renggang - pikir mereka berdua

Rasyana sama sekali tak menyadari bahwa ada sahabat Sauqy di cafe itu. Dengan membawa makanan yang akan ia makan bersama bang Kenzo, Rasyana pun menghampiri pria yang duduk di meja nomor lima

Di tengah perbincangan santai sembari memakan makanannya satu sama lain, pergerakan seseorang yang menarik salah satu kursi yang ada di meja tersebut membuat mereka menolehkan kepalanya

"Weh apa-apaan ini?" Ucap mas Daffa dengan tatapan curiga

Kenzo yang melihat bahwa Dafa yang datang pun melanjutkan makanannya yang tertunda "Kemarin tetangga gue ada yang kepo, terus besoknya kesamber petir"

Rasyana yang mendengar ucapan pedas itu, kakinya langsung menyenggol pelan kaki pria tersebut. Dirinya pun mengalihkan pandangannya menatap mas Dafa "Makan mas" tawarnya sembari tersenyum tipis

Rumah, apa itu?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang