Dua enam

181 7 0
                                    

Mengharapkan apa dari kasih sayang? Benda yang ia sayang saja akan dipecahkan oleh orang yang sempat ia sayang
-Rasyana-

~~~

Plak...

Tamparan yang cukup keras membuat kepala Rasyana tertoleh ke samping

"Berani-beraninya kamu sakitin putri saya!"

Bentakan keras itu membuat seorang wanita menghampiri mereka dengan terburu-buru

"Ada apa ini pah?" Ucap sang ibu negara dengan nada panik

"Kamu tanya saja pada anak itu! Dia apakan anak kita sampai lebam begitu" Mendengar kalimat tegas itu, membuat wanita tersebut menolehkan kepalanya untuk melihat kondisi putrinya.

"Ya tuhan... Kamu kenapa sayang?" Tanyanya hendak memeriksa, namun tepisan yang ia terima

"Aku masih kesel sama mamah, pertama mamah tadi siang sama sekali ngga marahin dia. Yang kedua, gara-gara mamah ninggalin aku gitu aja, aku jadi di siksa sama dia" Terang Clara dengan nada lirih

"Sayang bukan gitu maksud ma-" Ucapnya terpotong karena mendengar nada tegas yang di berikan untuk dirinya

"Kamu gimana si?! Mulai ngerasa kasian sama anak itu hah?"

"Ngga gitu pah, tadi ak-"

"Alah! Kamu liat. Gara-gara kamu putri saya sakit begini"

Merasa jengah dengan perdebatan di depannya ini, membuat Rasyana akhirnya angkat bicara "Hello everybady, kalo misalkan udah ngga ada hal penting, mending pergi. ganggu gue lagi belajar"

"Alah sok-sokan belajar, kamu ngga bakal pernah bisa saingin putri saya"

Tak menghiraukan perkataan itu, Rasyana segera menutup pintu. Namun ketika pintu itu akan tertutup rapat, sebuah dorongan keras membuat pintu tersebut terbuka kembali dan membuat Rasyana terhuyung mundur beberapa langkah.

"Ngapain kamu tutup pintu? Urusan saya sama kamu belum selesai. Sekarang kamu tunjukin isi dari laci itu" Suruhnya masih dengan nada membentak

"Apaan sih ganggu banget privasi gue" Ucap Rasyana dengan berani

"Dengan kamu begitu, saya semakin curiga" Ucap pria tua itu

"Curiga curiga ndasmu" gumam Rasyana

"Udah pah, langsung masuk aja. Bakalan lama kalo debat sama dia dulu" Ucap Clara menggoyangkan pelan lengan papahnya

Mereka bertiga pun akhirnya masuk, tentu dengan paksaan. Ketika melewati Rasyana, Rasyana menangkap tatapan itu. Sebuah tatapan mengejek dari Clara. Melihat hal tersebut, Rasyana hanya mampu memutar bola matanya dengan malas

"Cepat buka!" Suruhan tersebut tak membuat Rasyana beranjak menghampiri mereka

"Cepat buka! Jangan buang-buang waktu saya"

"Ngga mau. Kalian mending pergi dari sini. Daripada waktunya terbuang sia-sia kan?" Ucap Rasyana dengan berani menatap pria tua itu

Melihat Rasyana yang tak mau membuka laci itu, matanya pun menatap sekeliling kamar Rasyana. Setelah menemukan benda yang di cari, ia pun melangkahkan kakinya mendekati barang tersebut.

Mata Rasyana sedikit melotot ketika melihat pria tua tersebut mengelus sayang pada barang yang ia pegang. Rasyana sungguh mengerti akan tindakan itu.

"Harusnya sih kamu sayang sama benda ini. Jadi daripada kamu melihat barang ini pecah berserakan, mending kamu buka laci itu" Ucap pria tua itu dengan menarik sudut bibirnya.

Ah, buah jatuh tak jauh dari pohonnya - author

Rumah, apa itu?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang