Lima Belas

314 10 0
                                        

Masih tentang bahagia yang tak akan pernah terfikirkan.
-Rasyana-

~~~

Jam menunjukkan pukul enam lebih lima belas menit, tapi Rasyana sudah stand by di depan Perumahan Cempaka. Bukan untuk menunggu ojeg online yang ia pesan tetapi menunggu Sauqy yang sedang dalam perjalanan untuk menjemput dirinya.

Semalam pemuada itu memaksa dirinya untuk berangkat bareng sekaligus nyabu, Nyarap bubur.

"Sumpah Sya, gue penasaran banget kenapa lo ngga mau untuk dijemput depan rumah lo? Orang tua lo ngga ngebolehin lo deket sama cowo?" Tanya Sauqy sembari memberikan helm untuk Rasyana

"Harus banget gitu lo nanya sebanyak ini pagi-pagi?"

"Untuk jawaban atas pertanyaan lo yang pertama, ya karena rumah gue deket terus gue bisa sekalian olahraga jalan juga"

"Hmm untuk pertanyaan kedua, orang tua ya? Orang tua gue -" Ucapannya terhenti ketika tanpa sengaja mendengar bunyi yang berasal dari perut Sauqy.

Sauqy yang sadar akan hal itu hanya mampu menggarukkan belakang leharnya, pertanda bahwa dirinya malu.

"Nah kan. Dari pada lo dengerin gue bercerita, mending kita langsung nyabu"

~~~

Di sekolah

Pukul tujuh lewat dua puluh lima, akhirnya mereka sampai di sekolah. Suasana sekolah belum cukup ramai, mereka berdua pun berjalan beriringan sebelum akhirnya berpisah disebuah pertigaan yang ada disekolahnya.

Rasyana berbelok kearah kanan yang dimana gedung untuk jurusan IPA dan Sauqy kearah kiri yang dimana gedung untuk jurusan IPS.

Sebenarnya sepanjang perjalanan menuju kelas, kupingnya beberapa kali mendengar percakapan yang membahas dirinya. Karena meskipun tadi parkiran masih cukup sepi tapi ternyata ada beberapa siswa yang sudah ada disekolahnya.

Hingga akhirnya setelah beberapa menit di kelas hanya bermain dengan ponselnya, kini saatnya ia menjadi terdakwa sebab diintrogasi oleh sahabatnya itu.

"Cepet cerita ke gue! Berita kedekatan lo udah masuk ke base instagram sekolah. Yang paling gue sebel nih ya ada beberapa orang ysng nge-judge lo dan bilang katanya lo iti pelakor. Emang Sauqy udah ada pacar ya? Lo kok mau-mauan begitu si?"

Rasyana pun bercerita tentang bagaimana dirinya bisa mempunyai perasaan untuk Sauqy, bagaimana ia bisa memendam perasaan yang terhitung sudah dua tahun dan bagaimana ia bisa dekat dengan Sauqy.

"Kalo soal gue dicap sebagai pelakor si itu ngga bener ya. Mungkin beberapa orang ngeliat storynya si Sauqy kemarin yang pelukkan sama cewe ditambah lagi ada caption lovenya"

"Loh kapan? Gue kayaknya ngga pernah liat deh" Tanya Amel dengan nada heran

"Beberapa minggu lalu si kalo ngga salah dan kayaknya story itu cuma bentaran doang, soalnya ada setengah jam gue mau liat lagi itu story udah ngga ada"

"Tapi semalem Sauqy udah jelasin, kalo misalkan cewe itu bukan pacarnya dia" Lanjut Rasyana menjelaskan

Amel yang mendengat itu hanya mengangguk-anggukkan kepalanya, pertanda dirinya sudah mengerti.

"Tapi tunggu dulu, lo suruh gih si Sauqy buat klarifikasi. Gue masih ngga terima ya kalo misalkan sahabat gue dihina sama orang-orang yang ngga tau kebenarannya" Nada tak terima mengiringi perkataan itu

"Tapi gue yakin si kalo misalkan tanpa gue suruh pun si Sauqy bakal bikin klarifikasi sendiri"

Mendengar nada pede yang terselip itu membuat Amel menoyor pelan kepala Rasyana "Ye bucin lo".

"Yaudah kalo gitu gue minta trak-" Ucapannya terhenti sebab guru yang mengajar sudah mulai memasuki kelas.

Tetapi, Amel mendekatkan dirinya kepada Rasyana guna menyampaikan omongan yang tertunda tadi.

"Traktir gue soto Mbok Jum"

Rumah, apa itu?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang