Sembilan

315 11 0
                                    

Tak menyukai kesunyian tapi memilih menyendiri dari ramainya kehangatan keluarga
-Rasyana-

~~~

Liburan telah usai, kegiatan Rasyana di liburan kemarin tak jauh dari membereskan rumah, menonton drakor, makan, bekerja, serta main bersama sahabat tentunya.

Sudah dibilang, bahwa ia lebih suka jika keluarganya tak ada di rumah. Sebab ia bebas menyusuri sudut rumah sembari mengenang-ngenang.

Tanpa perlu mendengar ocehan-ocehan tak bertemu, tanpa perlu beritatap dengan mata yang menatapnya dengan malas

Rasyana melangkahkan kakinya menuju dapur untuk membuat segelas susu untuk sarapannya tanpa memperdulikan kondisi rumah yang masih sepi.

"Loh bibi? udah balik? kapan sampe rumah bi?" Tanya Rasyana ketika melihat Bi Marni sedang menyusun makanan di meja makan

Ah rupanya ia tak jadi sarapan hanya dengan segelas susu sepertinya - batin Rasyana

"Iya mbak, maafin bibi ya mbak" Mendengar kata maaf itu, membuat Rasyana menaikkan satu alisnya, pertanda dirinya bingung.

"Maaf kenapa bi? bibi ngga ada salah sama Ana ko"

"Ya itu, kan mba ana jadi mengerjakan pekerjaan rumah diliburan kemarin"

"Loh nggapapa bi, sekalian gerakin badan juga. Toh juga udah hal yang biasa kalo bibi pulang kampung"

Melihat raut bersalah dari Bi Marni, Rasyana pun mulai mengalihkan pembicaraan. Matanya seketika tertuju akan makanan yang ada di meja makan tersebut.

"Tumben bibi masaknya dikit"

"Iya mbak, kebetulan di rumah ini cuma ada mbak saja. Tuan, Nyonya dan Nona sepertinya belum pulang"

Rasyana pun mengangguk-anggukkan kepalanya, pertanda dirinya mengerti.

"Yaudah bi, tapi kayaknya makanan itu masih cukup kalo buat tiga orang. Bibi ikut makan ya, sama sekalian tolong panggilin Pa Asep diluar biar sekalian makan bareng aja"

Ah, rasanya Rasyana hanya perlu bibi di hidupnya. Tak apa jika semua orang meninggalkannya, asal bibi jangan.

Amel juga deh, ntar ngambek anaknya haha

Sauqy juga deh, kan pujangga dihatinya

Ngomong-ngomong soal sauqy, beberapa hari yang lalu ia sempat menstalk akun instagram pria itu. Hatinya tiba-tiba terasa remuk ketika melihat sebuah postingan story berisikan dua insan sedang berpelukan hangat dengan caption "❤"

Tentu dirinya merasa galau, sebab memang baru kali ini pemuda itu mempost perempuan, di tambah dengan caption love lagi.

~~~
Di sekolah
~~~

Senyum ramah Rasyana ukirkan ketika ada beberapa siswa maupun siswi menyapa dirinya selagi Rasyana berjalan menuju kelasnya

"Gila! Clara beruntung banget ya, udah liburan ke korea terus ketemu anggota BTS dan katanya anak-anak yang sekelas sama dia kecipratan oleh-oleh dari Korea" Rasyana yang tanpa sengaja mendengarkan percakapan itu pun tak peduli sama sekali. Namun yang membuat dirinya heran, jika mereka sudah pulang mengapa suasana rumah padi tadi sepi sekali

Ah tapi bukan urusannya juga. Mau mereka sudah pulang pun, Rasyana tetap merasa sendirian di rumah

Suasana ketika dirinya sampai kelas cukup ramai, mengingat sebentar lagi bel masuk berbunyi. Kakinya ia langkahkan menuju meja tempat duduknya

Matanya menyipit ketika melihat Amel sepertinya sedang terburu-buru mengerjakan sesuatu

Baru saja Rasyana hendak bertanya, Amel lebih dulu berbicara padanya "Suttt ngga usah banyak omong dulu. Nih jawaban masih banyak yang belum gue salin"

"Lo sih pake telat segala. Gue jadi liat jawaban ke jay. Untung tu anak mau di pinjem bukunya"

"Loh jadi salah gue gitu?" Ucap Rasyana merasa tak habis pikir pada sahabatnya

~~~

Bel tanda pulang sudah dibunyikan. Rencananya setelah ini ia dan Amel akan pergi ke toko buku untuk mengincar novel keluaran terbaru yang sudah ia tunggu beberapa pekan lalu.

"Sya, sumpah sorry banget. Abang gue rese nih, padahal jadwal dia make motor ini tuh hari minggu. Lagian gue ngga suka banget sama cewe dia yang sekarang, songong banget mukannya"

Rangkulan gemas Rasyana layangkan untuk sobatnya itu "Nih daripada lo ngomel terus dan abang lo makin ngerecokkin lo dengan nelfon ngga berhenti, mending lo cepet pulang. Berisik soalnya nada dering lo"

Amel yang mendengar kalimat terakhir yang diucapkan sobatnya itu langsung melepas rangkulan dengan sedikit kasar "Heh, suara ayang-ayang gue malah lo ledekin, kit ati nih gue"

Fyi, nada dering yang diterapkan Amel itu salah satu lagu dari BTS. Ntahlah Rasyana sendiri tak terlalu paham dengan yang begituan.

"Lagian nih ya gue malah setuju kalo misalkan abang gue itu sama lo. Gue merasakan aura-aura ikatan jodoh yang kuat" Lanjut Amel

"Ngomong lo ngaco. Gue ngobrol sama abang lo aja jarang, gimana mau jadi jodoh? Dah sono pergi deh lo"

"Paypay sahabat sehidup semati ku" Pamit Amel yang memberikan kiss bye berkali-kali

Setelah kepergian Amel, Rasyana mengeluarkan ponselnya guna memesan ojeg online. Matanya menatap malas pada layar yang sedari tadi loading ketika membuka aplikasi tersebut. Ah, rupanya kuotanya abis

Mau tak mau, Rasyana berjalan kaki sebentar untuk singgah di minimarket sebab ingin mengisi e-walletnya. Untung saja minimarket itu memiliki jarak yang dekat dengan sekolahnya

Sambil menikmati semilir angin di sore hari, Rasyana memperhatikan muda-mudi di jalan raya yang saling berbalapan antar satu sama lain. Seperti ingin terburu-buru sampai rumah di kala sudah capek berada

Ngomon-ngomong soal itu, kapan ya dirinya bisa merasakannya?

Rumah, apa itu?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang