Satu langkah lagi, dan ia harap semua akan jauh lebih baik-baik saja
-Rasyana-~~~
Ujian nasional telah selesai di laksanakan. Para warga kelas dua belas pun berdoa semoga hasil yang mereka usahakan memuaskan, hasil yang nantinya akan menjadi penentu hidup mereka selanjutnya
"Abang gue mau ikut nih, nggapapa?" Tanya Amel di tengah-tengah perjalanan mereka menuju gerbang sekolah
"Ih jangan. Lo tau sendiri kan gue mau beli apa
"Ah iya, lupa gue. Sebentar gue kabarin abang gue dulu"
"Wih dapet modal buat jajan nih kita" Ucap Amel sembari memperlihatkan sebuah bukti transfer dengan nominal yang cukup besar
"Tau gitu kan bisa kali gue bilang ada barang yang lo pengen beli, biar bisa di tambah nih transferan"
"Enak aja. Ngga udah bawa-bawa gue deh. Gue bocorin ke abang lo, tau rasa dah"
"Ih gue mah ikhlas lahir batin sumpah kalo lo mau morotin abang gue, asal-"
"Asal apa hah?" Ucap Rasyana dengan tak santai
"Asal lo bagi-bagi ke gue. Kan sama-sama untung kita" Ucap Amel mengedipkan matanya
"Loh-Mel" Ucap Rasyana yang bingung ketika melihat Amel yang membuka pintu belakang lalu memasukinya
"Masuk Sya. Lagi ada yang mau jadi sopir, makannya gue duduk di belakang"
~~~
"Permisi nona-nona, kalian tidak merasakan lapar kah?" Tanya Fajar pada kedua perempuan yang sepertinya masih betah mengelilingi setiap sudut mall
"Aduh Sya, pengawal kita kayaknya laper"
Mendengar nada ejek yang di berikan oleh Amel membuat Fajar menatap perempuan itu dengan raut muka yang merajuk seperti tidak terima atas ucapan yang di ucap oleh pacarnya
Ya, tadi yang menjadi sopir adalah Fajar yang tak lain adalah kekasih Amel.
Sebenarnya sedari mereka berjalan di koridor sekolah menuju parkiran, jantung Amel cukup berdegup cukup kencang. Sebab merasa gugup sekaligus sedikit takut akan respon yang di berikan oleh sahabatnya
Sebuah respon yang akhirnya membuat Amel bernafas lega dan tanpa tau di hati kecil Rasyana berdenyut sakit. Sebab Amel memperkenalkan Fajar sebagai kekasihnya, bukan lagi teman dari pemuda brengsek itu
Namun, berkali-kali ia bilang pada dirinya sendiri. Bahwa rasanya sangat tak pantas jika ingin sedikit protes pada sahabatnya, sebab Rasyana cukup tau diri.
Lagipula jika sahabatnya bahagia, harusnya ia turut bahagia juga kan?
"Iya ayok, kita cari makan dulu. Kasian sayangnya aku ini laper"
Jujur Rasyana rasanya ingin muntah ketika melihat respon lebay dari sahabatnya itu
~~~
Hari ini adalah pengumuman kelulusan. Ada perasaan campur aduk yang di rasakan Rasyana. Bibirnya tersenyum pedih ketika tangannya mulai memakai korset di perutnya. Korset yang di belinya melalui aplikasi online untuk menutupi perutnya yang mulai sedikit menonjol
"Maaf ya nak kalau menyakiti kamu" Ucapnya sembari mengelus sayang perutnya
"Tahan-tahan ya nak. Sebentar lagi"
Fokusnya terahlikan ketika notifikasi chat mulai terdengar. Sebuah pesan dari pria yang sangat berjasa untuknya
Tangannya mengambil tas yang tergantung, berusaha memilah barang mana saja yang akan ia bawa ke sekolah. Setelah di rasa cukup, Rasyana juga tak lupa meminum susu khusus ibu hamil yang sudah ia buat sedari tadi
~~~
"Halo, kakak ipar"
Rasyana yang baru saja duduk di bangku depan pun terkejut ketika mendengar sapaan dari sahabatnya yang duduk di kursi belakang
"Loh, tumben amat lo ikut nebeng"
"Soalnya ayang aku bangunnya kesiangan, kakak ipar"
Rasyana yang mendengar nada ejek dari ucapan yang di lontarkan Amel pun mendengus malas
"Lo kalo sekali lagi kayak gtu, gue lempar nih kotak tisu ke muka lo"
"Lagian, hubungan kalian kapan sih mau di resmiinnya?" Celetukan yang di ucapkan oleh Amel membuat keadaan menjadi hening seketika
Amel yang merasa salah ucap pun memukul pelan bibirnya yang dengan lancang mengucapkan pertanyaan sensitif pada dua manusia di depannya ini
"Oiya bang, nanti kalo ada toko donat yang udah buka mampir yah. Tadi malam ni anak bilang mau makan donat katanya"
Rasyana yang melihat dirinya di tunjuk sontak melototkan matanya, pertanda tak terima dirinya di bawa-bawa untuk mengembalikan suasana agar tak menjadi hening kembali
Meskipun memang benar sih, dirinya semalam tiba-tiba ingin memakan donat
Tapi dari mana sahabatnya itu tau? Sudah berpindah profesi menjadi peramal kan sahabatnya?
Beruntungnya memang setelah perkataan yang Amel ucapkan, keadaan sudah tak menjadi hening lagi. Meski perasaan kedua manusia di depan Amel tak ada yang tau
Seperti yang di perintahkan Amel, Kenzo pun meminggirkan mobilnya ketika melihat toko donat yang sudah buka
"Mau di mob-" Belum sempat Kenzo menyelesaikan ucapannya, Amel sudah berbicara terlebih dahulu
"Ikut ke dalem dong. Kan gue mau pilih-pilih rasa donatnya juga"
"Gue ngga ada mau nanya ke lo ya. Terserah deh lo mau jungkir balik, kayang, salto, atau apapun itu gue ngga peduli"
"Oh teganya abang kuhh" Ucap Amel mendramatisir

KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah, apa itu?
Teen FictionBagi sebagian orang, pulang ke sebuah "rumah" adalah tujuan ketika sudah capek dari segala hal. Disambut hangat, adalah sebuah mimpi yang ia inginkan ketika usianya makin beranjak dewasa. Ntah salah apa yang ia perbuat, hingga rasanya ia berfikir ba...