Pantas tidak jika kita merindukan kasih sayang orang tua?
-Rasyana-~~~
Sikap yang sedari tadi sudah ia jaga, mendadak langsung runtuh hanya karena perutnya berbunyi. Ah, rasanya ia ingin sekali mengutuk perutnya ini
"Untung tadi gue paksa lo untuk pesen makan. Sabar ye bentar lagi makanannya dateng" Ucap gemas pemuda yang mendapatkan julukan Sang Pujangga.
Sehabis ia mengisi kuotanya, Rasyana lansung mengotak-atikkan ponsel untuk memesan ojeg online. Namun, seperti biasa tak ada yang mengambil orderan tersebut. Tepukkan pada pundaknya membuat ia reflek menjatuhkan ponsel yang sedang di genggam.
"Eh- sorry sorry. Gue ngagetin ya?" Tanya yang di ucap oleh pemuda itu membuat Rasyana sempat kaku untuk beberapa detik.
"Halo mba, haloo" Lanjut sang pemuda melambai-lambaikan tangan didepan Rasyana sebab belum ada respon dari perempuan itu.
Begitulah bagaimana Rasyana dapat duduk berduaan dengan sang pujangga dengan di temani beberapa hidangan yang sudah di sajikan.
Rasanya Rasyana ingin sekali menandai tanggal ini. Sudah merasakan rasanya makan bersama. Dan, kalian tau? ia sangat ingin sekali tersenyum sebab lengannya melingkar di pinggang pemuda itu selama perjalanan pulang sehingga menebarkan kehangatan meskipun rintik-rintik hujan mulai turun untuk melepas rindu dengan bumi.
Terimakasih, rintik hujan
Dan
Maaf untuk siapapun yang menjadi pacar atau yang lagi dekat dengan Sauqy. Ia ingin egois untuk kali ini, sebab ingin menikmati momen yang mungkin tak akan pernah terjadi lagi.
~~~
Setelah melewati ribuan bahkan jutaan rintik hujan dengan kecepatan yang lumayan tinggi, mereka pun akhirnya sampai di depan perumahan Cempaka, tempat Rasyana akan turun.
"Gue jadi penasaran deh rasanya nasi goreng yang mau lo beli itu. Kapan-kapan bisa kali ajak gue makan disitu" Karna sungguh Sauqy sangat penasaran akan bau nasi goreng yang tercium sangat harum.
Rasyana berlalu pergi menuju perumahan tempat "rumahnya" berada sesudah memberikan sebuah janji kepada Sauqy tentang makan bersama di stand nasi goreng langganannya.
"Mbak itu di meja depan ada oleh-oleh dari nyonya" Langkah Rasyana yang sudah akan menaiki tangga pun memutar balikkan arahnya, menuju ruang tamu lalu mengambil yang katanya "oleh-oleh" untuk dirinya
"Em...Mereka sudah pulang bi?"
"Sudah mbak. Mbak mau makan apa gimana? Kalo mau, saya angetin dulu makanannya"
"Ngga usah deh bi, masih kenyang. Kayaknya aku mau bikin susu aja. Bisa minta tolong buatin ngga bi?"
"Tentu bisa dong mbak"
"Iyaudah nanti taruh aja di kamar ya bi. Aku mau mandi dulu, gerah banget nih"
"Ah iya lupa, makasih bibi"
~~~
Pagi hari
~~~"Papah... Mamah... Anting yang baru-baru ini papah beliin buat aku ilang" Teriakan Clara dengan tangisan kecil menemani langkah perempuan itu dalam perjalanannya menuju ruang makan.
"Sudah kamu cari dengan benar sayang?" Tanya sang mamah mengelus pelan rambut Clara yang sedang ada di pelukkannya.
"Udah Clara cari dengan bener mah, Clara juga inget ko kalo itu ditaruh di laci lemari" Ucap Clara tersedu-sedu.
"Waktu liburan kemarin kayaknya Clara lupa ngunci pintu lemari, tapi kan Clara udah kunci pintu kamer"
"Apa jangan-jangan bibi ya yang ngambil anting aku?" lanjut Clara menuduh
Bi Marni yang lagi menaruh beberapa lauk makan pun sontak kaget, ingin sekali menyanggah namun tak sempat sebab tuan, nyonya dan nonanya itu sudah lebih dulu pergi menghampiri kamarnya.
"Bibi tenang ya, kalo misalkan bibi ngga ngerasa udah di bikin santai aja. Lagian nih ya, aku yakin kalo misalkan si ratu drama itu lagi bikin drama ba-" Belum sempat Rasyana menyelesaikan ucapannya itu, rasa sakit mulai menjalar dikepalanya karena tarikkan tiba-tiba yang cukup kuat.
"Dasar pencuri, balikin anting gue! Pantes aja lo santai-santai gini" Murka Clara
Rasa sakit akan tarikkan dikepalanya belum kunjung usai, pipinya kembali berdenyut karena tamparan yang begitu kuat "Emang gatau di untung kamu! Kamu harusnya bersyukur kemarin saya masih ingat kamu untuk saya kasih oleh-oleh"
Njir, gue juga ngga ngarepin bakal di kasih - Batin Rasyana
"Rasya ngga ada ambil barang apapun. Jangan nuduh dulu kalo ngga ada bukti"
"Terus maksud lo yang ambil itu anting, setan? Atau maksud lo itu anting bisa jalan sendiri gitu?" Cerca Clara yang masih terus menuduh
"Ya mana gue tau. Gue ngga ada waktu buat urus begituan"
Merasa perdebatan itu tak akan selesai, kepala keluarga pun memberi keputusan
"Kalo kamu ngga merasa ambil anting anak perempuan saya. Saya akan periksa kamar kamu"
"Silahkan. Sangat di persilahkan. Mau di periksa segimanapun kamar saya, ngga bakal ketemu tuh sama anting anak perempuan anda"
![](https://img.wattpad.com/cover/357151919-288-k582840.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah, apa itu?
Teen FictionBagi sebagian orang, pulang ke sebuah "rumah" adalah tujuan ketika sudah capek dari segala hal. Disambut hangat, adalah sebuah mimpi yang ia inginkan ketika usianya makin beranjak dewasa. Ntah salah apa yang ia perbuat, hingga rasanya ia berfikir ba...