Lima dua

87 4 0
                                    

Beberapa riuh yang berbicara di kepala ketika kondisi sedang tak baik-baik saja memang cukup menggiurkan untuk di lakukan. Namun, sebisa mungkin jangan di lakukan ya.
-Rasyana-

~

~~

Sudah dua hari berlalu dan Rasyana tetap berdiam diri di sebuah kamar sepetak yang ia sewa semalam ntah untuk sampai kapan

Pikirannya masih sangat kacau. Namun apa boleh buat, hidup terus berjalan dan Rasyana masih butuh uang untuk terus mencukupi kebutuhannya. Jadi, ia putuskan bahwa nanti malam ia akan pergi bekerja kembali

Sudah dua hari juga Rasyana belum bergerak mencari barang bukti, memang mau mencari bukti yang seperti apa? Dan juga Rasyana kini sudah pasrah pada semua mimpinya yang mungkin akan sirna

"Sya, lo kemana aja?" Ucap mba Anggi ketika Rasyana menyapanya

"Biasa mba, orang sibuk" Jawab Rasyana sembari tersenyum tipis

Mba Anggi hanya mampu memturar bola matanya dengan malas ketika mendengar alasan yang terlalu klise itu

"Eh iya, beberapa hari ke belakang ada yang nyariin lo terus" Ucap mba Anggi

"Cowo baru lo ya?" Lanjutnya dengan mata yang menyipit

Rasyana tentu penasaran dengan itu, siapa memang yang mencarinya?

"Hari ini ada kesini belum?"

"Belum si-"

"Eh tuh dia baru masuk"

Kepalanya langsung menengok ke arah pintu ketika mba Anggi memberitahu bahwa cowo itu datang

"Misi gue mau pesen"

"Eh-iya" Ucap Rasyana yang langsung menyingkir dari meja kasir

~~~

Rasyana menatap bingung pada langit-langit di kamarnya itu. Bertanya-tanya pada dirinya sendiri atas sikap yang di tunjukan oleh pria itu

Apa dia sudah tau? Pertanyaan itu terus terulang di kepalanya

Dengan berani Rasyana akhirnya membuka ponsel yang memang ia matikan sedari dirinya di usir dari rumah

Banyak sekali notifikasi yang Rasyana dapatkan, hingga membuat ponselnya itu nge-lag untuk beberapa saat.

Room chat yang pertama kali Rasyana buka adalah room chatnya dengan Amel. Dirinya tak berniat untuk membalas pesan-pesan itu, sebab memang ada tujuannya membuka room chat Amel menjadi yang pertama, yaitu

Menanyakan sikap bang Kenzo yang berubah

Amel yang memang sedang menonton drakor pun terkejut ketika melihat notifikasi yang ia tunggu dua hari kebelakang. Tanpa menunggu lama, Amel langsung menelpon sahabatnya itu

"Sumpah lo kemana aja?" Cerca Amel memulai percakapan

"Boleh bahas yang gue tanyain dulu ngga?

"Ah, bang Kenzo ya? Em...Itu-"

"Udah tau kan dia?"

Amel yang sebenarnya tak enak untuk menyampaikan, akhirnya berkata "iya" dengan nada yang teramat pelan

"Sumpah, gue pengen banget ngejelasin. cuma sikap bang Kenzo akhir-akhir ini lagi ngga bisa di ganggu"

"Nggapapa. Ngga udah di jelasin lebih detail"

"Kenapa? Abang gue berhak tau kejadian sebenarnya. Biar bisa ban-"

Rasyana langsung memotong pembicaraan ini agar cepat selesai. Sebab pada dasarnya ia memang butuh waktu untuk beristirahat kembali

"Kayaknya udah terlalu malem. Gue tutup ya, mau istirahat"

"Tunggu...Tunggu...Gue pengen ketemu sama lo"

"Dateng aja ke alamat-"

Percakapan pun berakhir dengan Rasyana memberitau alamat tempat yang ia tinggali untuk sekarang.

Istirahat yang tadi ia sampaikan, nyatanya tak di lakukan Rasyana. Sebab bagaimana bisa beristirahat, sedangkan suasana kepala cukup riuh dengan pikiran-pikiran buruk yang sedang ia khawatirkan

Bukan masalah Kenzo saja. Tetapi juga masalah hidupnya, masalah mimpi-mimpi yang sepertinya akan sia-sia

~~~

Demi rasa khawatirnya yang sudah menggebu-gebu terhadap sahabatnya itu, Amel rela bolos sekolah. Setelah turun dari angkutan umum, Amel bergegas masuk ke dalam gang yang cukup kumuh. Bibirnya ia paksakan tersenyum ketika melewati beberapa perkumpulan warga yang melihatnya

Hingga akhirnya ia terhenti di sebuah tembok yang berada di depannya. Kepalanya ia tolehkan ke samping kanan ataupun kiri

Buntu? - Batinnya bertanya

"Neng"

Amel tersentak kaget kala ada seseorang yang sepertinya memang memanggil dirinya. Dirinya membalikan badannya, guna memastikan apakah memang benar memanggilnya

"Nyari siapa?"

Ah, ternyata memang benar

"Em-itu saya nyari temen saya bang yang namanya Rasyana. Baru beberapa hari, temen saya tinggal disini. Abang kenal ngga ya?"

"Oh neng Ana. Itutuh rumahnya yang pintu coklat. Saya sama warga jujur kasian neng ngeliatnya. Neng tenang aja, warga-warga disini baik ko sama neng Ana. Walaupun kami tinggal di tempat yang kumuh, rasa kemanusian kami masih ada"

"Oh iya, itu tolong temennya di hibur juga. Ada pepatah bilang "Teruslah rangkul orang-orang yang sedang bersedih. Karena kita ngga pernah tau kapan mereka akan berbuat hal buruk yang berkeliaran di pikirannya. Hak buruk yang bisa membahayakan nyawanya sendiri""

Rumah, apa itu?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang