Tiga lima

135 3 0
                                    

Tak apa, runtuhan itu tak akan membuat ku jatuh
-Rasyana-

~~~

Tiga hari di Bandung terasa mengasyikan, ia tak perlu mengeluarkan uang sepeserpun sebab bang Kenzo selalu menemaninya kemanapun.

Jadwal pengumuman ujian yang akan dilaksanakan di Sabtu kemarin juga akan diberitahu hari Senin nanti

Beberapa tempat wisata pun sudah mereka kunjungi, ia sungguh sangat heran kepada abang sahabatnya itu karena katanya bang Kenzo ingin menampung dirinya sebab pria tersebut ada keperluan juga di Bandung, namun sampai sekarang pria itu masih setia menemaninya

Setelah mengucapkan kata terima kasih pada tuan rumah serta izin untuk pamit pulang, akhirnya Rasyana dan bang Kenzo memulai perjalanan pulangnya ditemani dengan rintik hujan yang mulai turun

Hubungannya dengan Sauqy pun sedang tidak baik-baik saja sebab entah bagaimana pemuda itu tahu bahwa dirinya sedang pergi ke Bandung bersama pria lain. Ingin menjelaskan tetapi chatnya pun belum dibalas sejak kemarin bahkan hal tersebut mengganggu konsentrasinya ketika ujian kemarin di laksanakan

Rasyana pun sudah mengetahui siapa yang mencuri uangnya, senyum sinis Rasyana perlihatkan ketika bagaimana cerdasnya sang pelaku membuka lacinya dengan duplikat sidik jarinya. Matanya pada saat itu sempat salah fokus pada pergelangan tangan pelaku tersebut

"Apapun yang ada di pikiran lo jangan sampai mempengaruhi cita-cita yang lo lagi perjuangin ya sya" Ucap bang Kenzo sembari memberhentikan mobilnya di depan perumahan perempuan itu

"Thanks ya bang lo selalu ada buat gue selama di Bandung kemarin" Ucap Rasyana dengan tulus sembari menatap mata pria itu

"Anything for you"

~~~

"Lo ada lihat Sauqy nggak?" Tanya Rasyana ke Fajar dan Zidan setelah sampai pada kelas pemuda itu

"Gue kira ngapelin lo ke kelas" Jawab Zidan dengan raut bingung sembari menatap Rasyana dan Fajar bergantian

"Iya soalnya dia juga nggak bilang-bilang sih sama kita" Lanjut Fajar menjawab

Setelah mengucapkan terima kasih ia memulai langkahnya mencari kekasihnya itu dari mulai kantin, koperasi, uks, ruang basket dan semua taman yang ada di sekolahnya itu namun Rasyana belum juga menemukan pemuda itu ada di mana

Perpustakaanlah yang menjadi tempat terakhir yang akan ia kunjungi, dengan masih menenteng totebag yang berisikan oleh-oleh dan sebuah bekal, ia pun melangkahkan kakinya menuju tempat itu

Setelah sudah sampai di perpustakaan matanya meneliti bagian yang masih bisa terlihat. Hingga di suatu meja yang berada di pojokan ia melihat dua insan yang sedang berciuman panas, tentu mereka tak akan tahu keberadaannya sebab dirinya masih terhalang sebuah lemari yang penuh berisikan buku-buku

Membalikan badan lalu berlalu pergi dari tempat itu adalah pilihan Rasyana, ia ingin sekali menangis sebab siapa yang tidak sakit ketika melihat orang yang dicintai sedang bercumby dengan perempuan lain?

~~~

Melihat Sauqy yang sudah berdiri di depan pintu kelasnya padahal bel pulang juga belum berbunyi sama sekali ia pun mulai menampilkan senyum palsunya ketika melihat pemuda itu melontarkan sebuah senyuman

"Mel apa yang lo lakuin kalau misalkan gue disakitin?" Bisik Rasyana kepada Amel yang berada di sampingnya

Mendengar itu pun Amek melototkan matanya "Sauqy nyakitin lo? Jadi ini penyebab lo banyak ngelamun hari ini?"

"Jawab Sya Apa perlu gue tonjok tuh Souqy sekarang?" lanjut Amel yang sudah siap-siap untuk berdiri

Melihat itu pun Rasyana langsung menahan Amel agar tak berbuat macam-macam

"Nanti gue ceritain ke lo kalau misalkan masalahnya udah clear. Ada beberapa hal yang perlu gue cari tahu dulu sih" Ucapnya masih berbisik

"Kalau butuh bantuan langsung hubungin gue. Ngga usah ngerasa ngga enak. Lo itu udah gue anggap sebagai saudara gue sendiri. ngerti ngga lo?"

Mendengar itu Rasyana langsung memeluk sahabatnya. Amel yang terkejut mendapatkan serangan mendadak itu, namun tak urung kemudian Amel juga membalas pelukannya

Rumah, apa itu?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang