Dua tiga

155 7 0
                                    

Bersamamu, memang slalu indah
-Rasyana-

~~~

Handphonenya sedari tadi bergetar tiada henti seolah memberi tau bahwa banyak sekali notifikasi yang harus ia baca. Sembari mengeringkan rambut, Rasyana pun membuka ponselnya.

99+ Notifikasi Instagram
30 Notifikasi Whatsapp

Meski penasaran akan notifikasi Instagram. Namun jarinya tetap mengklik aplikasi berlogo telepon tersebut.

Matanya menatap ponsel yang bergulir, memilih pesan siapa yang akan ia buka terlebih dahulu. Dan yak, ia mengabaikan rentetan pesan spam yang dilakukan oleh sahabatnya dan memilih untuk membuka pesan dari pria yang menemaninya seharian ini.

"Aku baru sampe rumah"
Sauqy mengirim video editan template CapCut
"Lucu ngga?"

Ini yang baru Rasyana tau akhir-akhir ini akan pemuda itu, suka mengedit video atau foto memakai template CapCut. Bahkan Sauqy pernah mengirim beberapa video jedag jedug foto narsisnya.

Awalnya Rasyana terkejut mengetahui hal itu. Namun selagi tak menganggu ternak warga, maka biarkanlah. Lagi pula, dengan begitu Rasyana merasa menjadi lebih dekat dengan Sauqy.

"Lucu!!!"
"Post ngga si? hahaha"

"Simpen buat pribadi aja dulu deh"
"Makin rame ntar base sekolah kalo gue post sekarang"

"Loh emangnya sekarang lagi rame ya?"

"Rame. Ada yang paparaziin kita ternyata"

"Pantes Instagram gue rame notif"

"Hahaha, yang sabar ya soalnya kita beberapa hari kedepan pasti bakal jadi tranding topik"
"Resiko deket sama orang ganteng😎"

Rasyana yang membaca chat terakhir itu terkekeh pelan, tak menampik. Karena memang benar adanya, bahwa Sauqy masuk ke dalam deretan pemuda tampan yang ada di sekolahnya.

~~~

Melihat Rasyana yang sudah duduk manis ditempatnya, membuat Amel segera menghampiri sahabatnya itu. Dengan napas yang sedikit memburu, ia melepas paksa salah satu headset yang ada di telinga sahabatnya. Menggantinya dengan jeweran yang teramat pelan, namun tetap terasa sakit bagi Rasyana.

"Bagus ya lo! Semalem gue spam ngga ada satupun lo bales pesan gue"

Jujur, Rasyana sendiri sedikit kaget dengan tingkah Amel saat ini. Sebab didalam pikirannya, tingkah Amel untuk membahas yang semalam tak sampai segininya.

Tak terima akan rasa sakit yang diterima. Rasyana pun menjambak pelan rambut Amel, tetapi Amel tetap merasakan sakitnya.

"Heh lo ngapain narik rambut gue?" Ucap Amel melototkan matanya tak terima

"Ya lo ngapain anjir, ngejewer telinga gue. Dikira kaga sakit apa?" Ucap Rasyana tak mau kalah

Beberapa menit berlalu namun mereka berdua masih sama-sama berdebat hal yang sebenarnya tak penting. Tak ada yang memisahkan, sebab suasana kelas masih sepi. Hingga akhirnya ada salah satu penghuni kelas yang menjabat sebagai ketua kelas itu datang dan melerai mereka berdua

"Lepas woi! Masih pagi anjir udah berantem aja. Agak siangan kek, biar ada yang nonton gitu. Lepas, lepas, lepas"

Bukannya berhasil melerai, justru jeweran serta jambakan tersebut berpindah kepada ketua kelas itu.

Sial. Rupanya sepasang sahabat ini malah menyerang dirinya.

"Aduh... Aduh... Kenapa malah gue yang kena woi" Ucapnya berusaha melepaskan diri

"Lagian siapa suruh lo ikut campur. Kita kan lagi latihan drama malah lo ganggu" Ucap Rasyana dan Amel kompak

Setelah mengucapkan itu, mata mereka melirik sinis. Seolah dengan tatapan tersebut mereka berkata "Ngapain lo ngikutin gue"

Rumah, apa itu?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang