Sikap terlalu membingungkan itu yang membuat rasa ragu itu ada
-Rasyana-~~~
Sudah menuju pukul satu pagi namun Rasyana tetap terjaga. Terlalu banyak hal yang harus dipikirkan, salah satunya perkataan Sauqy di cafe tadi dan setelahnya perlakuan pemuda itu yang berubah menjadi manis, lalu tatapan Bang Kenzo yang berapa kali menatapnya lama di atas panggung ketika bang kenzo membawakan lagu Dia Milikku.
Memang sedari dulu ia mempersilahkan pengunjung untuk bernyanyi di ujung yang seharusnya ia membawakan lagu terakhir.
Ia beranjak dari kasurnya lalu menggeret kursi dan membawanya ke depan lemari. Menaikinya lalu tangannya meraba bagian atas lemari guna mencari sesuatu.
Dirasa sudah menemukan ia kemudian melangkahkan kakinya menuju balkon pintu, balkon memang sudah tak ditutup dengan palang-palang kayu sebab beberapa hari setelahnya iya diam-diam memanggil tukang untuk melepas itu semua.
Rasyana pun duduk di lantai karena memang kursi tak tersedia di balkon nya. Bersandar pada tiang pagar yang ada, ia pun mulai membuka kotak tersebut, kotak yang berisi segala kenangan indah sebelum luka itu menghampiri.
Tangannya mengambil sebuah pigura foto berukuran sedang, foto yang di dalamnya berisikan dua orang dewasa dan dua anak kecil dengan senyum bahagia terpatri di wajah mereka.
Ia sama sekali tak mengeluarkan air mata, hanya sedikit mengenang bagaimana bahagianya ia pada saat itu. Menaruh kembali figura tersebut lalu tangannya mengambil album foto.
Lembar demi lembar sudah ia lihat sampai pada akhirnya berhenti di satu foto dua anak kecil perempuan yang sedang saling merangkul mesra satu sama lain dan tak lupa senyum bahagia yang terpancar.
Hanya kekehan sinis yang ia berikan untuk foto tersebut.
Menutup nya dengan paksa sampai satu amplop yang berisikan surat menarik perhatiannya.
Ia pun mulai mengambil surat itu lalu membukanya, matanya bergerak membaca setiap rentetan kalimat yang ia tebak bahwa itu ditulis oleh ibunya.
Tak ada rasa senang ketika membaca itu, membaca kalimat-kalimat manis yang bermaksud untuk mengenalkan "sang penghuni baru" kepada Rasyana kecil. Mungkin Rasyana kecil akan bahagia ketika membaca ini. Setelah dirasa cukup puas untuk mengenangnya, ia pun menutup kembali kotak itu lalu membawanya lagi untuk dia taruh di atas lemari.
Mari kita sudahi acara mengenang ini.
~~~
"Lo emang yakin berani naik wahana yang gue pilih sampai akhir nanti" Tanya Rasyana kepada Sauqy
Sauqy yang mendengar nada ejekan dari perkataan Rasyana pun terkekeh pelan, satu tangannya ia gunakan untuk merangkul Rasyana lalu mengacak rambut perempuan itu.
"Berani taruhan kalau gue bisa naik wahana yang lo suruh sampai akhir tanpa ada drama mual atau sebagainya gue bakal dapet tiga permintaan yang bakal lo kabulin" Ujar Sauqy menawarkan sebuah kesepakatan
Rasyana pun langsung menoleh kan kepalanya ke samping terlihat dan setuju akan kesepakatan tersebut.
"Tiga kebanyakan, gue tawar deh kalau satu aja gimana?"
"Dua gimana? Satu kedekatan lagian kalau gue kalah lo yang akan dapat dua permintaan itu"
Setelah mencoba hampir semua wahana, kini mereka berada di suatu wahana terakhir yang ada di list Rasyana.
Wahana Turangga-Rangga
"Kalau malu mending gak usah deh" Ucap Rasyana ketika melihat mata Sauqy yang selalu menatap sekitar, seolah menangkap gelagat Sauqy yang tak mau menaiki wahana ini
"Dih sorry aja ya, dalam kamus Sayqy ngga ada tuh kata untuk mundur jadi mari kita menaiki wahana terakhir ini"
"Dan untuk kesepakatan itu akan gue ambil kapan-kapan. Yang mau gue sampein ke lo, lo harus mempersiapkan diri dari sekarang atas permintaan gue nanti" lanjut Sauqy
~~~
Ini beberapa keseruan dua insan yang ada di dufan
Anggep aja itu outfit di masing-masing fotonya sama ya, hahaha
Susahnya mencari foto yang sesuai - curhat
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah, apa itu?
أدب المراهقينBagi sebagian orang, pulang ke sebuah "rumah" adalah tujuan ketika sudah capek dari segala hal. Disambut hangat, adalah sebuah mimpi yang ia inginkan ketika usianya makin beranjak dewasa. Ntah salah apa yang ia perbuat, hingga rasanya ia berfikir ba...