Lima lima

98 3 1
                                    

Sebuah kesialan yang di lihat dari sudut pandang manapun memang bukan salah dirinya
-Rasyana-

~~~

Hari ini Rasyana mulai bersekolah kembali, semangat pada dirinya pun mulai terkumpul. Kemarin setelah berbincang dengan Amel, Rasyana langsung pulang guna berbenah. Sebab dirinya ingin pindah ke tempat tinggal yang baru.

Jika kalian bertanya mengapa Rasyana memutuskan untuk pindah dari tempat yang kemarin ia tinggali, kemarin Amel memaksa dirinya untuk menerima bantuannya itu.

Nanti pun setelah pulang sekolah, Rasyana juga ingin mampir terlebih dahulu ke rumah orang tuanya guna membawa barang-barang yang masih tersimpan rapih di kamarnya untuk di tata kembali ke tempat yang akan ia tinggali sekarang

Sebuah kost-an yang tak jauh dari sekolahnya

Rasyana sedikit gugup selama memulai perjalanannya menuju sekolah, meskipun sudah tau bahwa warga sekolah pun sudah mengetahui "kebenaran" berita yang kemarin tersebar

"Hai cantik"

Rasyana yang sedang berjalan menolehkan kepalanya, menatap malas pada pemuda yang menyapanya

"Wih sombong ya sekarang" Ucap pemuda itu kembali sebab tak mendapatkan respon dari perempuan di sapanya

"Harusnya lo berterimakasih sama gue. Karena sebelum nyebar foto dan video itu udah gue edit dulu"

"Em-gimana ya kalo semua warga sekolah tau bahwa berita yang tersebar tentang lo itu bener. Bakalan heboh lagi ngga ya?"

Kaki Rasyana yang sedari tadi berjalan pun terhenti ketika mendengar omong kosong yang di ucap pemuda itu

Pemuda yang tak lain adalah pemuda yang membuat dirinya seperti ini

Ya benar kalian semua, Sauqy lah pemuda itu

"Eh btw lo udah gugurin bayi itu? Bayi yang bakal menghambat semua impian lo"

~~~

Kini Amel dan Rasyana sedang dalam perjalanan pulang menuju rumah orang tua Rasyana menggunakan mobil yang sengaja Amel bawa untuk hari itu

Niat awal Rasyana sebenarnya ingin pergi sendiri, namun seperti biasa Amel tak akan membiarkan itu terjadi

"Tapi rumah lo aman kan?"

"Aman. Tadi bibi udah ngabarin gue, tenang aja"

"Eh-btw lo mah ketemu abang gue kapan?"

"Kenapa harus gue? Kenapa ngga abang lo aja yang nemuin gue dulu? Ngga mungkin kan kalo abang lo ngga tau tempat tinggal yang mau gue tempatin nanti?"

"Tuh bang, dengerin. Masa harus cewe yang nyamperin dulu"

Rasyana yang mendengar itu menatap Amel dengan bingung, sahabatnya itu bicara sama siapa? Apa jangan-jangan abang sahabatnya itu ada di sini?

Amem pun terkekeh kecil melihat kebingungan sahabatnya. Dengan perlahan Amel mulai mengambil ponsel yang ada di sakunya yang ternyata sudah terhubung panggilan dengan abangnya itu

"Hai Sya. Sampai jumpa nanti malam. Eh btw gue boleh ikut bantu-bantu nata barang di kost lo kan?"

~~~

Rasyana baru saja merebahkan dirinya setelah membersihkan dirinya dari peluh keringat karena menata barang-barangnya tadi. Meskipun memang sudah di bantu oleh Amel dan bang Kenzo, namun rasa capek tak bisa di hindari juga

Maklum, ibu hamil.

Hubungannya dengan Kenzo pun sudah membaik, sepertinya. Sebab dari Rasyana sendiri pun masih terasa gugup sebab masih membohongi pria itu. Meskipun Amel tetap mendukungnya dan tak mengatakan tidak apa-apa, jauh dari lubuk hati Rasyana masih merasa bersalah pada semuanya

Pikiran itu, tanpa sadar membuat Rasyana sedikit meremas perutnya

Berusaha menerima keadaan seperti ini jujur sama sekali ngga mudah untuk di lakukan. Namun, apa boleh buat? Takdirnya sudah seperti ini.

Takdir yang mengatakan bahwa, ia dan bayinya memang tak salah.

Pemuda itu yang salah. Iya, Sauqy yang salah.

Rumah, apa itu?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang