Lima delapan

117 4 0
                                    

Bahagia memang harus slalu di usahakan, ntah itu dari diri sendiri atau orang terkasih
-Rasyana-

~~~

Setelah pengumuman kelulusan di umumkan, pihak sekolah memberi tahu bahwa siswa siswi kelas dua belas tidak di wajibkan untuk berangkat sekolah.

Hanya hari-hari tertentu saja yang membuat warga kelas dua belas berangkat sekolah, seperti ketika jadwalnya mengurus berkas-berkas yang perlu di tanda tangani dan di teliti ulang

Hal itu pula yang menjadikan Rasyana masih berleha-leha di kasurnya. Meski nanti jam sembilan ia ada janji bersama Kenzo untuk menjelajahi beberapa tempat yang sedang ingin ia kunjungi

Sebenarnya, hari ini ia merenakan sesuatu dengan sahabatnya. Sebuah rencana yang Rasyana yakini akan membuat pria itu terkejut

Ah, mengingat rencana itu membuat Rasyana akhirnya bangun dari kasur untuk segera bergegas membersihkan dirinya.

~~~

"Wah kira-kira ini patungnya kalo malem bakal hidup ngga ya?" Ucap Rasyana ketika melihat patung-patung yang ada di ruangan itu

Ada yang bisa menebak mereka pergi kemana?

Benar sekali, mereka pergi ke museum. Museum date, katanya.

"Serem ah, jangan bahas kayak gitu"

Rasyana menatap pria itu dengan tatapan mengejek "Yah, masa gitu doang takut"

"Bukan gitu. Ya coba kamu bayangin, nih misalkan kamu lagi tatap-tatapan sama ini patung" Ucap Kenzo sembari memposisikan Rasyana agar berdiri di depan patung

"Coba tatap patungnya. Jangan malah liat kegantengan aku"

Rasyana yang memang sedari tadi memperhatikan gerak-gerik Kenzo pun memutar bola matanya dengan malas. Lalu segera menuruti perintah dari pria itu

Bertatapan dengan patung

"Nah, terus pas tatap-tatapan sama ni patung tiba-tiba patungnya "waaarrrgghh" gimana? Kaget ngga kamu?" Tanya Kenzo yang mempraktikan "Waaarrrgghh" dengan ekspresi yang menakut-nakuti hingga membuat beberapa orang di sekitar mereka melihat pria itu dengan tatapan bingung

"Abang maluu ih" Cicit Rasyana menggerakan matanya ke samping kananya. Mencoba memberitahu bahwa banyak pasang mata yang melihat mereka

Kenzo yang sadar akan keadaan sekitar pun, langsung menarik pergelangan tangan Rasyana

~~~

"Bener udah ngga ada lagi tempat yang pengen kamu kunjungi?" Tanya Kenzo yang lagi-lagi memastikan

"Iya bener. Kenapa sih bang? Masih kangen lo sama gue?"

"Ye nih bocah lama-lama makin percaya diri aja ya" Jawab Kenzo sembari menyentil pelan kening Rasyana

"Eh-tapi bang"

"Kenapa? Ayo sebut aja"

"Lo belum ada kasih gue makan loh. Laper nih gue" Ucap Rasyana memukul pelan lengan pria itu lalu mengelus perutnya berusaha memberi tahu bahwa cacing-cacing di perutnya sedang butuh asupan makan

"Loh iyaya, kita belum makan. Mau makan apa? Bakso? Mie ayam? Ramen? Atau nasi-nasian?"

Rasyana yang di berikan beberapa pilihan, mengetukkan jarinya di pipi sembari memperlihatkan raut berfikirnya

"Aku...Aku mau masakan abang aja deh"

"Jadi...Ayo kita kerumah abang?" lanjutnya menarik lengan Kenzo

"Ini perlu beli bahan-bahan dulu ngga si?" Ucap Kenzo menolehkan kepalanya guna menatap Rasyana yang sedang memakan permen kapas

Tadi ketika mereka sedang dalam perjalanan, mata Rasyana menangkap penjual permen kapas yang terasa menggiurkan. Sebenarnya sih malu untuk mengatakan pada Kenzo untuk menghentikan laju mobilnya sebentar saja

Namun, Kenzo adalah Kenzo. Si lelaki paling peka ketika itu menyangkut orang tersayangnya. Dan, jadilan permen kapas itu di tangannya

"Em...Bahan-bahan di rumah abang emang abis total?"

"Ngga sih. Tadi pagi aku bantu ibu masak sih masih ada"

"Yaudah pake apa yang ada di rumah abang aja. Atau nanti abang gausah masak dah, kita makan makanan yang ibu masak aja"

"Tapi aku juga lagi pengen liat abang masak lagi" Ucap Rasyana dengan raut bingung

"Nggapapa, nanti kita mukbang ya. Porsi makan kamu kan makin banyak, aku suka liatnya"

"Abang, tiba-tiba aku juga pingin mam mochi" Ucap Rasyana menolehkan pandangannya pada Kenzo yang sedang memegang kemudi

"Boleh. Coba tolong kamu search di google, toko yang jual mochi terdekat ada di mana?"

Rasyana langsung melaksanakan perintah itu, matanya ia fokuskan pada layar ponsel. Beberapa detik kemudian, hanya hembusan kecewa yang terdengar di pendengaran Kenzo

"Kenapa?" Tanya Kenzo mengelus rambut Rasyana

"Ngga ada, bang. Yaudahlah ngga usah"

"Bener ngga ada? Coba cari baik-baik dulu"

Kembali mengikuti perintah yang di ucapkan oleh pria di sampingnya, Rasyana kembali menatap layar ponsel

"Ihhh ada banggg" Seru Rasyana semangat

"Yah tapi udah kelewat. Cuma itu lagi yang terdekat" Lagi dan lagi yang terdengar hanya helaan kecewa yang Rasyana hembuskan

"Kayaknya di depan ada belokan, kita kesana aja ya"

"Anak kecil kalo ngga di turutin nanti tantrum, soalnya"

~~~

"Loh kok sepi sih?" Gumam Kenzo ketika melihat garasi rumahnya yang kosong

"Kenapa bang?" Tanya Rasyana ketika mendengar Kenzo menggumamkan sesuatu

"Ini, tadi ibu bilang mau ketemu kamu. Mau ngasih oleh-oleh katanya. Tapi kayaknya sekarang lagi pergi deh"

"Ayo masuk" Lanjut Kenzo

"Mau duduk disini atau di-"

"Aku duduk di dapur aja" Ucap Rasyana memberi keputusan

"Iyaudah aku mandi dulu ya. Di kulkas ada eskrim, kalo mau ambil aja. Apapun itu makanan yang kamu pengen makan, ambil aja"

Setelah memastikan Kenzo benar-benar memasuki kamarnya, Rasyana membelokan langkahnya menuju sebuah pintu yang tertutup

Di ketuknya pintu itu sebanyak tiga kali, lalu berkata

"Ayo kita dekor ruang kelurganya"

Rumah, apa itu?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang