KENAL 11

19 1 0
                                    

Terima kasih saya ucapkan kepada yang sudah memberikan vote dan komen.

Happy reading

Setiba di rumah sakit, Alvina segera berlari ke ruangan di mana Kenji dirawat yang sudah diberitahu oleh sopirnya.

Ketika di depan ruangan, Alvina melihat Gavin yang duduk di kursi dengan menutup wajah menggunakan kedua tangannya.

Alvina segera menggerakkan kedua tangannya. "Bang gimana keadaan Kenji?" tanya Alvina dengan mata berkaca-kaca.

Gavin bangkit dari duduknya dan melihat istri Kenji di depannya. Ia memasang wajah memerah. "Gara-gara lo Kenji harus berjuang antara hidup dan mati di dalam!" bentak Gavin menunjuk-nunjuk Alvina.

Alvina mengerutkan dahinya. Kenapa Gavin mengarahkan dirinya.

"Kalau enggak Kenji pulang ke rumah, mungkin ini gak akan terjadi! Biara lo tau aja!" marah Gavin dengan pembuluh darah di leher.

Alvina semakin tidak mengerti maksud Gavin yang menuduhnya demikian. "Maksud Abang apa?" tanya Alvina menyipitkan matanya.

"Apa gue gak salah dengar? Lo masih tanya maksudnya apa sama gue?!" tanya Gavin dengan tangan mengepal.

Alvina menaikkan sebelah alisnya. Tidak lama kemudian, Aldi dan Aldin datang dengan tangan yang diborgol oleh polisi.

Alvina semakin mengerutkan dahinya mendengar ucapan Aldi.

"Maaf Alvina. Gue terlalu emosi," sesal Aldi menundukkan kepalanya merasa bersalah.

"Ini maksudnya apa sih?" tanya Alvina mengernyitkan dahi.

"Kenji sakit kanker stadium akhir gara-gara Aldi datang dan mukul Kenji sampai Kenji masuk rumah sakit," jelas Aldin yang matanya berkaca-kaca.

Alvina membekukan tubuhnya sewaktu dokter datang dan mengatakan Kenji sudah tiada.

"Maaf kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Pasien sudah meninggal dunia," ucap dokter yang entah kapan datangnya.

Alvina menangis tersedu-sedu sambil berlari masuk ke ruangan yang di mana Kenji sudah ditutupi kain putih dengan tubuh terbujur kaku.

"Kenji!"

Alvina terbangun dari mimpi buruknya dengan keadaan keringat yang membasahi dahinya begitu pintu kamarnya diketuk.

Alvina bernafas lega karena itu semua hanya mimpi. Ia segera membuka pintu dan melihat Gavin dengan wajah memerah.

Gavin langsung menarik tangan Alvina ketika Alvina keluar. Gavin membawanya ke ruang tamu yang sedang kacau.

Alvina melihat kepala Kenji yang berlumuran darah dengan suaminya tidak sadarkan diri dan dibawah kaki Aldi.

Ia berlari ke Kenji dengan air mata yang mengalir deras. Alvina mendorong Aldi dan membawa kepala sang suami dipangkuannya.

"Mas, bangun!" teriak Alvina mengguncang tubuh sang suami yang tidak sadarkan diri.

"Percuma lo menangisi yang udah gak ada. Dia udah gak ada," lirih Aldin yang tidak tahan melihat sahabatnya yang harus kehilangan seseorang yang sudah menikahinya dengan air mata yang tidak bisa dibendung.

Alvina menggeleng-gelengkan kepalanya tidak menyangka ternyata Kenji sudah tidak ada. "Enggak mas. Bangun mas!" tangis Alvina semakin deras melihat wajah pucat Kenji dengan senyuman manisnya di bibirnya.

PANGERAN SURGA (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang