ALVINA 16

10 1 0
                                    

Terima kasih saya ucapkan kepada yang sudah mampir dan memberikan vote serta komennya.

Happy reading

Alvina memiringkan kepalanya menatap pria tua itu. 'mau apa lagi pria tua ini? Semoga aja dia gak nyakitin anakku,' batin Alvina dengan harap penuh.

"Enak ya, udah hidup tenang. Kalau butuh duit, bisa minta aja," ucap pria itu mengejek Alvina selama tinggal bersama Kenji.

Pria itu menyikat baju Alvina secara paksa. Hingga memperlihatkan parut Alvina yang mulai membuncit itu. Lalu pria itu mengelus perut Alvina. "Gimana ya, kalau Kenji tau anaknya meninggal?" tanya pria tua itu yang terus mengelus perut Alvina yang sedikit menekan perutnya.

Alvina menangkis yang pria itu yang semakin menekan perutnya. Pria tua itu terkekeh ketika tanganya ditangkis Alvina. Lalu ia melipat kedua tangannya di depan dada.

"Pasti nyesel. Dan tentunya dia
Mengarahi istrinya yang gak becus jaga anaknya," kata pria itu memanasi Alvina agar meragukan cinta Kenji terhadapnya dengan tersenyum miring.

"Tapi kalau dipikir-pikir lebih baik anak ini lenyap aja kali," lanjut pria itu sambil merogoh kantong jaket yang ia kenakan.

Setelah itu pria itu mengepalkan kedua tangan di samping tubuhnya dan bersiap memukul perut Alvina.

Di saat tangan pria itu mau memukul perutnya, Alvina bergeser sedikit. Tapi pria tua itu menahan tangannya supaya tidak bergerak sedikitpun.

Alvina menggelengkan kepalanya kuat-kuat di saat pria gila itu ingin memukul tepat pada perutnya.

BUGH

BUGH

Sebanyak dua kali pria gila itu memukul perut Alvina sampai Alvina memuntahkan darah dalam keadaan tersungkur ke lantai.

Lagi-lagi Alvina menggelengkan kepalanya kuat-kuat dengan air mata membasahi pipinya dan wajah memohon pada pria itu agar tidak melakukan sesuatu pada janinnya di saat pria itu mengeluarkan sebuah pisau dapur dari saku jaketnya.

'ya Allah, please, ku mohon, jangan!' batin Alvina dengan penuh harap.

Bukan sampai di situ saja. Pria tua itu menusuk-nusuk perut Alvina tepat pada bagian di mana janinnya berada sebanyak dua kali sampai pakaian yang dikenakan Alvina berganti warna menjadi merah darah.

SRET

SRET

Namun Allah tidak mengijinkan Kenji dan Alvina memiliki anak untuk saat ini. Pria itu telah membunuh anak yang dinanti-nantinya serta sang suami.

Darah merembes keluar dari bagian bawah Alvina bertanda janin yang ada di dalam kandungan telah pergi.

Alvina tidak bisa berbuat apa-apa lagi di saat pria gila plus tua itu membunuh anaknya dengan keji. Ditambah lagi ia tidak bisa merasakan sesuatu pada tubuhnya. Yang ia rasakan hanya rasa sakit pada tubuhnya terutama pada perutnya.

Alvina hanya bisa harap Kenji mau memaafkan dirinya karena tidak bisa menjaga buah hati mereka dan bisa menyelamatkannya saat ia diambang Kematian. Ia jadi berfikir, lebih baik tadi pagi dia mendengarkan pesan suaminya untuk tidak pergi tanpa ijin sang suami.

Prak

Prak

Pria itu benar-benar sudah gila. Pria itu juga menampar kedua pipi Alvina sebanyak dua kali sampai sudut bibirnya sobek.

"Biar lebih mati, kita bunuh aja!" ucap pria itu setelah menyelesaikan tugasnya membunuh janin yang ada di kandungan Alvina.

"Enak?" tanya pria tua itu melihat wajah pucat Alvina sambil tangan memegangi perutnya bekas tusukan pisau.

PANGERAN SURGA (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang