DESIRE 10

38.8K 1.5K 25
                                    

Hallo!

Jangan lupa vote dan komentarnya ya

Selamat membaca!

__________________________________

"Bagaimana kabar Monica dan Anya, paman?" tanya Kaia.

"Mereka berdua baik-baik saja meski setiap malam berteriak karena mendapati berbagai macam hewan yang mengganggu mereka," jawab Joe di seberang telepon.

Kaia pun terkekeh mendengar jawaban dari Joe. Kaia memang meminta Joe untuk menggantikan tugas terornya kepada Monica dan Anya,memang kekanakan cara Kaia mempermainkan mereka, namun untuk bertindak lebih jauh lagi, Kaia belum memikirkan cara yang tepat.

"Ku pikir sebaiknya kita mengganti cara paman," usul Kaia.

"Cara seperti apa yang Nona inginkan?" 

Kaia mengetuk-ngetuk jarinya di atas meja,"Menakuti mereka dengan berpura-pura menjadi hantu, mungkin?" 

Terdengar gelak tawa dari seberang,"Nona yakin mereka takut? Saya rasa ide Nona semakin aneh," 

"Lakukan saja paman, jangan lupa kirim video ketika paman melancarkan aksi,"

"Tentu, Nona. Apapun akan saya lakukan."

Kaia pun mematikan sambungan teleponnya. Rencananya untuk menebar teror kepada ibu dan adik tirinya itu akan terus ia lakukan, kalau bisa sampai keduanya gila. Terlepas ia belum melakukan hal-hal ekstrim untuk memberikan Monica da Anya pelajaran, namun wajah ketakutan mereka akan hal-hal kecil menjadi suatu hiburan yang menyenangkan bagi Kaia.

"Kau bertelponan dengan siapa sampai senyum-senyum begitu? Apakah Tuan Noah?" tanya Bianca yang baru saja masuk.

"Bukan dengan siapa-siapa, apalagi Noah," balas Kaia, sepertinya Bianca mulai suka menganggunya dengan membawa-bawa nama Noah.

"Ya sudah, sebaiknya kau cepat bersiap-siap, jam kerja sebentar lagi di mulai." 

Kaia mengangguk paham, Bianca pun keluar dan membiarkan Kaia untuk bersiap-siap.

Sedangkan disisi lain, terliht pria gagah tengah bergelut dengan pekerjaannya. Noah duduk sembari memangku laptop, menanggalkan jasnya yang sudah tergeletak di atas sofa, pun kemeja yang ia kenakan lengannya ia gulung hingga siku, kacamata bening bertengger di hidungnya yang mancung sungguh amat rupawan untuk dipandang.

Terdengar suara ketukan dari pintu,"Masuk!" sahut Noah tanpa mengalihkan pandangannya.

"Permisi, Tuan."

"Hmm, ada apa?" Noah bertanya, masih dalam posisi fokus pada layar laptopnya.

"Saya sudah mendapatkan informasi yang Anda minta." Lalu Jack menyodorkan tabletnya kepada Noah.

Noah pun menerimanya, lantas memusatkan pandangannya dan membaca setiap informasi yang tertera di layar. "Sungguh malang, ternyata dia seorang putri yang teraniaya," celetuk Noah ketika selesai membaca informasi tentang Kaia.

Pikirnya, informasi yang di dapatkannya sedikit berbeda dengan fakta yang ia lihat. Jika Kaia adalah seorang putri yang menyedihkan karena disiksa oleh ibu dan saudari tirinya, lantas mengapa wajah Kaia tidak seperti wanita lemah yang mudah sekali dianiaya.

Memang ketika pertama kali ia bertemu dan meniduri Kaia, terihat jelas wajah menyedihkan Kaia dengan tubuh kurusnya. Mengingat bagaimana wanita itu meraung minta di lepaskan, membuat Noah melihat ketidakberdayaan dimata Kaia saat itu.

Namun beberapa waktu berlalu, Noah seperti mendapatkan sosok baru seorang Kaia, wanita itu hari demi hari terlihat berbeda, pun tidak ada lagi wajah menyedihkan yang ditampilkannya. Malah Kaia semakin menjadi wanita binal dimatanya, tidak ada lagi tubuh kurusnya, kini badannya lebih berisi dengan bagian-bagian tertentu menonjol sempurna.

DESIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang