DESIRE 14

31.6K 1.3K 2
                                    

Selamat membaca!

__________________________

Bagi Kaia, kehidupan kedua yang tengah ia jalani merupakan jalan dimana Tuhan memintanya untuk hidup lebih lama lagi. Meski Kaia tidak pernah mengharapkan jika ia akan melihat dunia yang sama setelah nyawanya melayang di kehidupan sebelumnya.

Rasanya konyol ketika di kehidupan sebelumnya ia begitu mengutuk hidupnya yang harus berakhir di dunia malam namun yang terjadi Tuhan justru menempatkannya di tempat yang paling ia benci di muka bumi ini. Entah apa rencana Tuhan dibalik itu semua, namun pasti Kaia mengharapkan ada hal indah yang dijanjikan Tuhan kepadanya setelah semua ini berakhir.

Kaia memandangi pahatan sempurna maha karya Tuhan dihadapannya. Hidung mancung, bibir ranum yang sedikit terbuka serta alis tebal milik pria itu begitu sempurna bahkan ketika kedua mata indahnya tertutup rapat.

Kaia bangun dari tidurnya ketika ia merasakan sinar matahari mulai mengintip melalui celah tirai. Sebelum ia beranjak untuk keluar, ia justru terpaku dengan Noah yang masih terlelap di sebelahnya.

Benaknya bertanya-tanya, sejak pertemuan pertama mereka hingga Noah kemudian lebih sering muncul di hari-harinya membuat Kaia berpikir orang seperti apakah Noah ini. Desas-desus yang ia dengar di club mengatakan bahwa ia adalah pria kaya raya, selain itu Noah merupakan orang berpengaruh di kota ini, mungkin Kaia tak akan heran karena pria itu kaya makanya wajar saja ia memiliki pengaruh di kota Vandela.

Namun yang membuat Kaia penasaran adalah sifat pria itu. Dihitung sejak awal pertemua hingga sekarang, Kaia melihat bagaimana sifat pria itu sering berubah-ubah seperti bunglon. Kadang kasar, angkuh, sombong tutur katanya sampai memperlakukannya lembut seperti semalam. Jadi, yang mana satu sifat aslinya. 

Lama Kaia memandangi wajah Noah, rautnya seketika berubah ketika tiba-tiba kedua mata pria itu terbuka dan balik menatapnya.

"Sudahi menatap ku, kembalilah ke kamar mu."

Kaia sedikit menjauh, kemudian berdeham sejenak sebelum bersuara. "Aku memang akan kembali ke kamar ku. Dan-- siapa juga yang menatap mu," 

Kaia menyingkap selimutnya kemudian pergi meninggalkan Noah sembari mulutnya berkomat kamit karena gelagapan Noah menyadari bahwa Kaia menatapnya terus menerus.

"Hey kau kenapa?" tanya Bianca begitu berpapasan dengan Kaia yang terlihat berjalan sembari bibirnya berkomat kamit seperti mbah dukun.

"Tidak apa-apa," balas Kaia yang baru menyadari kehadiran Bianca karena sepanjang ia berjalan Kaia tak memperhatikan sekitarnya.

"Kau habis tidur dengan tuan Noah ya." Alis Bianca naik turun menggoda Kaia.

"Hanya pria itu yang harus ku layani untuk satu bulan kedepan," 

"Beruntung sekali kau ini. Sudah dapat berondong tampan dan sekarang tuan Noah pun jatuh ke dalam pelukan mu. Pantas saja Fiona semakin keluar tanduk dan selalu ingin menyeruduk mu," 

"Ya... begitulah keuntungannya menjadi primadona di tempat ini." Kaia sedikit menyombong.

Bianca terkekeh dan membenarkan ucapan Kaia,"Aku selalu penasaran bagaimana tuan Noah ketika di ranjang, apakah sehebat itu? Coba kau cerita-ceritalah sedikit kepada ku! Apa dia menusuk mu hingga kedua kaki mu bergetar hebat?" 

Kaia mengusap tengkuknya karena mendengarkan ucapan Bianca. Wanita dihadapannya ini tidak tahu bahwa ia dan Noah tidak pernah melakukan hubungan intim. Kejadian waktu ia pingsan dalam keadaan Noah yang baru saja memasukinya tidak Kaia hitung karena permainan itu tidak dilanjutkan dan berakhir Kaia menghajar Noah saat itu.

"Astaga, astaga... lihat! Wajah mu memerah, apa kau sedang mengingat-ingat adegan panas mu bersama tuan Noah heh?" Senggol Bianca yang membuat Kaia berdecak.

DESIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang