DESIRE 45

14.8K 918 265
                                    

Selamat malam 🌃

Sebelum membaca vote dan komen dulu yuk 🥰

Happy reading!

______________________________

Hari yang dinanti telah tiba meski sebelumnya ada hal-hal tidak menyenangkan menimpa Kaia. Seperti dua hari sebelum persidangan dimulai ia mendapati serangan dari orang suruhan ibu tirinya, beruntung kala itu Jack menemaninya keluar sehingga Kaia berhasil pulang dalam keadaan baik-baik saja namun ia tidak tahu apa yang menimpa pria yang telah menyerangnya karena Jack membawanya entah kemana atas perintah Noah yang pada saat itu murka karena mengetahui penyerang tersebut.

Noah hadir bersamanya di persidangan termasuk tiga pengacara yang Noah datangkan dan satu pengacara yang Kaia miliki sebelumnya. Pada dasarnya tidak ada ketentuan yang mengatur jumlah advokat untuk mendampingi klien dalam suatu perkara, itu semua tergantung kesepakatan antara dua klien.

Paman Joe, bibi Anne dan Bianca juga hadir di sana. Jadi Kaia benar-benar tidak merasa sendiri di persidangan. Di kursi sebelah sudah ada Monica dan Anya, sebelumnya mereka menolak panggilan persidangan tersebut dengan alasan bahwa Monica maupun Anya belum siap karena masih terguncang masalah perusahaan. Namun entah bagaimana Noah berhasil menyeret keduanya untuk hadir pada hari ini.

Setelah para hakim hadir dan siap memulai persidangan, mereka pun duduk dan menyimak jalannya persidangan yang mungkin akan memakan waktu yang banyak, yang bahkan bisa berakhir dalam satu bulan untuk menerima putusan hakim atas tuntutannya.

Pada hari pertama persidangan, hakim mengusahakan perdamaian kedua belah pihak. Apabila perdamaian dapat dicapai, maka hakim akan menjatuhkan putusan perdamaian.

..........................

"Bagaimana perasaanmu hari ini setelah mengikuti persidangan di hari pertama?" tanya Noah. Mereka baru saja keluar dari ruang persidangan dan kini berjalan berdampingan menuju mobil dengan tangan yang bertautan.

"Yaa...Aku cukup senang karena aku bisa melihat wajah Monica dan Anya yang berusaha membela diri," jawab Kaia dengan senyum puas.

"Aku pastikan mereka tidak akan bisa kabur dari hukuman yang akan menanti mereka. Aku sudah menempatkan orang-orang ku untuk mengawasi mereka berdua,"

"Terima kasih,"

"Anything for you," balas Noah seraya mengecup punggung tangan Kaia.

Kaia sungguh berterima kasih kepada pria yang berada di sisinya saat ini. Entah kebaikan apa yang pernah ia lakukan di masa lalu sehingga Tuhan membawanya ke tempat ini dan mempertemukannya dengan Noah, sosok yang tidak pernah Kaia bayangkan akan hadir di kehidupannya.

Kaia dulu terlalu merasa hina akan dirinya, merasa sangat ternodai sebagai seorang manusia karena apa yang ia perbuat. Sampai Kaia tidak berani mengharapkan kehidupan yang normal, yaitu kehidupan yang di mana ia bisa menikah dengan seorang pria yang mampu mencintainya tiada tara tanpa melihat masa lalunya, dan memiliki anak-anak yang lucu di rumah mereka yang sederhana.

Kaia tidak berani membayangkan hal itu tapi bukan berarti ia tidak pernah memikirkannya atau menginginkannya. Ia ingin, namun ia tak bisa. Hidupnya dulu terlalu berat seperti dikekang oleh kegelapan yang tak berujung. Namun sekarang, di kehidupan kedua yang ia jalani, ia seolah diberi kesempatan untuk itu. Namun entah kenapa benaknya bertanya-tanya apakah ia pantas mendapatkan ini? Tidak–lebih tepatnya apakah Noah pantas mendapatkan wanita sepertinya? Wanita yang jauh dari kata sempurna, wanita yang penuh kekurangan sepertinya, wanita kotor sepertinya, apakah Noah pantas?

Apakah Noah masih menginginkannya bila pria itu tahu masa lalunya? Masa lalunya yang begitu gelap dan penuh akan dosa sampai Kaia pun masih bisa merasakannya hingga saat ini, Kaia bahkan merasa bahwa kegelapan itu seolah mengikutinya hingga ke kehidupan ini. Jika bukan karena harapan yang ia lihat saat pertama kali melihat Noah, Kaia mungkin akan tenggelam lebih dalam dan lebih parah dari yang sebelumnya.

DESIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang