DESIRE 56

13.7K 907 308
                                    

Malam say

Jangan lupa vote dan komen ya 😚

Happy reading 🖤

______________________

Regan kembali dalam keadaan emosi memuncak, seluruh isi kamarnya berhamburan dan hancur akibat kemarahannya yang meledak-ledak. Sakit hati yang ditanggungnya kali ini benar-benar terasa menghancurkannya dalam sekali genggam. Ia berteriak, memaki, dan melempari barang-barangnya. Penghuni rumah yang mendengar keributan itu pun tidak ada yang berani mendekat, mereka terdiam dengan perasaan khawatir sambil menatap lantai atas di mana kamar Regan berada.

James, ayah Regan pun hanya bisa duduk di atas sofa ruang tamu. Duduk dengan memasang telinga di mana putranya terus mengumpati seseorang yang ia kenali, Noah Maximillian Stone. Entah ada masalah apa putranya itu dengan putra semata wayang Robert, yang membuat James risau saat ini adalah bukan karena Regan yang sedang mengamuk tapi apa yang telah Regan perbuat sampai berurusan dengan pria seperti Noah.

"Bangsat! Aku akan menghancurkanmu, bajingan Stone!"

Umpatan itu berkali-kali terdengar, membuat ibu Regan menatap suaminya yang terdiam. Perasaan khawatir akan kondisi putranya saat ini membuat ia merasa tak tenang.

"Bukankah sebaiknya kau menemuinya dan bicara baik-baik untuk menenangkan Regan?"

James menggeleng pelan begitu mendengar suara istrinya,"Biarkan saja. Justru jika aku naik menemuinya, anak itu akan semakin marah dan tak terkendali. Biarkan saja Regan menyelesaikan masalahnya sendiri, jika tidak bisa ditangani, dia akan datang sendiri kepadaku untuk meminta bantuan," jawab James. Ia pun memutuskan untuk kembali ke kamarnya, membiarkan istrinya berdiri di sana sambil memandangi lantai atas.

Sementara sang putra dengan dada naik turun duduk di pinggir ranjang dengan dua tangan meremat surainya. Pikirannya berkelana memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi di rumah Kaia, pikirannya dihantui oleh adegan-adegan memuakkan antara Noah dan Kaia, sementara dia di sini nyaris gila karena memikirkannya.

"Kaia, kau membuatku marah, kau membuatku harus melakukan hal ini," lirih Regan. Bola matanya memanas kala memikirkan bahwa Kaia tak lagi bersamanya."Kau mengabaikan ancaman ku, kau meremehkan ku." Regan kemudian terkekeh pelan, padahal tidak ada hal lucu yang perlu ditertawakan.

Pria muda itu pun melirik ke arah ponselnya yang sempat ia banting, benda pipih itu tergeletak tepat di bawah kakinya. Ia pun meraihnya, menyalakannya, lalu mencari file yang telah ia curi diam-diam dari laptop ayahnya itu. Begitu menemukan file yang akan menjadi senjata terakhirnya, Regan pun mengirimnya kepada seseorang yang akan memberikan Noah pelajaran yang setimpal.

.....................................

"Kau tau dimana putraku?" tanya Robert. Pria paruh baya itu sedang menikmati teh nya, duduk di sofa ruang tamu sambil sebelah tangannya menggulir file-file yang akan memberikannya pundi-pundi kekayaan.

"Saya sudah menghubungi orang mansion, dia mengatakan bahwa tuan Noah pagi-pagi sudah keluar, kemungkinan pergi ke kantor untuk bekerja setelah rehat selama sebulan," jelas si bawahan memberikan keterangan.

Ah, rupanya putranya sudah sembuh dari putus cintanya. Robert tersenyum senang mendengarnya, akhirnya Noah kembali menjadi dirinya sendiri seperti dahulu lagi. Jujur Robert muak melihat Noah yang selalu murung, mengurung diri dan semakin dingin belakangan ini, itu semua terjadi karena ulah pelacur yang menghancurkan hati putra kebanggaanya itu.

Robert kesal mendapati Noah seperti mayat hidup, tidak ada gairah atau semangat yang terlihat dari sorot legam putranya ketika terakhir kali mereka bertemu. Sebegitu besar dampak Kaia di hidup Noah, Robert mengakuinya. Putranya sampai sakit, bahkan sering muntah-muntah seperti wanita hamil yang mengalami morning sickness, tidak nafsu makan, dan tidak nafsu melakukan apapun, kerjaannya hanya diam, merenung seperti orang gila.

DESIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang