Selamat membaca!
__________________________
Noah bangun lebih awal daripada Kaia yang masih terlelap. Ia memutuskan untuk membersihkan diri terlebih dahulu, ketika air dingin itu membasahi seluruh tubuhnya, Noah sedikit meringis lantaran perih di bagian punggungnya.
Setelah menghabiskan waktu beberapa menit di kamar mandi, Noah keluar dengan handuk yang melilit di pinggangnya serta rambut hitamnya yang basah. Bertepatan dengan sosok Kaia yang telah bangun dan menatap tajam ke arahnya.
"Apa?" tanya Noah dengan satu alis dinaikan.
"Kau seperti hewan yang sedang dalam masa kawin semalam," tukas Kaia.
Noah menyungging senyum tipis mendengar ucapan Kaia. Lantas memperhatikan wanita itu yang tengah meringis ketika hendak beranjak dari ranjang. Sementara Kaia mati-matian menahan rasa perih dibagian sensitifnya, belum lagi tulang-tulangnya terasa rontok akibat ulah Noah semalam. Pria itu benar-benar tidak menahan diri lagi semalam, bahkan ketika Kaia memohon untuk memberi jeda, pria itu seakan tuli dan terus mendorong miliknya hingga Kaia berkali-kali mendapatkan pelepasannya.
"Mau ku bantu?" tanya Noah.
"Tidak perlu," tolak Kaia sembari berjalan tertatih dan sedikit mengangkang ke kamar mandi.
Noah memperhatikannya sampai Kaia menutup pintu kamar mandi tersebut. Pria itu terkekeh melihat cara berjalan Kaia, menurutnya itu terlihat lucu. Ah, lain kali ia harus lebih beringas dari semalam agar bisa melihat Kaia berjala seperti kera lagi.
Setelah keduanya keluar dari kamar hotel, Jack sudah menunggu di parkiran. Pria itu segera membukakan pintu untuk Noah dan Kaia. Mobil hitam itu kemudian melesat ke suatu tempat sesuai dengan ucapan Noah semalam yang ingin membawa Kaia ke suatu tempat.
Butuh sekitar dua puluh menit perjalan ketika mobil yang di kendarai Jack tiba di sebuah pulau. Noah keluar terlebih dahulu, diikuti Kaia yang menyusul.
"Kuharap kau tidak memiliki riwayat mabuk laut," seloroh Noah.
"Tentu saja tidak,"
"Baguslah."
Kaia menoleh lalu sedikit mendongak untuk menatap Noah yang terlihat tampan dengan kemeja putih serta celana pendek berwarna coklat, tak lupa kaca mata hitam itu bertengger sempurna di hidung mancung milik Noah.
Noah akan mengajak Kaia menaiki sebuah yacht, namun mereka perlu berjalan melalui jembatan kayu panjang menuju tempat tersebut. Pemandangan lautan indah dengan pasir putih seolah tak berarti ketika Kaia di sepanjang perjalanan sibuk menggerutu dan meringis karena sakit di selangkangannya.
Noah menyadari hal itu pun menghentikan langkahnya, membuat Kaia menatap pria itu dengan kening bekerut. Dan tanpa Kaia duga Noah langsung menggendongnya ala bridal style, spontan Kaia mengalungkan kedua lengannya pada leher Noah.
"Kenapa kau tiba-tiba menggendongku tanpa persetujuan? Cepat turunkan aku!" ucap Kaia sedikit berontak dalam gendongan Noah.
"Diam, nanti kau bisa jatuh." Noah menunduk menatap Kaia yang kini tengah cemberut,"Jalanmu lambat seperti siput, bisa-bisa kita sampai malam hari di sana."
"Ini kan gara-gara kau yang tidak bisa pelan semalam," sahut Kaia tak terima.
"Kau sendiri yang menyuruhku untuk tidak menahan diri,"
"Kalau ku tahu kau akan meniduriku dengan kesetanan seperti semalam, mungkin aku akan menarik ucapanku."
Sementara Kaia sibuk berceloteh, tanpa sadar kini mereka sudah sampai di depan yacht yang akan mereka gunakan. Noah menuruni Kaia dengan pelan kemudian terlebih dahulu naik ke atas yacht lalu membantu wanita itu ikut naik bersamanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
DESIRE
RomanceMature Content ❗❗❗ Lima tahun seorang Kaia habiskan hidupnya sebagai pekerja malam di Las Vegas. Bukan tanpa alasan, ayahnya sendiri menjualnya kepada seorang mucikari ternama di Vegas. Sialnya, ia harus meregang nyawa di tempat yang penuh maksi...