DESIRE 41

14.8K 1K 319
                                    

Hallo selamat malam!

Seperti biasa sebelum membaca sempatkan vote dan komen dulu ya 😋

Selamat membaca! 😊

____________________________________

Noah bangun lebih awal daripada Kaia, pria itu baru saja selesai dengan ritual mandinya. Nampak Noah berjalan menuju lemari dengan handuk melilit di pinggangnya, rambutnya yang masih basah membuat tetesan air itu mengalir ke bahu hingga punggungnya. Merasakan pergerakan dari belakang, Noah menoleh sekilas lalu kembali melakukan kegiatannya mengambil pakaian dari lemari.

"Kau mau kemana? tanya Kaia, tangannya menggosok-gosok kedua matanya agar penglihatannya lebih jelas. "Kembali ke tempat tidur, kau belum sembuh." Kaia berujuar dengan serak, suaranya khas orang bangun tidur.

"Aku baik-baik saja. Sebaiknya kau segera membersihkan diri, hari ini aku akan mengajakmu ke kantor," balas Noah.

Selesai memasang pakaiannya Noah berjalan menghampiri Kaia yang masih duduk di atas ranjang. Tangan Kaia terulur menempelkannya ke dahi Noah untuk memeriksa suhu tubuh pria itu. Sudah tidak hangat lagi batin Kaia, namun tetap saja pria itu perlu beristirahat sebelum benar-benar bisa beraktivitas kembali.

"Tunda saja dulu. Kau harus beristira-" ucapan Kaia berhenti akibat Noah yang menempelkan bibirnya ke bibir Kaia, pria itu mengecup singkat lalu menarik dirinya.

"Jangan cerewet, ini masih pagi," kata Noah. Pria itu kemudian menambahkan,"Aku tunggu di meja makan."

Setelah itu Noah benar-benar keluar dari kamar, memberikan waktu untuk Kaia mempersiapkan dirinya. Kaia menghembuskan nafas melihat sifat Noah yang benar-benar keras kepala, Kaia kemudian menyibak selimutnya dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Butuh waktu sekitar dua puluh menit untuk Kaia mempersiapkan dirinya, itu pun juga buru-buru. Di meja makan Noah sudah duduk dengan secangkir kopi dan juga koran di tangannya.

Kaia mendudukan dirinya di samping Noah lalu pelayan datang untuk menghidangkan sepotong sandwich untuknya dan juga segelas teh hangat.

"Ngomong-ngomong untuk apa kau mengajakku ke kantor?" tanya Kaia penasaran.

"Untuk dipajang," gurau Noah.

Kaia mengernyit aneh menatap Noah,"Om-om sepertimu memang tidak pandai membuat lelucon. Garing."

Noah mengabaikan ucapan Kaia barusan, ia memilih duduk dengan tenang kembali sembari menunggu Kaia menyelesaikan sarapannya. Tiga hari bersama Kaia membuat Noah ingin mengurung wanita itu di mansionnya. Sepertinya Kaia lebih cocok tinggal bersamanya daripada wanita itu tinggal di apartemen sempitnya.

Ngomong-ngomong kondisi apartemen Kaia sudah dipastikan aman dan bisa ditempati kembali. Noah sudah menaruh beberapa orangnya untuk menjaga wilayah apartemen terutama di bagian lantai tempat kamar Kaia berada. Kaia bisa kembali menggunakan apartemennya namun Noah memilih tak menyinggung tentang apartemen tersebut karena sang pemilik pun tak menanyakannya.

...................................

Noah dan Kaia pun tiba di perusahaan, keduanya berjalan memasuki bangunan tinggi itu diikuti Jack dari belakang. Banyak pasang mata mengarah terutama kepada wanita asing yang dibawa oleh bos mereka, sepertinya mereka sudah tidak tahan untuk berbisik-bisik mengenai perempuan yang kini tengah digandeng oleh Noah. Meski begitu, mereka tetap menunduk hormat ketika sang pemimpin perusahaan berjalan melewati mereka. Jika sampai Noah melihat para karyawannya bergosip dan secara terang-terangan berbisik di depannya maka tidak ada lagi kesempatan bagi mereka untuk bekerja lagi keesokan harinya.

DESIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang