DESIRE 15

56.2K 2K 21
                                    

Selamat membaca!

____________________

Setelah mendorong Kaia masuk kedalam kamar 07 milik Noah, pria itu kini menatap Kaia dengan tatapan berang sementara Kaia mengelus pergelengan tangannya yang terasa perih.

Masih tak ada yang berusaha untuk mengeluarkan suara, keduanya terdiam dengan tatapan tertuju satu sama lain. Sebelum Noah bergerak maju mengambil alih kembali pergelangan tangan Kaia dan melihat kulit putih itu memerah.

Noah membuang nafas kasar, mengelus pelan noda merah itu sementara Kaia diam saja melihat sikap Noah kepadanya.

"Apa yang kau lakukan disana? Bukankah aku menyuruhmu untuk tidak berdekatan dengan pria lain selama kau terikat kontrak dengan ku?" tanya Noah, nadanya jelas terlihat kesal.

Kaia menaikan tatapannya, wajahnya memerah kesal lantaran perilaku Noah yang sebelumnya kasar tiba-tiba lembut lalu sekarang bertanya dengan nada kesal kepadanya. "Tentu saja aku disana sedang bekerja, menurut mu apa? Lagipula kita sudah tidak terikat kontrak lagi karena masanya telah berakhir." 

Kaia jelas tahu bahwa kontraknya selama sebulan bersama Noah telah berakhir jadi tidak ada larangan baginya untuk melayani pelanggan yang lain. Lalu kenapa pria ini terlihat kesal kepadanya.

"Apa wanita tua itu tidak memberitahu mu bahwa kontrak mu diperpanjang untuk dua bulan kedepan?" tanya Noah.

Kening Kaia mengerut begitu mendengar ucapan Noah, ia tidak tahu sama sekali jika kontraknya bersama dengan Noah diperpanjang. Sial! apakah Madam Bellucci lupa memberitahunya, lalu bagaimana bisa wanita itu tidak bertanya lebih dulu kepadanya apakah ia pun ingin melanjutkan kontrak dengan Noah atau tidak.

Kaia menggeleng pelan untuk memberikan jawabannya.

Noah menarik Kaia untuk duduk di sisi ranjang bersamanya,"Dengar, karena kau sudah tahu sekarang maka kau tidak boleh berada di lantai itu lagi. Seandainya aku tidak datang pada malam-malam tertentu kau juga tidak boleh bekerja," ucap Noah.

"Kenapa? Kenapa ucapan mu terkesan membatasi pekerjaan ku,"

"Itu sudah menjadi aturannya dari ku. Aku membayar lebih untuk hal ini jika kau ingin tahu."

Kaia memegang pelipisnya. Rasanya Noah menekan peregerakannya dengan aturannya sendiri, pria itu menjadi terkesan protektif terhadapnya padahal mereka hanya sebatas klien dan pekerja.

Namun jika ia menolak berarti ia telah memberikan pelayanan yang buruk bagi kliennya terlebih Noah sudah membayar lebih untuknya, itu berarti Kaia dapat mengumpulkan uang yang banyak untuk segera membebaskan dirinya dari Devils' Queen .

Noah menyudahi gerakannya pada lengan Kaia, pria itu beralih menanggalkan atasannya yang membuat Kaia melotot. Noah melempar kemejanya asal lalu naik ke atas ranjang dan merebahkan tubuhnya sembari menopang kepala dengan kedua tangannya.

"Sekarang menarilah!" ucapnya santai.

Kaia menoleh dengan dahi mengernyit, setelah sekian lama tidak menari sekarang pria itu tiba-tiba saja memintanya menari kembali?

"Kenapa diam? Kau tau aku tidak suka berbicara yang sama dua kali."

"Ya sabar dulu! Dasar tukang suruh."

Noah menatap tidak terima atas ucapan yang baru saja dilontarkan Kaia kepadanya. Hak nya untuk menyuruh wanita itu melakukan apapun karena Kaia bekerja untuknya, untuk melayani dan menuruti segala ucapannya. Tetapi kenapa wanita satu dihadapannya ini sering kali marah dan menggerutu ketika ia suruh.

Jika wanita lain akan menurut seperti anak kucing kepadanya ketika ia perintahi, berbeda dengan Kaia yang harus menggarong terlebih dahulu sebelum melakukan perintahnya. 

DESIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang