DESIRE 52

14.3K 1.2K 257
                                    

Malam semuanya 👋

Jangan lupa vote dan komen ya

Happy reading 🖤

_____________________________________

Begitu pesawat pribadinya mendarat dan Jack memberitahunya bahwa Kaia telah meninggalkan rumah sakit, Noah tak membuang waktu lagi untuk melesatkan mobilnya menuju rumah wanita yang dengan beraninya meninggalkan mansionnya tanpa izin darinya.

Noah tahu bahwa Kaia meninggalkan mansion karena marah kepadanya tapi apakah ucapannya kurang jelas ketika ia mengatakan bahwa Kaia tidak boleh pergi meninggalkannya? Apa Kaia tidak mendengarkannya dengan baik saat itu?

Noah mencengkram setir mobilnya kuat karena amarah yang sedang menguasainya saat ini, marah dengan sikap Kaia yang mengabaikan ucapannya, terlebih ia marah kepada dirinya sendiri karena menyadari bahwa Kaia tidak akan pergi jika bukan karena perbuatannya.

Saat mobil hitam itu tiba di gerbang rumah Kaia, penjaga justru tidak mengizinkan Noah masuk dengan tetap menutup rapat pintu gerbang tersebut.

"Cepat buka gerbangnya! Aku sedang tidak berselera meladenimu saat ini," ucap pria itu setelah menurunkan kaca mobilnya.

"Maaf, tuan. Anda tidak diperbolehkan masuk ke dalam," ucap si penjaga dengan sopan.

Noah berdecak lantaran situasi ini membuang-buang waktunya, terlebih suasana hatinya sedang buruk saat ini. Tanpa berpikir panjang, Noah menabrakkan mobilnya ke arah gerbang putih tersebut, memaksa gerbang itu terbuka oleh tindakan gilanya yang terus menabrakkan mobilnya ke arah gerbang.

"Apa yang Anda lakukan?" Teriak si penjaga. Matanya melotot melihat aksi gila pria di depannya yang masih berusaha mendobrak gerbang dengan mobilnya. Kendati depan mobil itu sudah mengalami kerusakan namun Noah tetap melakukannya.

Noah kemudian memundurkan kendaraannya, mengambil ancang-ancang untuk menabrak gerbang itu lebih kuat karena gerbang itu pun sudah mulai goyah, Noah sepertinya sudah tidak memikirkan bahaya yang mungkin saja menimpanya apalagi mobil yang sama sekali tidak berharga di matanya.

Noah lalu menekan pedal gas kendaraannya dan dalam sekali hantam gerbang itu roboh bersamaan dengan kepala Noah yang membentur setir mobil dan tanpa sengaja benda tajam yang ia letakan di dashboard mobil menggores keningnya hingga menimbulkan luka berdarah.

"Sial," umpatnya. Noah memegangi keningnya yang berdarah, pria itu berdecak lalu tangannya membuka pintu mobil yang mulai mengeluarkan asap.

Noah menatap mobilnya yang nampak mengenaskan, tak terkecuali dirinya saat ini. Paman Joe yang berdiri tak jauh dari tempat Noah menggelengkan kepalanya melihat aksi gila pria itu. Beberapa saat yang lalu ia keluar karena mendengar keributan di luar rumah, bahkan para pekerja ikut melihat aksi Noah barusan.

Paman Joe pun datang menghampiri Noah, bertepatan dengan Noah yang langsung berbalik begitu mendengar suara langkah kaki di belakangnya. Paman Joe menatap pria tampan di depannya ini, bahkan di saat berantakan sekalipun Noah tetap terlihat rupawan dengan darah yang perlahan mengalir menodai wajah paripurnanya.

Noah menyugar rambutnya yang menjuntai ke depan, kemudian ia melirik ke arah pria paruh baya itu. "Jika kau datang untuk menghalangiku bertemu dengan Kaia, maka ku sarankan kau berbalik sekarang juga," ucap Noah dingin.

Pria paruh baya itu tersenyum tipis,"Tidak, tuan. Saya disini bukan untuk menghalangi Anda, justru saya ingin menyampaikan bahwa nona Kaia sudah menunggu Anda di dalam," balas paman Joe.

Noah mengeluarkan smirknya. Ia pun segera melangkahkan kakinya untuk menemui Kaia di dalam. Oh betapa rindunya ia dengan kekasihnya itu, Noah ingin cepat-cepat membawanya pulang dan mengurung wanita itu di kastil megahnya agar tidak bisa kabur lagi darinya.

DESIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang