Selamat membaca
___________________
Kaia bersandar pada kursinya sembari menikmati panas matahari yang menerpa kulitnya. Aroma dari laut dan kicauan burung mengantarkan suasana indah yang berdampak menyenangkan hatinya.
Kaia menikmati waktunya sementara Noah sedang disibukan oleh proyek barunya. Pria itu mengatakan jika Kaia bebas melakukan apapun selama tidak merepotkan pria itu, Kaia tak masalah yang penting ia bisa menghabiskan banyak waktunya saat ini.
Ketika Kaia memejamkan matanya, ia merasakan seseorang sedang menghalau sinar matahari yang menyinarinya sebelumnya. Kaia melepas kacamata hitamnya lalu bertepatan dengan Noah yang kini menatapnya.
"Urusanmu sudah selesai?" Kaia sekedar bertanya.
Noah mengangguk mengiyakan, lalu dia mengambil nafas sejenak sebelum bersuara,"Ikut bersamaku makan siang,"
"Tentu," balas Kaia.
Keduanya pun pergi ke salah satu restaurant yang jaraknya cukup dekat dari hotel milik Noah. Sesampainya di lokasi, mereka duduk berhadapan setelah pelayan restaurant menarik kursi untuk mereka.
Setelah Noah dan Kaia memilih menu, sang pelayan pergi meninggalkan mereka berdua. Lalu Kaia melirik sekitarnya dan menemukan tak ada orang lain di ruangan ini selain mereka berdua. Kaia mengira jika Noah mungkin lebih nyaman memilih ruangan yang bersifat private di bandingkan harus berbaur dengan pelanggan lain di luar sana.
"Apa kau tidak merasa aneh karena mengajak seorang pelacur sepertiku duduk berdua makan siang denganmu?"
Noah yang sebelumnya sibuk dengan ponselnya kini melirik kearah Kaia,"Tidak," balas Noah singkat.
Noah pun memilih menyudahi memainkan ponselnya dan meletakannya kembali ke dalam saku celananya. "Lalu bagaimana menurutmu? Apakah itu suatu hal yang aneh?" Noah balik bertanya.
"Menurutku sih iya. Para pria biasanya akan menghabiskan waktunya di club bersama para pelacurnya, bermesraan di lantai dansa atau di sofa lalu berakhir di atas ranjang dan meninggalkan si pelacur sendirian." Kaia memberi jeda sejenak,"Untuk ukuran pria terpandang dan terhormat sepertimu kurasa mengajakku makan siang adalah hal tercela,"
"Aku tidak peduli statusmu,"
"Tentu kau peduli. Maka dari itu kau membawaku kemari karena aku ini mainanmu, pelacurmu yang bertugas untuk memenuhi hasratmu. Lagipula kau sendiri yang mengatakan bahwa kau tidak mau rugi karena sudah membayar mahal jika kau meninggalkanku di club begitu saja,"
Noah memilih menyudahi percakapa mereka, meski Noah tahu bahwa Kaia membutuhkan suaranya. Menurut Noah sendiri ucapan Kaia tak penting untuk ia tanggapi kembali dan kebetulan selang beberapa menit pesanan mereka datang, lalu setelahnya hanya diisi dengan dentingan sendok dan garpu yang menemani makan siang mereka.
........................................................
Malam harinya Noah kembali mengajaknya untuk makan malam bersama dan Kaia pun tak menolak ajakan pria itu. Setelah makan malam mereka usai, keduanya kembali tidur bersama di kamar milik Noah, namun pria itu tak menyuruhnya untuk memuaskan adik kecilnya malah sesampainya di kamar, Noah langsung tidur.
Keesokannya Noah mengajaknya mengunjungi lokasi proyek miliknya. Kaia sempat menolak karena merasa tak berkepentingan namun Noah memaksanya, alhasil Kaia hanya bisa menurut dan berakhir memasang wajah cemberut sepanjang berdiam diri di lokasi proyek karena Noah meninggalkannya sendirian di pos.
Sebelum kembali ke hotel setelah mengunjungi proyek, Noah mengajak Kaia pergi ke pasar seni Mounsure. Pria itu keluar terlebih dahulu dari mobil lalu disusul Kaia dengan wajahnya yang masih tak enak dipandang.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESIRE
RomanceMature Content ❗❗❗ Lima tahun seorang Kaia habiskan hidupnya sebagai pekerja malam di Las Vegas. Bukan tanpa alasan, ayahnya sendiri menjualnya kepada seorang mucikari ternama di Vegas. Sialnya, ia harus meregang nyawa di tempat yang penuh maksi...