DESIRE 26

24.1K 1.7K 1.1K
                                    

Author belum sempat edit jadi klo ada typo mohon ditandai ya🙏

Selamat membaca!

______________________

Kaia harus terbangun di pagi hari dalam keadaan sakit kepala serta perut yang terasa di remas-remas. Kaia memijat pelipisnya untuk menetralisir rasa pusing yang menderanya.

Tiba-tiba perutnya mual dan hendak memuntahkan isinya. Kaia berlari menuju kamar mandi kemudian memuntahkannya di wastafel, setelah memastikan muntahan itu keluar semua, buru-buru ia menyalakan keran sembari membersihkan mulutnya.

Kaia menatap lurus pada pantulannya di depan cermin. Wajahnya terlihat kuyu dengan rambut berantakan, sisa muntahannya menempel di sudut bibirnya. Buru-buru ia membersihkan mulutnya kembali, beberapa menit setelahnya Kaia memutuskan untuk mandi agar tubuhnya terasa lebih segar.

Butuh waktu 15 menit Kaia membersihkan diri lalu bergegas bersiap-siap untuk menghadap ke Madam Bellucci. Pemutusan kontrak akan ia selesaikan hari ini juga agar saat Noah kembali ke Devil's Queen, pria itu sudah tak memiliki kuasa atas dirinya.

Dengan pakaian santainya, Kaia datang menghampiri ruangan madam Bellucci. Seperti biasa wanita nyentrik itu sudah duduk di kursinya sembari merokok.

Melihat kedatangan Kaia, Madam langsung mempersilakan duduk.

“Sepertinya kau bersemangat dengan pemutusan kontrak mu dengan Tuan Noah,” ucap Madam Bellucci membuka suara.

Kening Kaia berkerut bingung, ia tidak tahu bahwa Madam Bellucci mengetahui niatnya kemari.

“Seseorang menemuiku semalam dan mengurus dan memastikan pemutusan kontrak mu,” Kemudian Madam Bellucci mengambil nafas sejenak sebelum bersuara kembali,”Tapi kau tau bahwa kita tidak bisa memutuskan kontrak secara sepihak. Devil's Queen harus membayar kompensasi kepada klien terlebih dahulu.”

“Aku akan mengurus terkait masalah tersebut,” Kaia mengangguk paham.

Kemudian Madam Bellucci mengeluarkan sebuah kertas berisi pemutusan kontrak nya dengan Noah,”Aku sudah membuat surat pemutusan kontrak kalian. Begitu kompensasi telah diberikan kepada klien maka kau sudah lepas darinya,”

“Baiklah. Terima kasih bantuannya,” ucap Kaia lalu beranjak dari duduknya untuk keluar dari ruangan.

…………………………..

Malam kebebasannya terasa sangat–aneh? Begitulah pemikirannya. Kaia berdiri seperti orang bodoh di lantai dasar Devil's Queen, ia mendadak blank karena tidak tahu harus berbuat apa.

Biasanya ia hanya tinggal duduk di kamarnya menunggu kedatangan Noah, namun kali ini kondisinya sudah berbeda, urusannya dengan pria itu telah berakhir.

Kaia meremas rambutnya, sedikit frustasi pada keadaan. Dirinya tiba-tiba tertegun sesaat, otaknya berpikir kenapa ia tidak menghubungi Regan saja untuk menemani malamnya.

Namun beberapa detik kemudian ia memukul kepalanya sendiri ketika mengingat jika Regan sedang dalam perjalanan bisnis dengan ayahnya.

Kaia akhirnya memutuskan untuk mencari klien secara random, mata jelinya melirik kesana kemari mencari mangsa yang tepat untuk ia rogoh kocek nya.

Tatapannya berhenti pada sekumpulan pria dengan jumlah lima orang. Empat diantaranya sudah menggandeng para wanita sedangkan satu di antara mereka masih menyendiri, duduk dengan paha terbuka sembari bermain poker.

Kaia kemudian berjalan dengan anggun menuju meja bundar tersebut. Kedatangannya menarik seluruh perhatian mereka yang ada di sana.

“Boleh aku bergabung? Ku lihat masih ada tempat kosong di sisi maaf–” jeda Kaia ketika menjatuhkan tatapannya pada pria yang menyendiri.

DESIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang