DESIRE 35

18.1K 1.3K 152
                                    

Selamat malam

Jangan lupa vote dan komen ya temen-temen 😊

Selamat membaca 💋

Warning🔞

________________________

Ini tidak semudah yang Kaia bayangkan. Belajar bukanlah hobinya terlebih di kehidupan sebelumnya Kaia bahkan belum lulus senior high school ketika ayahnya si penjudi sialan itu memaksanya bekerja sebelum melempar nya ke rumah pelacuran.

Kaia tidak pintar namun juga tidak bodoh, otaknya pas-pasan jika ditanya prestasi ia bingung menjawab apa pokoknya kelebihannya mungkin terletak pada kelicikannya dan bagaimana ia memanfaatkan situasi. Itulah yang membantunya bertahan hidup di dunia gelap nan kejam di Las Vegas maupun di Vandella.

Selama seminggu ini Noah mendidiknya seperti orang kesetanan yang sedang balas dendam. Pria itu tak segan menghardik, menghina dan mengatainya bodoh berulang kali hingga Kaia frustasi. Noah tidak ada ramah-ramahnya yang mencerminkan ketulusan atas bantuannya.

Setiap hari keduanya berdebat, Noah yang gemas dengan Kaia yang mungkin sesekali lambat di pelajarannya sementara Kaia yang berang karena mulut pedas Noah.

Seminggu ini juga Noah mencuri-curi kesempatan, pria itu diam-diam mencium bibirnya ketika Kaia tanpa sengaja tertidur. Terlebih jika Kaia mulai cerewet, pria itu tidak segan menyumpalnya dengan bibirnya tak jarang juga menggunakan kertas yang telah di remas pria itu.

Kaia tidak tahan dengan didikan keras Noah, ingin sekali mengganti mentor saja. Namun Kaia berpikir ulang, tidak ada pebisnis sehebat Noah di kota ini, jika ia ingin meniru Noah maka ia harus mempelajari pola bisnis pria itu yang berhasil menghantarkan Noah ke puncak.

Maka dari itu Kaia harus ekstra sabar demi keberlangsungan rencananya karena saat ini hanya Noah yang sanggup membantunya.

“Menentukan harga jual yang pas adalah keharusan. Ada perhitungan yang perlu kau lakukan untuk menetapkan harga jual. Kau juga perlu meriset harga produk yang dijual oleh pesaing. Dari sana kau bisa mendapatkan bayangan harga,” jelas Noah. Posisi pria itu di atas sofa seperti biasa sementara Kaia duduk di bawah.

Noah menoyor kepala Kaia yang sedang termenung,”Kau dengar tidak penjelasan ku?”

Kaia menoleh ke arah Noah, mendelik tajam ke arah pria itu,”Aku tidak tuli, jadi berhenti menoyor kepalaku!” celoteh Kaia.

“Kalau begitu perhatikan ucapanku, jangan melamun terus! Memangnya apa yang otak kosongmu ini pikirkan?” Noah menunjuk kepala Kaia dengan bolpoin nya.

“Memikirkan kejadian semalam heh?” goda Noah. Namun suaranya biasa-biasa saja, datar.

Kaia melipat bibirnya ketika kejadian semalam melintas di kepalanya. Semalam keduanya hampir saling melucuti pakaian satu sama lain di ruang tamu ini, entah bagaimana awalnya namun karena tangan Noah yang terus menggerayanginya di setiap kesempatan membuat Kaia hilang kendali.

Kaia pikir Noah sudah tobat, nyatanya Kaia harus membuang jauh-jauh pikirannya karena Noah tetaplah Noah, sekali pria itu menginginkan sesuatu maka ia harus mendapatkannya. Keduanya sudah bergulat panas di atas sofa dengan Kaia yang duduk di pangkuan Noah, ketika Noah hendak menelanjanginya ponsel pria itu berulang kali berbunyi yang membuat Kaia bangkit dari pangkuan Noah. Pria itu tak menahannya, malah membiarkan Kaia menjauh dan Noah pun mengangkat panggilan dari Jack.

Setelah itu, Noah memperbaiki kemejanya yang berantakan lalu pulang dari apartemen nya.

Noah berdecak,“Kau melamun lagi,”

DESIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang