Camelia menuruni tangga rumahnya menuju lantai dasar dengan sebuah totebag kecil yang bertengger manis di lengan kanan.
"Mau kemana, sayang?" Tanya Dahlia yang saat itu sedang duduk manis diatas sofa ruang keluarga mereka, sambil memangku kaki dan membuka katalog Wedding Dress edisi terbaru butiknya. Seorang maid terlihat membungkuk di hadapan wanita cantik itu untuk meletakkan secangkir teh hangat dan setoples kue kering.
"Camelia mau keluar bentar, Ma. Mau ke toko buku." Balas Camelia sambil mendekati sang Ibu dan duduk di sebelah wanita itu.
Dahlia menoleh kearah Camelia, "Bareng temen kamu?"
Camelia menggeleng singkat, "Sendiri aja. Dianterin Pak Adi."
Dahlia mengerutkan keningnya lalu menatap jam yang tertera pada layar ponsel pintarnya.
"Loh, Pak Adi belum balik sayang. Masih nganterin Papa ke tempat proyek. Paling baliknya sejam lagi. Kamu mau nungguin?" Tanya Dahlia yang membuat Camelia terdiam berpikir.
Sekarang sudah pukul 4 sore, jika Camelia pergi sejam lagi maka dia akan pulang kemalaman. Padahal Camelia berniat pergi dari sekarang ke toko buku untuk berburu novel baru, agar ia bisa pulang lebih cepat untuk menyelesaikan tugas-tugas sekolahnya yang belum terselesaikan.
"Hm, Camelia mesen taksi online aja deh, Ma." Putus Camelia.
"Hm, Yasudah kalo begitu. Pulangnya nanti biar Mama nyuruh Pak Adi yang ngejemput kamu." Timpal Dahlia sambil menganggukkan kepala. Wanita cantik itu lalu menarik cangkir teh diatas meja dan menyeruput isinya.
"Iya, Ma."
Camelia lantas membuka totebag miliknya dan mengambil sebuah ponsel berlogo apel tergigit dari dalam totebag itu untuk segera memesan taksi online.
Tak!
Tak!
Tak!
Camelia dan Dahlia sontak menoleh ketika mereka mendengar suara pantulan bola yang terdengar memasuki rumah.
Dari arah pintu samping yang terhubung langsung ke garasi rumah, terlihat Regas sedang berjalan dengan setelan jersey basket yang melekat pas di tubuh atletisnya sambil membawa sebuah bola basket yang ia pantul-pantulkan keatas lantai.
Dahlia sontak tersenyum lebar ketika melihat kehadiran putra sulungnya itu.
"Regas!" Dahlia memanggil nama Regas ketika putranya itu hendak menaiki tangga menuju lantai dua rumah mereka.
Regas lantas menoleh dengan kening berkerut kebingungan. Lalu pria muda itu berjalan mendekati Ibunya.
"Ada apa, Ma?" Tanya Regas menyampirkan bola basketnya ke pelukan tangan kiri. Ia sekilas melirik kearah Camelia dan menatap penampilan gadis itu yang terlihat cukup rapih.
"Abis ini kamu ada urusan lain gak?" Tanya Dahlia balik yang menarik perhatian Regas.
Regas kembali mengerutkan keningnya kebingungan, namun pria muda itu menggeleng pelan setelah mengingat semua urusan pribadi dan sekolahnya telah ia selesaikan.
Dahlia lantas tersenyum semakin lebar menatap Regas.
"Bagus! Kalo gitu kamu anterin Camelia ke toko buku ya, nak." Ucap Dahlia cepat, lalu wanita itu kembali menoleh kearah Camelia.
"Kamu gak perlu mesen taksi. Ada Regas yang bisa anterin kamu ke toko buku, sayang." Dahlia menarik turun ponsel dalam genggaman Camelia.
Regas tersentak pelan setelah tersadar dari rasa terkejutnya mendengar ucapan Dahlia. Pria muda itu lalu mengerutkan keningnya tak suka dan menatap Dahlia dengan tatapan tak terima.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAMELIA [END]
Teen Fiction[REVISI] Namanya Camelia Anjani. Seorang mahasiswi fakultas psikologi yang sedang giat-giatnya menyelesaikan tugas akhir dalam masa perkuliahan. Siapa sangka, gadis cantik dengan hati lembut itu harus berakhir tragis dalam sebuah insiden kecelakaan...