Kalula terus mengikuti langkah kaki Camelia yang membawanya semakin masuk ke dalam keramaian mall sore itu.
Hari itu, setelah ia menyelesaikan seluruh pekerjaannya di coffeshop tempatnya bekerja. Tiba-tiba saja Kalula dikejutkan oleh kedatangan Camelia yang telah menunggunya di parkiran coffeshop demi mengajak Kalula berburu hadiah yang katanya akan gadis itu berikan kepada sang Ayah.
"La. Menurut lo bagusan pergi ke toko pakaian itu atau ke toko jam tangan itu aja, La?" Tanya Camelia sambil menoleh kearah Kalula dan menunjuk dua toko yang ada dihadapan mereka.
Kalula meringis pelan sambil menggaruk pelipisnya yang tak gatal.
"Eum, emangnya Kak Lia mau beliin Ayahnya Kakak hadiah apa? Kalo Kak Lia pengen beliin Ayahnya Kakak pakaian kita ke toko pakaian aja. Tapi kalo Kakak pengen beliin jam tangan, yaudah kita ke toko jam tangan aja sih Kak. Tapi Kak Lia harus inget dulu, Ayahnya Kak Lia lebih suka barang yang mana biar Ayahnya Kak Lia lebih berkesan sama hadiah dari Kakak." Jawab Kalula yang ikut mengerutkan keningnya kebingungan melihat raut kebingungan Camelia.
"Bener juga ya, La. Bokap gue tuh suka ngoleksi jam tangan mahal, yaudah kita ke toko jam tangan itu aja deh." Seru Camelia dengan senyuman lebar.
Kemudian, gadis itu segera menarik tangan Kalula dan bergerak masuk ke dalam toko jam tangan bermerk dihadapan mereka.
"Selamat sore, Kak. Ada yang bisa kami bantu?" Tanya seorang pramuniaga dengan senyuman ramah saat melihat kedatangan Camelia dan Kalula ke dalam toko mereka.
"Permisi, Mbak. Mbak saya mau nyari jam tangan buat Papa saya." Balas Camelia.
"Wah kebetulan sekali, Kak. Toko kami baru saja mengeluarkan beberapa model terbaru jam tangan bagi pria dewasa. Mari ikuti saya." Sang pramuniaga mempersilahkan Camelia dan Kalula untuk mengikutinya hingga mereka berada tepat di depan sebuah etalase jam tangan dengan berbagai bentuk jam tangan simple, elegan hingga berkesan sangat mahal yang ada di dalam etalase tersebut.
"Silahkan, Kak, dipilih model yang sesuai dengan karakteristik Ayahnya Kak." Ucap sang pramuniaga dengan senyum ramah.
"Mbak, boleh saya lihat jam tangan yang ini... ini sama ini?" Tanya Camelia sambil menunjuk tiga buah jam tangan yang menurutnya sangat cocok untuk karakter Bagas.
Sang pramuniaga segera mengeluarkan tiga buah jam tangan dari dalam etalase sesuai permintaan Camelia.
"La, menurut lo dari ketiga jam tangan ini mana yang paling bagus buat bokap gue?" Tanya Camelia sambil menatap Kalula lekat.
Kalula kembali menggaruk pelipisnya yang tak gatal mendengar pertanyaan Camelia.
"T-tapi, Kak. Lula gak tau Ayahnya Kakak suka jam tangan yang seperti apa." Balas Kalula dengan ringisan pelan.
Ketiga jam tangan dihadapan mereka terlihat sangat bagus dan berkesan mahal, namun memiliki karakteristik berbeda-beda yang mungkin saja bisa memberikan aura yang berbeda bagi para penggunanya.
"Hm, menurut gue sih bokap gue pasti bakalan pakai jam tangan manapun yang gue kasih. Tapi gue mau kasih yang terbaik buat bokap gue, La. So please, pilihin buat gue ya, La. Soalnya gue tuh tipikal orang yang susah buat nentuin pilihan yang tepat." Ucap Camelia membohongi Kalula.
Camelia mengatakan hal tersebut agar Kalula mau memberikannya sebuah pilihan. Dan nantinya ketika ia memberikan kado untuk Ayahnya, ia akan mengatakan jika Kalula juga turut andil dalam menentukan hadiah bagi Ayahnya.
Camelia berharap, semoga Ayahnya akan terkesan terhadap jam tangan manapun yang akan menjadi pilihan Kalula.
"Hm, yaudah deh, Kak. G-gimana kalo... jam tangan ini aja buat Ayahnya Kakak?" Ucap Kalula sambil menunjuk sebuah jam tangan dengan desain yang begitu cocok untuk Bagas. Camelia juga sempat berharap jika Kalula akan memilih jam tangan itu. And exactly! Kalula benar-benar memilih jam tangan seperti yang ia harapkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAMELIA [END]
Teen FictionNamanya Camelia Anjani. Seorang mahasiswi fakultas psikologi yang sedang giat-giatnya menyelesaikan tugas akhir dalam masa perkuliahan. Siapa sangka, gadis cantik dengan hati lembut itu harus berakhir tragis dalam sebuah insiden kecelakaan tunggal k...