Hai?
***
"Makan yang banyak sayang."
Camelia tersenyum manis menerima uluran piring berisi makanan yang diberikan oleh sang Ibu.
Suasana malam hari itu terlihat begitu hangat karena seluruh anggota keluarga Mahawirya dapat kembali berkumpul dimeja makan dan makan malam bersama setelah beberapa waktu yang mereka lewatkan usai kejadian yang menimpa Camelia.
"Kamu pasti kangen sama masakan Mama kan?" Tanya Bagas sambil tersenyum dan mengusap lembut surai panjang sang putri.
Camelia mengangguk setuju mendengar penuturan Ayahnya. Tentu saja Camelia sangat merindukan masakan sang Ibu setelah beberapa minggu terkahir ini ia harus merelakan lidahnya mencicipi seluruh masakan hambar rumah sakit yang kadang dapat membuatnya mual.
"Eum, Lia kangen banget buat nyicipin masakan Mama lagi."
Bagas, Dahlia dan Regas terlihat terkekeh geli melihat binar bahagia yang tergambar jelas dalam raut wajah gadis cantik itu.
Berbeda halnya dengan kedua adik kembarnya yang justru terdiam sejenak sebelum berbicara yang membuat atensi seluruh keluarga mereka teralih.
"Aku juga kangen masakan Mama loh, Pa."
"Iya, Andre juga kangen masakan Mama."
Ucapan kedua anak kembar itu sontak membuat Camelia mengerutkan keningnya kebingungan.
"Loh? Kok bisa? Kan yang dirawat dirumah sakit itu Kakak bukan kalian. Emangnya Mama gak masakin kalian dirumah?" Camelia menatap Andre dan Rian penasaran.
Lalu saat melihat kedua anak kembar itu mengangguk membenarkan ucapannya sontak membuat kedua mata gadis itu membulat terkejut,
"Hu'um. Ya, walau gak sepenuhnya gak dimasakin selama Kak Lia gak ada dirumah sih. Mama tuh jadi jarang masakin kita karena sibuk bolak-balik kerumah sakit buat ngerawat Kakak. Kalo diinget-inget lagi Mama cuma sempet buatin kita sarapan sebanyak 3 kali selama Kakak sakit, itupun rasa masakannya kadang hambar atau keasinan. Eh, aku ngomong kayak gini bukan buat protes ya, tapi buat jelasin kenapa aku dan Andre juga kangen sama masakan Mama. Kami ngerti kok kalo waktu itu Mama sibuk buat ngerawat Kak Lia karena khawatir sama Kakak. Aku dan Andre juga khawatir sama kondisi Kak Lia kok." Rian mencoba menjelaskan maksud ucapannya dengan nada pelan dan penuh kehati-hatian agar tak ada yang salah paham.
Namun sepertinya ucapan remaja itu justru mengundang perasaan bersalah dari sang Ibu. Dahlia lantas melepaskan sendok dalam genggamannya dan menatap kedua anak kembarnya dengan sorot sedih.
"Maafin Mama ya sayang. Mama jadi gak merhatiin kalian karena sibuk ngerawat Kak Lia. Rian dan Andre pasti kecewa sama Mama ya?" Ucap Dahlia merasa bersalah.
Rian dan Andre lantas menggelengkan kepala secara bersamaan tanda bahwa mereka tak mempermasalahkan hal itu.
"Gak kok, Ma. Kami gak ngerasa kecewa sama Mama kok. Aku dan Rian ngerti kalo Mama, Papa bahkan Kak Regas emang sibuk buat ngerawat Kak Lia selama Kak Lia ngejalanin perawatan dirumah sakit. Jujur aja, aku dan Rian sebenernya juga kepengen sering-sering ngunjungin Kak Lia dan ikut ngerawat Kak Lia. Tapi kami gak bisa ngelakuin hal itu karena harus sekolah dan fokus les buat ujian akhir nanti." Balas Andre dengan senyuman kecil, lalu tatapan anak itu mengarah pada Camelia yang masih menatap mereka dalam diam, "Maaf ya Kak, aku dan Rian gak bisa ikutan ngerawat Kakak kayak yang lain selama Kakak dirumah sakit."
KAMU SEDANG MEMBACA
CAMELIA [END]
Teen FictionNamanya Camelia Anjani. Seorang mahasiswi fakultas psikologi yang sedang giat-giatnya menyelesaikan tugas akhir dalam masa perkuliahan. Siapa sangka, gadis cantik dengan hati lembut itu harus berakhir tragis dalam sebuah insiden kecelakaan tunggal k...