12

46.2K 2.9K 12
                                    

Camelia menghembuskan napas lelah setelah membuang sampah terakhir kelasnya ke dalam sebuah tempat pembuangan.

Besok adalah jadwal piket kebersihan Camelia, dan Camelia wajib mematuhi prosedur di sekolahnya untuk membersihkan kelas sehari sebelum jadwal piket kebersihan para murid agar keesokan paginya mereka tak perlu datang kepagian ke sekolah hanya untuk membersihkan ruang kelas dan bisa terlambat saat kegiatan apel pagi.

Camelia memekik pelan ketika berbalik dan melihat dada bidang seseorang yang berada tepat dihadapannya.

Saat menengadah, Camelia dapat menemukan wajah tampan Kiel yang sedang fokus menatap tempat pembuangan dibelakang Camelia guna membuang sampah kelas pria itu.

"Lo bisa minggiran dikit gak? Gue mau balik ke kelas gue." Ucap Camelia saat merasakan Kiel tak juga mengambil jarak menjauh darinya walaupun pria muda itu beberapa kali sempat menunduk untuk mengambil plastik sampah di bawah.

"Pergi aja, gue gak ngelarang." Sahut Kiel pelan.

Camelia berdecak pelan, "Gimana gue mau pergi kalo lo ngalangin jalan gue, Kie!" Kesal Camelia.

Lantas Camelia melihat Kiel yang melirik kebawah untuk menatap wajahnya.

"Oh, sorry. Gue gak ngelihat lo ada di depan gue sih." Jawab Kiel santai dengan senyuman miring.

Camelia memelotot tak percaya dengan mulut menganga.

What the hell?! Dia gak ngelihat gue? Maksudnya gue pendek gitu?!

"Maksud lo, gue pendek gitu sampe lo gak ngelihat gue di depan lo?! Kurang ajar ya!" Geram Camelia sambil memukul dada Kiel kuat.

Kiel terkekeh geli merasakan pukulan bertubi-tubi Camelia.

"Gue gak pendek ya! Lo nya aja yang ketinggian gegara sering makan tiang dirumah lo!" Omel Camelia merasa tak terima dihina pendek.

Hey, tinggi Camelia itu 165 cm yang tandanya sudah melebihi tinggi rata-rata anak seusianya.  Mentang-mentang tinggi badan Kiel tak berbeda jauh dari Regas yang memiliki tinggi 183 cm, pria itu dengan seenak udelnya menyindir dengan tersirat tinggi badan Camelia.

"Yang bilang lo pendek siapa sih? Geer banget lo, Ya." Ucap Kiel masih tertawa geli melihat wajah kesal Camelia yang memerah.

"Alah! Gak usah sok bloon deh lo! Gue juga tau makna tersirat ucapan lo yang katanya gak ngelihat gue ada di depan lo!" Kesal Camelia dengan bibir mengerucut.

"Aduh, Lia. Lo kayaknya salah paham deh. Gue gak ada niatan buat ngatain lo pendek kok. Ya walaupun bagi gue lo emang pendek sih." Timpal Kiel dengan tatapan menilai tubuh Camelia.

"Tuhkan! Sialan emang!"

Bugh!

Camelia pergi begitu saja setelah menendang tulang kering Kiel dengan kuat hingga membuat pria muda itu menjerit kesakitan.

Camelia tersenyum puas saat mendengar umpatan pelan Kiel dibelakang sana. Gadis itu lalu berhenti melangkah dan menoleh kebelakang hanya untuk menjulurkan lidahnya dan menunjukan jari tengahnya pada Kiel yang kembali mengumpat. Kemudian gadis itu kembali memutar tubuhnya dan melangkah dengan ringan menuju kelasnya.

***

"Kalian belum pulang?" Tanya Camelia saat melihat dua teman piketnya masih berada di dalam kelas sambil memeluk tas mereka dengan erat.

Kedua gadis itu menggeleng pelan dan menatap Camelia dengan takut.

"K-kita... n-nungguin lo, Lia. T-temen-temen lo... udah pada pulang. Jadi kita mau nungguin lo biar lo gak perlu balikin kunci kelas ke penjaga sekolah." Ucap gadis bernama Anne dengan nada suara pelan.

CAMELIA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang