"KENAPA GAK BISA?!"
Teriakan cempreng dua anak kembar keluarga Mahawirya membuat anggota keluarga mereka yang lain menatap keduanya dengan tatapan berbeda-beda.
"Hati-hati kalo lagi ngomong sama orang tua. Jangan berteriak." Tegur Regas.
Kedua anak kembar itu cemberut. Melemaskan tubuh mereka yang terasa tegang diatas sofa.
"Papa~ kenapa kita gak bisa pergi liburan tahun ini?" Tanya Rian sambil bergelayut di lengan kanan Bagas yang sibuk membuka email dari sekertarisnya.
"Iya, Pa. Kenapa gak bisa? Aku gak pa-pa kok kalo liburan tahun ini di dalam negeri aja. Asal kita tetap liburan, Pa~" Andre ikut bergelayut di lengan kiri Bagas.
Bagas menghela napas lelah. Mematikan dan meletakkan tab yang ia genggam keatas meja, lalu menatap kedua anak kembarnya yang sedang cemberut.
"Maafin, Papa. Tapi akhir tahun ini pekerjaan Papa benar-benar gak bisa ditinggal, Nak." Ucap Bagas sambil mengelus surai tebal kedua putra kembarnya.
Seketika Andre dan Rian menampilkan raut wajah lesu mereka.
"Papa kan punya asisten pribadi yang bisa handle pekerjaan Papa kayak tahun-tahun sebelumnya, Pa. Ayolah, Pa, kita liburan yuk." Bujuk Andre tak mau mengalah.
"Tidak bisa, An. Asisten pribadi Papa sudah dua tahun terakhir mengorbankan jatah libur dan cutinya hanya untuk mengurus perusahaan Papa. Jadi sekarang Papa yang harus mengalah untuk pekerja Papa, agar mereka juga bisa merasakan kebebasan walau sesaat. Papa tidak ingin orang-orang berharga diperusahaan jadi merasa terbebani dan memilih pergi dari perusahaan." Ucap Bagas yang mau tak mau membuat Andre ataupun Rian menghela napas panjang.
Kedua anak kembar itu melepaskan pelukan mereka pada lengan Bagas. Lalu menyandarkan tubuh pada sandaran sofa. Terlihat jelas mereka kecewa dan kesal. Padahal libur semester sudah didepan mata. Tinggal menunggu hari maka masa liburan mereka akan segera dimulai. Namun mereka tak bisa berbuat apapun jika sang Ayah sudah memutuskan.
"Kalian jangan sedih." Dahlia berucap setelah melihat kekecewaan yang tergambar jelas diwajah kedua putra kembarnya.
Andre dan Rian hanya menatapnya sekilas. Kemudian kembali membuang wajah mereka dengan raut cemberut.
"Gak usah sedih ya sayang. Walau liburan kali ini kita dirumah aja, tapi kita bakalan kedatangan tamu spesial loh." Ucap Dahlia lagi yang mulai menarik perhatian Andre dan Rian.
"Tamu spesial? Siapa, Ma?" Tanya Andre penasaran.
"Oma dan Opa kalian." Balas Dahlia sambil tersenyum simpul.
Andre dan Rian membulatkan mata mereka tak percaya. Anak-anaknya yang lain juga turut terkejut mendengar berita itu.
"Oma Opa beneran mau dateng kerumah kita, Ma?" Tanya keduanya antusias.
Kedua anak kembar itu tak menyangka, orang tua dari pihak sang Ibu yang selama ini menetap di Bali akan mengunjungi mereka.
Dahlia mengangguk membenarkan, "Iya, sayang. Oma dan Opa bakalan kesini buat kenalan sama Kak Lily. Kamu mau kan ketemu orang tua Mama dan kenalan sama mereka, sayang?" Dahlia menatap sang putri yang duduk tepat disampingnya dengan tatapan lembut.
Kalula tersenyum simpul dan mengangguk pelan. Belum terbiasa mendengar panggilan barunya itu, meski nama 'Kalula' akan terus tersemat sebagai nama aslinya. Kalula juga sedikit merasa gugup mendengar kedua orang tua dari sang Ibu akan mengunjungi mereka dan ingin berkenalan dengannya.
Sejauh ini Kalula memang masih belum mengenal anggota keluarga dari pihak Ibu ataupun Ayahnya. Yang ia tahu kedua orang tua Ayahnya telah meninggal dunia belasan tahun silam. Begitu pula saudari kembar sang Ayah yang lebih dahulu berpulang dari kedua orang tua Ayahnya. Kemudian untuk sang Ibu, Ibunya itu merupakan seorang anak tunggal dan kedua orang tuanya memilih menatap di Bali setelah Ayah dari Ibunya itu pensiun dari pekerjaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAMELIA [END]
Teen FictionNamanya Camelia Anjani. Seorang mahasiswi fakultas psikologi yang sedang giat-giatnya menyelesaikan tugas akhir dalam masa perkuliahan. Siapa sangka, gadis cantik dengan hati lembut itu harus berakhir tragis dalam sebuah insiden kecelakaan tunggal k...