03

65.7K 3.3K 9
                                    

Upacara dihari pertama SMA BIMA JAYA berlalu begitu lambat karena kegiatan penerimaan murid baru di sekolah tersebut yang sedang berlangsung seperti tahun-tahun sebelumnya disetiap awal tahun ajaran baru sekolah mereka.

Kepala sekolah di SMA BIMA JAYA terlihat berpidato dengan cukup semangat di depan seluruh murid dan jajaran para guru dengan didampingi dua orang murid dari kelas 10 yang nantinya akan menerima simbol penerimaan murid baru yang diberikan langsung oleh kepala sekolah tersebut.

"Uhh, panas banget, kapan selesainya sih ini? Lama banget, gue gak kuat!" Ucap Cassie sambil mengibas-ngibaskan sebuah kipas kecil didepan wajahnya guna menghalau paparan udara panas yang terasa menghunus kulitnya.

"Iya, lama banget. Dari tadi gue udah kegerahan nih." Sahut Naura dengan bibir yang terlihat manyun, "Cassie, pinjemin gue kipas lo dong." Lanjutnya sambil menadahkan tangan kehadapan Cassie.

"Enak aja! Punya lo mana? Kenapa malah minjem punya gue sih?" Balas Cassie dengan tatapan mendelik.

"Punya gue ketinggalan dikelas. Ayolah Cassie, pinjemin gue bentaran doang, ya ya ya." Ucap  Naura dengan mata yang terlihat mengedip-ngedip genit.

"Ogah! Kenapa gak lo nya aja yang ke kelas buat ambil kipas lo sih?" Balas Cassie dengan wajah galak yang membuat Naura mengerucutkan bibirnya kesal.

"Lo kan tau kita lagi upacara gini, Cass. Ya kali gue keluar barisan dan pergi ke kelas, yang ada gue dihukum sama Pak Beno." Ucap Naura sambil melirik kearah salah seorang guru yang bertugas menjaga para murid di belakang barisan mereka.

"Heh? Sejak kapan lo takut sama Pak Beno, Ra?" Cassie lantas tertawa geli. Diandra yang berada di barisan depan kedua gadis itu pun ikut tertawa kecil saat mendengar ucapan Naura.

"Biasanya juga lo bakalan ngancem guru-guru kita sambil ngebawa-bawa nama bokap lo. Siapa sih yang gak bakalan takut sama bokapnya Naura Adyaksa yang seorang pejabat tinggi di negara kita?" Ucap Cassie dengan sebelah alis terangkat dan senyuman miring.

Naura tersenyum lebar dengan dagu terangkat tinggi mendengar ucapan Cassie.

"Bener, Ra. Bokap lo kan bukan orang sembarangan. Ya kali lo takut ngelawan guru-guru di sekolah kita dengan status bokap lo itu." Celetuk Diandra sambil tersenyum kecil.

"Ya, kalian bener sih." Ucap Naura sambil memelintir ujung rambutnya.

"Nah kan, tunggu apa lagi. Sana gih lo ke kelas ambil kipas lo sendiri." Ucap Cassie.

Seketika Naura tersentak pelan dan langsung memanyunkan bibirnya kembali menatap Cassie.

"Ih, gue males, Cassie. Udahlah pinjemin gue kipas lo napa? Bentaran doang juga." Rajuk Naura sambil mencoba merebut kipas Cassie yang membuat siempunya mengangkat tinggi-tinggi kipasnya. Untung saja Cassie memiliki tinggi diatas rata-rata anak gadis seusianya sehingga Naura dengan badan mungilnya itu cukup kesulitan merebut barang milik Cassie.

"Cassie!"

"Apasih?!"

"Pinjem!"

"Gak!"

Seluruh siswa dan siswi yang berbaris di dekat sekumpulan gadis tenar itu menoleh dengan berbagai tatapan ketika mendengar keributan yang dibuat oleh Cassie dan Naura.

"Ada apa ini? Kenapa kalian ribut-ribut kayak gini? Kalian gak dengerin kepala sekolah lagi bicara didepan, huh?" Tegur Pak Beno yang akhirnya menghampiri mereka karena membuat keributan.

"Ini Pak, Cassie yang mulai!" Ucap Naura sambil menunjuk Cassie tepat didepan wajah gadis itu.

Sontak Cassie membulatkan kedua matanya dengan wajah melongo.

CAMELIA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang