59

37K 2.3K 150
                                    

Camelia tersenyum manis. Saat ini Camelia tengah berbaring diatas ranjang perawatannya sambil menikmati pelukan hangat Raden yang ikut berbaring disana untuk menikmati momen berdua.

"Kakak kenapa gak ngakuin semuanya ke aku sejak awal?" Tanya Camelia dalam pelukan Raden yang terus mengelus surainya dengan lembut, dengan posisi tubuh keduanya yang berbaring miring.

Raden terdiam sambil menatap wajah Camelia yang kepalanya menindih lengan kanan atas Raden.

"Gak semudah itu untuk ngakuin semuanya sama kamu, Dek." Raden mengelus sudut bibir Camelia yang terluka, "Saat itu, ketika Kakak datengin Regas dan jujur tentang hubungan kita, Regas ngomong sama Kakak buat nutupin hal ini dari kamu, bahkan dari semua orang." Ucap Raden yang membuat Camelia mengerutkan keningnya bingung.

"Kenapa Regas ngomong kayak gitu sama Kakak? Apa Regas gak suka kalo aku tahu Kakak keluarga kandungku?"

Raden terkekeh pelan mendengar tuduhan Camelia.

"Bukan kayak itu, Dek. Regas ngomong kayak gitu karena takut kamu bakal kenapa-napa. Karena sejak awal Regas udah tahu semuanya. Regas tahu kalo kamu adalah Luna dan Kakak adalah Rion, Kakak kandungmu. Regas minta Kakak nyembunyiin hal ini demi keselamatan kamu. Karena saat itu dia juga udah tahu kalo ada orang-orang yang lagi ngincar kamu." Ucao Raden yang membuat mata Camelia terbelalak.

"Kamu inget gak, beberapa kali kamu hampir ketabrak motor bahkan ada orang yang berniat jatuhin pot bunga dari lantai dua saat kamu ada dibawahnya?" Tanya Raden yang membuat Camelia segera mengangguk setelah mengingat semua kejadian itu.

"Regas tahu kalo itu emang disengaja, dan pelakunya itu Kiel. Kiel dapet arahan dari Cassie buat nyelakain kamu karena saat itu keluarga Cassie udah tahu kamu jadi anggota keluarga Mahawirya. Mereka pengen nyelakain kamu dan nyingkirin kamu dari keluarga Mahawirya." Ucap Raden sambil menghela napas pelan.

"Regas takut kalo Kakak ngakuin semuanya dari awal malah bikin keluarga Cassie sadar tentang keberadaan Kakak yang selama ini mereka cari karena warisan dari Kakek. Mereka bisa aja ngerencanain hal yang lebih buruk buat nyelakain kamu, Dek. Apalagi saat itu Om Bagas belum tahu sepenuhnya tentang asal usul kamu. Dan Om Gerald masih punya kuasa besar buat nyingkirin orang-orang yang berniat kacauin rencana mereka. Regas baru berani ngomong sama orang tuanya setelah dia berhasil ngumpulin semua bukti kejahatan Cassie dan Kiel. Regas ngumpulin semuanya sendirian demi kamu, Dek." Raden tersenyum lembut dan mengusak ujung hidung bangir Camelia yang kini wajahnya terlihat merona samar dengan dada yang berdetak kencang.

Ternyata sejak awal Regas sudah melindungi Camelia? Dan pria itu mengumpulkan semua bukti itu seorang diri demi Camelia?

Jantung Camelia tak bisa untuk tak bergemuruh hebat karena memikirkan pria itu.

Camelia menggigit bibir bawahnya gelisah karena tiba-tiba saja ia ingin melihat dan menemui sosok Regas.

"Kamu kenapa, Dek? Kok kayak gak tenang gini? Kamu mau apa? Ngomong aja sama Kakak." Tanya Raden saat menyadari Camelia yang bergerak gelisah diatas ranjang perawatan gadis itu.

Camelia mendongak menatap Raden. Bibirnya terlihat bergerak hendak mengatakan sesuatu, namun suara pintu yang terbuka dari luar membuat niatan gadis itu terhenti.

Camelia dan Raden melihat kedatangan Regas yang menatap mereka dengan kaku dipintu ruang perawatan Camelia.

"Oh, sorry. Kayaknya gue udah ganggu waktu kalian yah? Kalo gitu gue pergi—"

"Jangan!" Camelia tiba-tiba saja bangun dari tidurnya dan menatap Regas lekat.

"Jangan pergi! Tetap disini!" Ucap Camelia yang membuat Regas membelalakkan matanya.

CAMELIA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang