"Guys, kalian tau gak kalo hari ini bakalan diadain sidang putusan hukuman buat Arlan. Sidangnya bakalan dilakuin siang nanti." Seorang murid dikelas itu bersuara yang membuat murid-murid lainnya jadi grasak grusuk membuat lingkaran demi berbagi info yang akhir-akhir ini menjadi berita terpanas disekolah mereka.
"Gue bersyukur banget sih kalo penjahat macem Arlan tuh dipenjara seumur hidupnya. Ngotor-ngotorin nama baik sekolah kita aja, sialan!" Celetuk salah seorang pria muda disana sambil memukul meja yang ada dihadapan mereka.
"Bener banget sih kata lo. Gue juga berharap dia bakalan dipenjara seumur hidupnya. Biar dia bisa ngerasain gimana penderitaan didalam jeruji besi itu. Gue kasihan banget sama Lia yang udah jadi korban dari cowok brengsek itu!" Semua yang ikut dalam diskusi kecil itu mengangguk setuju dengan ucapan teman mereka.
Omong-omong sejak insiden yang dialami oleh Camelia dan Kalula dihotel tempat perayaan ulang tahun Naura itu, semua murid yang awalnya sangat membenci Camelia perlahan-lahan mulai mengasihaninya dan merubah pandangan mereka terhadap sang gadis. Mereka semua menganggap Camelia sebagai sosok heroin yang rela membahayakan nyawanya sendiri demi menyelamat seorang gadis dari aksi pelecehan seksual yang dialami gadis itu. Ya, meskipun masih ada beberapa murid yang meragukan ketulusan Camelia, namun mereka ikut sepakat jika berkat Camelia seseorang berhasil diselamatkan dan Camelia berhak menerima pujian atas tindakannya.
"Cih! Kalo dipikir-pikir lagi, gue juga gedek banget sama seseorang yang ada dikelas kita ini!" Seorang murid perempuan bersuara yang membuat semua tatapan mengarah padanya.
"Maksud lo apaan, Sar?" Tanya temannya.
"Kalian lupa kalo dikelas ini masih ada satu penjahat dari insiden itu yang sialnya berhasil lolos dari hukuman yang seharus dia dapetin?! Brengsek banget gak sih?!" Ucap gadis bername tag Sarah itu sambil memandang tajam kesudut ruangan dimana seseorang tengah duduk sambil membaca buku dengan kepala menunduk.
Gadis itu terlihat berusaha keras mengabaikan tatapan-tatapan sinis yang mengarah padanya dengan tangan yang terlihat bergetar kecil.
Benar, dia adalah Naura. Sang pemilik acara dimana insiden itu terjadi yang menjadikannya sebagai salah satu tersangka setelah melihat semua bukti yang mengarah padanya. Sialnya Naura berhasil lolos dari hukuman yang seharusnya ia terima berkat bantuan orang tua Cassie dan Diandra.
Tidak. Cassie, Diandra dan kedua orang tua mereka bukan berniat membantunya. Namun mereka ingin menjebak Naura lebih parah dari sebelumnya. Mereka ingin menumpahkan seluruh kemarahan orang-orang agar tertuju kepada Naura dan para pelaku itu bisa meloloskan diri dari kesalahan yang telah mereka perbuat.
Sialan! Naura benar-benar membenci mereka semua! Akan jauh lebih baik jika Naura menerima hukuman itu meski dia memang bukan pelaku dari insiden yang telah terjadi dan pergi dari hadapan mereka semua. Karena menjadi sasaran kemarahan orang-orang atas tuduhan yang sama sekali tidak dia lakukan benar-benar membuat Naura merasa tercekik dan terpuruk. Apalagi kedua orang tuanya juga ikut terpuruk atas tuduhan yang menimpanya. Bahkan perusahaan sang Ayah turut mengalami kemerosotan yang menambah penderitaan keluarga Naura.
Naura mengepalkan sebelah tangannya yang berada diatas paha dengan mata memerah. Tak ada yang bisa ia lakukan selain memendam semuanya sendirian. Karena tak akan ada seseorangpun disana yang mau mempercayainya, sekalipun Naura menangis darah demi mengungkapkan fakta sebenarnya.
Disudut lain ruangan kelas itu, terlihat Cassie dan Diandra yang tersenyum puas setelah melihat Naura menerima semua cemoohan dari teman-teman sekelas mereka. Bahkan secara terang-terangan teman-teman sekelas mereka itu melemparkan sampah kepada Naura yang semakin menunduk takut disudut ruangan.
Ah, omong-omong gadis yang pernah menjadi teman dekat mereka itu kini dengan malangnya duduk sendirian disudut lain kelas mereka. Cassie dan Diandra berhasil menyingkirkan Naura dari lingkar pertemanan mereka dengan dalih perasaan kecewa atas insiden yang telah terjadi dihotel tempat sang gadis berulang tahun. Tanpa bisa melakukan apapun dan tak akan bisa membeberkan kebenaran yang ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAMELIA [END]
Teen FictionNamanya Camelia Anjani. Seorang mahasiswi fakultas psikologi yang sedang giat-giatnya menyelesaikan tugas akhir dalam masa perkuliahan. Siapa sangka, gadis cantik dengan hati lembut itu harus berakhir tragis dalam sebuah insiden kecelakaan tunggal k...