14

44.4K 2.8K 8
                                    

Kalula tersenyum hangat menyambut sapaan demi sapaan dari anak-anak asuh di panti asuhan Bunga Kasih. Panti asuhan yang selama ini telah menjadi tempatnya bernaung dan tumbuh kembang.

"Kak Lula!"

"Selamat datang Kak!"

"Kakak cantik, Lea kangen!" Seorang balita berusia 4 tahun dengan kalimat cadel khasnya, berlari dengan cepat mendekati Kalula.

"Hai, Rea. Kakak juga kangen banget sama kamu. Sama kalian semua juga." Balas Kalula sambil menggendong Rea ke dalam pelukannya dan mencium pipi gembil bocah lucu itu hingga bocah itu terkikik geli.

"Kakak! Kakak! Hari ini kita bakalan kedatangan tamu spesial loh!" Sahut seorang anak lelaki berusia 7 tahun bernama Ziat, sambil menarik-narik ujung kaos Kalula.

"Hm? Tamu spesial? Siapa?" Tanya Kalula penasaran.

"Kata Bunda Rita, mereka orang-orang baik hati yang bakalan kasih kita hadiah yang banyak!" Balas Ziat semangat dan tersenyum lebar membayangkan mainan yang mungkin saja akan menjadi salah satu hadiah untuk mereka semua.

Kalula mengangguk paham sambil tersenyum lebar. Mungkin maksud Ziat tamu spesial itu adalah donatur lama mereka yang datang berkunjung.

"Yaudah, yuk kita ngobrol di dalem aja." Ajak Kalula yang segera di angguki oleh bocah-bocah kecil yang mengerumuninya.

"Assalamualaikum, Bunda Rita, Kak Mela dan Kak Tata." Salam Kalula pada tiga wanita berbeda usia yang saat itu sedang menyiapkan sarapan bagi anak-anak panti.

"Wa'alaikumsallam, Lula." Balas mereka serempak.

"Untung aja kamu dateng hari ini, La. Ini Bunda sama yang lain lagi sibuk nyiapin makanan dan beres-beres panti buat nyambut tamu kita hari ini." Ucap Bunda Rita dengan senyuman manis.

"Donatur kita yang mana Bun, yang mau dateng hari ini?" Tanya Kalula setelah menurunkan Rea dari pelukannya dan berjalan mendekati meja makan yang telah dipenuhi bahan-bahan makanan.

Setahu Kalula, saat ini panti mereka sedang dalam masa krisis keuangan. Pasti bahan-bahan makanan ini diberikan oleh donatur mereka yang akan datang.

"Bukan donatur lama, La. Mungkin aja calon donatur baru buat kita. Hm, atau nggak ya orang yang emang cuma mau beramal di panti kita aja." Balas Kak Mela sambil mengupas kulit bawang.

Kalula menarik sebelah alisnya keatas, tanda penasaran. Lalu gadis itu mengangguk-anggukan kepalanya pelan.

Kalula tiba-tiba saja mengigit bibir bawahnya pelan sambil melirik Bunda Rita yang sibuk mengaduk ayam goreng kecap dalam wajan.

"Bunda." Panggil Kalula pada Bunda Rita.

Merasa terpanggil, Bunda Rita segera menoleh dan menatap Kalula.

"Iya, nak? Kenapa?"

Kalula menghembuskan napas pelan sebelum berbicara, "Kalula mau minta maaf sama kalian semua. Bulan ini Kalula belum bisa ngasih gaji Kalula dengan jumlah kayak biasanya. Kemaren seragam sekolah Kalula rusak, gak sengaja. Dan ada orang baik hati yang udah nolongin Kalula dengan beliin Kalula seragam baru. Jadi Kalula mau gantiin uang dia dulu, Bun. Kalula gak enak harus berhutang budi sama dia." Ucap Kalula sengaja menutupi apa yang telah ia alami saat baru menginjakkan kaki di sekolah barunya.

Bunda Rita, Kak Mela dan Kak Tata tersenyum simpul mendengar ucapan Kalula.

"Gak Pa-pa, nak. Bulan ini kamu pegang aja semua gaji kamu. Alhamdulillah, dua hari yang lalu Bunda baru aja dapet donasi dengan jumlah banyak dari orang baik. Mereka yang bakalan dateng ke panti ini siang nanti. Jadi kamu gak perlu minta maaf karena gak bisa ngasih kita gaji kamu, dan gak perlu ngerasa khawatir sama nasib anak-anak bulan ini. Insya Allah nutrisi dan gizi anak-anak panti bakalan terpenuhi bulan ini. Malah bahkan bisa hingga tiga bulan kedepan loh." Balas Bunda Rita dengan tatapan teduh pada Kalula.

CAMELIA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang