"Lia turun ya, Pa." Camelia segera mengambil tangan kanan Bagas untuk ia salim.
"Sekolah yang bener ya." Bagas mengelus pelan rambut Camelia yang terikat tinggi.
Camelia mengangguk pelan dengan senyuman manis. Lalu gadis itu segera turun dari mobil Ayahnya dan melambai pelan menatap Ayahnya dari balik kaca mobil.
"Papa pergi dulu." Ucap Bagas membalas lambaian tangan Camelia singkat.
"Iya, hati-hati, Pa."
Camelia menatap kepergian mobil Ayahnya yang perlahan-lahan menghilang dibalik tembok tinggi gerbang SMA BIMA JAYA.
Kemudian, setelah meyakini Ayahnya telah benar-benar pergi. Camelia segera memutar tubuhnya dan berjalan masuk ke dalam gedung sekolahnya dengan senyuman lebar.
Sesekali, Camelia terlihat menyapa ramah para guru yang melewatinya dan tersenyum kecil kepada murid yang melihatnya, hingga menimbulkan tatapan bertanya dari para murid yang ada disana.
'Tuhkan gue bilang juga apa. Queen bullying di sekolah kita udah tobat!'
'Kok bisa sih? Jangan-jangan ada sesuatu yang lagi dia rencanain nih?'
'Heh, jangan suudzon dulu. Siapa tau Camelia emang beneran tobatkan?'
Seperti itulah obrolan dari para murid yang melihat perubahan diri Camelia.
Camelia hanya mengulum bibirnya dengan kedikan bahu pelan, tak perduli dengan apa yang mereka semua gosipkan tentangnya. Yang terpenting, sekarang Camelia hanya ingin menebarkan sisi positif dari dirinya.
Pluk!
Camelia tersentak kaget ketika sebuah lengan hinggap di kedua bahunya dan merangkulnya erat.
"Hai!"
Sapaan itu terdengar bersamaan dengan tolehan kepala Camelia. Seketika Camelia membulatkan kedua matanya saat melihat sosok Kiel yang sedang tersenyum lebar kearahnya.
"Pagi cantik." Sapa Kiel dengan senyuman cerah, seakan-akan ia tak peduli jika saat ini semua orang sedang menatap mereka dengan tatapan shock.
"Ih! Apaan sih lo? Lepasin gue!" Geram Camelia sambil mencoba melepaskan rangkulan Kiel yang sayangnya begitu sulit untuk ia lepaskan.
"Kiel! Lepasin gak?! Jangan sentuh gue!" Camelia melotot marah kearah Kiel yang justru terkekeh geli.
"Kenapa sih, Ya? Ngerangkul doang ini, lo pelit amat dah." Balas Kiel sambil melepaskan rangkulannya dan menghindar dari serangan tangan Camelia yang berniat memberinya sebuah cubitan di perut.
Camelia berdecak kesal dengan bola mata bergulir malas.
Sial, karena Kiel kini semua orang jadi memerhatikan mereka seolah-olah mereka adalah tersangka utama dari sebuah kejahatan besar.
'What?! Sejak kapan Kiel deket sama Camelia?! Gue gak salah lihat kan?!'
'Iya! Mana pake ngerangkul segala lagi!'
'Gila! Jangan-jangan mereka punya hubungan spesial?'
'Maksud lo, mereka jadian? Wah, kalo mereka beneran jadian, ini bakalan jadi berita terhot yang pernah ada di sekolah kita!'
'Sialan! Pantesan aja Camelia mulai berubah. Ternyata pawangnya pangeran macem Kiel. Gue sih gak bakalan heran lagi ya.'
'Hwaaa! Kiel gue! Hikss kalo saingan gue Camelia, gue gak bisa ngapa-ngapain kecuali ngeikhlasin mereka hikss'
Camelia menggigit bibir bawahnya dengan mata yang terpejam erat menahan kekesalan.
"So, Ya. Gimana semalem? Lo mimpiin gue gak?" Tanya Kiel kembali, tepat di samping telinga Camelia yang membuat desas desus mereka semakin menjadi-jadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAMELIA [END]
Teen Fiction[REVISI] Namanya Camelia Anjani. Seorang mahasiswi fakultas psikologi yang sedang giat-giatnya menyelesaikan tugas akhir dalam masa perkuliahan. Siapa sangka, gadis cantik dengan hati lembut itu harus berakhir tragis dalam sebuah insiden kecelakaan...