Otak Camelia memberikan alarm tanda bahaya. Ini sama sekali tidak bagus. Camelia menatap sekeliling ruangan dimana ia sedang terikat diatas sebuah kursi kayu yang nampak mudah patah jika Camelia bergerak berlebihan.
Camelia menggigit bibir bawahnya gelisah karena sama sekali tak bisa mengingat bagaimana ia bisa berakhir ditempat ini dengan keadaan terikat seperti ini. Camelia hanya ingat jika ia sedang bersama Kiel didalam mobil pria itu dan hendak menuju suatu tempat. Lalu Camelia menerima botol minuman dari Kiel dan meminumnya yang lantas membuatnya mengantuk...
Kedua mata Camelia sontak membulat tak percaya. Minuman itu! Apa didalam minuman itu telah diberikan obat tidur oleh Kiel? Namun mengapa Kiel tega melakukan hal itu kepadanya? Apa yang diinginkan Kiel darinya? Dan dimana pria itu sekarang?
Pertanyaan demi pertanyaan yang terlintas dibenak Camelia lantas terjawab ketika pintu coklat dihadapannya perlahan terbuka dan menampakkan sosok yang sedang dicarinya dan muncul bersama dua orang gadis yang memakai seragam yang sama dengannya.
"Kiel... l-lo?"
Camelia tak mampu melanjutkan ucapannya. Otaknya langsung menyusun serangkaian teori dengan mudah.
Ternyata selama ini Kiel memiliki hubungan dengan Cassie dan Diandra? Apa ia juga turut dalam kejadian tempo hari yang dialami Camelia serta Kalula di hotel malam itu? Jadi selama ini Kiel hanya berpura-pura baik pada dirinya? Berpura-pura baik pada semua orang? Brengsek!
"Hai, Lia~" Cassie bergerak perlahan mendekati Camelia sambil menyeringai lebar.
"Kaget yah? Ngelihat kita bertiga ada disini? Atau lo lebih kaget ngelihat Kiel ada dikubu gue, hm?" Cassie mengangkat dagu Camelia yang lantas membuang muka dengan tatapan jijik.
"Kalian semua emang brengsek! Terutama lo, Kiel! Berani-beraninya lo ngebohongin semua orang!" Caci Camelia dengan tatapan benci menatap Kiel.
Kiel terkekeh geli menatap gadis malang dihadapannya yang tak dapat melakukan apapun.
"Gue emang brengsek, Lia. Dari dulu gue emang sebrengsek itu. Tapi kalian semua yang bodoh. Kenapa mudah buat percaya sama gue dan masuk dalam jebakan gue?" Kiel menyeringai lebar.
"Brengsek! Lo emang brengsek! Lo gak mikirin gimana perasaan teman-teman lo yang udah lo khianatin, Kie? Lo emang jahat!" Camelia meraung marah dan membuat ketiga orang disana tertawa puas.
"Gue gak pernah nganggep mereka temen-temen gue, Lia. Gue deketin mereka juga buat gue manfaatin. Ngapain gue mikirin perasaan mereka?" Balas Kiel dengan wajah pongah.
Camelia membelalakkan matanya tak percaya. Jadi selama ini Kiel tak pernah tulus berteman dengan Regas dan teman-temannya yang lain? Mengapa semuanya jadi seperti ini? Pada kehidupan pertamanya, Camelia sangat yakin jika Kiel adalah orang pertama yang terlihat sangat tulus membantu Regas menyelesaikan semua masalah yang telah Camelia perbuat. Tapi mengapa kini malah terjadi sebaliknya? Mengapa Kiel malah mengkhianati teman-temannya?
"Lia, Lia. Lo mau tahu gak satu hal menarik lainnya?" Celetuk Cassie tiba-tiba yang membuat Camelia mendongak dengan mata memicing.
Selang beberapa saat kemudian, kedua mata Camelia terbelalak lebar menatap adegan mengejutkan dihadapannya.
Cassie meraup bibir Kiel dengan cepat. Dan Kiel menerima ciuman itu dengan perasaan gembira. Mereka saling memangut hingga Kiel menggendong tubuh Cassie kedalam rengkuhannya. Tak lupa tangan pria itu meremas bokong Cassie hingga sebagian roknya terangkat keatas.
"K-kalian... selingkuh?! Kalian selingkuhin Regas?" Ucap Camelia dengan sorot terluka.
Dapat ia bayangkan bagaimana sakit yang akan Regas rasakan saat mengetahui calon tunangan dan sahabatnya berselingkuh dibelakangnya. Camelia sedih memikirkan Regas yang telah terkhianati.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAMELIA [END]
Teen FictionNamanya Camelia Anjani. Seorang mahasiswi fakultas psikologi yang sedang giat-giatnya menyelesaikan tugas akhir dalam masa perkuliahan. Siapa sangka, gadis cantik dengan hati lembut itu harus berakhir tragis dalam sebuah insiden kecelakaan tunggal k...