Camelia terdiam membisu. Gadis itu menatap kearah pantulan kaca besar dihadapannya, yang sedang menampilkan sosok seorang gadis remaja cantik berseragam SMA, dengan tatapan nanar.
Transmigrasi
Ya, Camelia telah mengalami hal diluar nalar manusia yang orang lain kerap sebut sebagai transmigrasi jiwa.
Jujur saja, kejadian ini bukanlah hal yang baru bagi Camelia. Sebab, dikehidupan sebelumnya Camelia juga merupakan seorang transmigrator yang membuat jiwanya masuk kedalam raga orang lain setelah pada kehidupan pertamanya Camelia telah meninggal dunia dengan keadaan yang sangat mengenaskan dalam sebuah insiden mengerikan. Jiwa Camelia yang saat itu telah terlepas dari raga aslinya, entah bagaimana bisa malah masuk kedalam raga seorang balita berusia 4 tahun yang telah meninggal dunia karena demam tinggi yang ia alami, alih-alih pergi ke alam baka dan menerima hukuman atas apa yang pernah diperbuatnya selama hidup didunia.
Sejak saat itulah Camelia memulai kehidupan barunya atau kehidupan keduanya sebagai seorang Camelia Anjani, nama dari raga balita yang kebetulan memiliki nama yang sama dengan raganya di kehidupan pertama, dan menjadi sosok baru dengan kepribadian yang baru.
Camelia menganggap bahwa kejadian menakjubkan itu adalah salah satu bentuk pengampunan dan juga kesempatan besar dari Tuhan bagi Camelia agar ia bisa menebus segala dosa-dosa yang pernah ia perbuat di kehidupan pertamanya dengan menjadi individu baru yang lebih baik. Dan tentu saja Camelia tidak mungkin menyia-nyiakan kesempatan itu.
Namun hal yang tak pernah Camelia duga adalah kini Camelia kembali mengalami transmigrasi jiwa untuk kedua kalinya.
Bukankah Camelia telah menjalani kehidupan keduanya dengan begitu baik? Bahkan Camelia tak pernah sekalipun membuat onar atau bahkan mencelakai orang lain. Lalu mengapa Camelia lagi-lagi mengalami transmigrasi jiwa untuk kedua kalinya?
Dan yang lebih parahnya lagi, mengapa jiwanya harus kembali ke kehidupan pertamanya?! Kehidupan yang begitu ingin ia lupakan dalam ingatannya untuk selamanya.
Kehidupan yang begitu menyeramkan.
Tok!
Tok!
Tok!
Camelia tersentak pelan dan kembali tersadar dari lamunannya ketika mendengar suara ketukan pelan dari arah luar pintu kamarnya.
"Siapa?" Tanya Camelia sambil menatap pintu kamarnya dari pantulan cermin.
Perlahan-lahan pintu kamar berwarna coklat itupun terbuka dari luar, dan menampakkan sosok seorang wanita paruh baya yang berpakaian khas seorang maid.
"Maaf, Nona. Nyonya Dahlia memanggil Nona untuk segera turun dan sarapan bersama anggota keluarga yang lain." Ucap maid itu sambil menundukkan kepalanya dalam karena takut menatap wajah Nona mudanya yang tempramental. Sedikit saja ia melakukan kesalahan saat berhadapan dengan sang Nona mudanya, bisa-bisa ia akan mendapatkan masalah besar yang bisa berakibat fatal bagi kehidupannya.
Mata Camelia terlihat mengerjab cepat ketika mendengar nama Ibunya disebut oleh maid itu.
Mama Dahlia
Wanita yang begitu dirindukan oleh Camelia bahkan ketika gadis itu mencoba memulai hidup barunya didunia lain. Wanita yang dalam pertemuan terakhir mereka menatapnya dengan tatapan penuh kemarahan dan kekecewaan yang begitu besar karena kejahatan yang telah Camelia lakukan.
Camelia mengatur deru nafasnya yang mulai terdengar memburu cepat kala merasakan sesak didada. Lalu gadis itu membalikkan tubuhnya dari hadapan cermin besar dan melangkah mendekati ranjang king size miliknya guna mengambil sebuah ransel pink yang seingatnya akan menjadi debu di tangan sang Kakak angkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAMELIA [END]
Teen Fiction[REVISI] Namanya Camelia Anjani. Seorang mahasiswi fakultas psikologi yang sedang giat-giatnya menyelesaikan tugas akhir dalam masa perkuliahan. Siapa sangka, gadis cantik dengan hati lembut itu harus berakhir tragis dalam sebuah insiden kecelakaan...