Regas menegak habis minumannya sambil berjalan memasuki rumah dan memainkan ponsel menggunakan sebelah tangan. Membalas pesan yang Cassie kirimkan padanya setengah jam yang lalu.
Pria muda itu lalu memasukkan ponsel miliknya kedalam saku celana hitam yang ia gunakan, setelah bunyi notifikasi pada ponselnya berbunyi, sebuah pesan panjang dari Cassie yang membalas pesan singkatnya hanya dalam hitungan detik.
Tuk!
Tuk!
Suara langkah kaki yang menuruni tangga secara tergesa-gesa membuat perhatian pria muda itu teralihkan.
Netranya menemukan keberadaan Camelia yang menggunakan pakaian rapih, kaos putih polos dilapisi cardigan merah muda dan rok jeans biru muda yang menutupi kakinya hingga selutut, terlihat sedang menuruni anakan tangga sambil menggenggam tali slingbag yang ia gunakan.
"Mau kemana?" Tanya Regas mencegat pergerakan Camelia dan membuat gadis itu terlonjak kaget.
Setelah tersadar, Camelia segera membuang wajah kesamping, terlihat enggan menatap wajah pria tampan dihadapannya itu.
"Kenapa diem aja? Mau kemana lo sore-sore gini?" Tanya Regas sekali lagi dengan kening berkerut samar melihat respon Camelia yang terdiam dan membuang wajah seolah tak ingin menatapnya.
"Bukan urusan lo." Balas Camelia cepat. Kemudian bergerak meninggalkan Regas yang terdiam ditempatnya dengan tatapan nyalang.
Pria muda itu lantas mengejar pergerakkan Camelia dan menarik lengan gadis cantik itu hingga membuatnya memekik terkejut.
"Apa sih, Gas? Lepasin tangan gue!" Camelia memekik sambil mencoba melepaskan genggaman tangan Regas pada pergelangan tangannya.
"Lo mau kemana, Lia? Jangan berani keluar dari rumah ini sebelum lo jawab pertanyaan gue dengan benar!" Ucap Regas dengan tatapan tajam menghunus manik sang gadis.
Camelia menggigit bibir bawahnya dan melirik pria muda itu dengan tatapan gugup.
"G-gue... mau jalan bentar." Ucap Camelia pelan.
"Jalan kemana? Biar gue anterin." Tawaran Regas membuat Camelia membulatkan kedua matanya lebar.
Bagaimana mungkin Camelia mau menerima tawaran pria muda itu? Karena nyatanya Camelia berniat keluar rumah untuk menghindarinya. Ibu dan Ayah mereka sedang berada diluar rumah untuk menghadiri undangan kerabat sang Ibu. Kalula pergi bersama Dafrin sejak pagi. Dan kedua adik kembarnya sedang bermain dirumah teman mereka yang berada dikompleks yang sama dan belum pulang hingga sekarang. Hanya mereka berdua anggota keluarga yang ada dirumah saat ini. Camelia yang enggan berada disekitar Regas yang terus mengusiknya akhirnya memilih untuk keluar rumah walau dirinya sendiri pun tak tahu harus pergi kemana. Yang Camelia tahu ia harus keluar rumah untuk menjernihkan pikiran dan menjauh sejenak dari pria muda dihadapannya.
"Gak perlu. Gue cuman pengen nyari angin bentaran, Gas. Gue pengen sendiri dulu. So, lo gak perlu nganterin gue." Ucap Camelia dan melepaskan genggaman tangan Regas yang terasa mengendur.
Namun ketika gadis itu hendak melangkah, sebuah tarikan kasar kembali dirasakan Camelia hingga membuatnya meringis kesakitan.
"Lo lupa janji gue waktu itu, Lia? Gue udah janji bakalan jagain lo kemanapun lo pergi. Dan gue gak nerima penolakan apapun dari lo." Ucap Regas dengan tatapan tak ingin dibantah. Namun Camelia mendengus jengah dengan bola mata memutar malas.
"Gue bukan anak kecil yang harus lo jagain 24 jam tiap harinya, Gas. Gue udah gede dan bisa jagain diri gue sendiri." Camelia menatap nyalang pada Regas yang terlihat terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAMELIA [END]
Teen FictionNamanya Camelia Anjani. Seorang mahasiswi fakultas psikologi yang sedang giat-giatnya menyelesaikan tugas akhir dalam masa perkuliahan. Siapa sangka, gadis cantik dengan hati lembut itu harus berakhir tragis dalam sebuah insiden kecelakaan tunggal k...