50

33.5K 1.8K 63
                                    

Camelia terdiam kaku menatap kehadiran Regas yang berdiri menjulang dihadapannya, tepat didepan pintu kamar Camelia ketika gadis itu hendak masuk untuk beristirahat.

"Tolong lo minggir dari depan pintu kamar gue, Gas. Gue mau masuk buat istirahat. Ini udah malem banget dan besok kita harus sekolah." Ucap Camelia dengan tatapan tak senangnya melihat keberadaan pria muda itu disana.

Regas terlihat berpikir sesaat, sebelum bergerak perlahan menyingkir dari depan pintu kamar Camelia dan memberikan ruang untuk gadis itu agar dapat masuk kedalam kamarnya.

Camelia mengerutkan keningnya bingung meihat reaksi Regas yang menuruti ucapannya begitu saja. Padahal Camelia mengira jika pria itu akan mendebat dirinya dan tak membiarkan Camelia masuk ke dalam kamar.

Camelia mengedikkan bahu setelahnya, lalu berjalan santai memasuki kamarnya sebelum ia memekik tertahan saat tubuhnya terasa terdorong ke dalam kamarnya dengan cepat.

Camelia membalikkan badannya dan melotot horor menatap Regas yang berdiri dibalik pintu kamar Camelia yang kini sudah ia kunci rapat. Bahkan kunci kamar Camelia telah ia masukan kedalam saku celana kain panjang berwarna hitam yang ia gunakan.

"N-ngapain lo ikutan masuk?! Keluar gak dari kamar gue!" Ucap Camelia sambil berjalan mundur saat melihat Regas terus melangkah mendekatinya.

"Gue gak akan keluar sebelum lo kasih penjelasan sama gue kenapa lo ngejauhin gue, Lia." Ucap Regas dengan suara pelan yang membuat bulu kuduk Camelia jadi meremang.

"Regas! Keluar!" Pekik Camelia panik saat tubuhnya semakin terpojok hingga kakinya membentur pinggiran ranjangnya. Gadis itu mendorong dada Regas yang terlihat tak terpengaruh sama sekali dengan kekuatan yang telah Camelia gunakan untuk mendorongnya.

"Shht! Jangan teriak. Ini udah malem. Keluarga kita bisa denger suara teriakan lo dan bakal tahu kalo kita lagi berduaan di dalam sini. Lo mau mereka ngira gue lagi ngapa-ngapain lo disini, hm?" Regas tersenyum geli tanpa sepengetahuan Camelia saat melihat gadis itu bergerak gelisah setelah mendengar ucapannya.

"E-eum... K-kalo gitu lo harus keluar dari kamar gue sekarang juga, Gas, sebelum keluarga kita tahu lo masuk kekamar gue malem-malem gini dan berpikiran yang enggak-enggak sama lo." Cicit Camelia pelan.

Regas terkekeh geli yang tak dapat ditahannya, "Kalo gitu jawab pertanyaan gue, kenapa lo berusaha buat ngejauhin gue, Lia?" Kali ini Regas menatap Camelia dengan tatapan dinginnya.

Camelia terdiam dihadapan Regas yang terus menatapnya lekat. Lalu gadis itu tiba-tiba saja mendongak dan membalas tatapan Regas dengan tatapan menusuknya.

"Lo gak ada hak buat nanya-nanyain gue yang ngejauhin lo disaat lo sendiri juga sibuk sama Cassie, Gas! Lo juga udah buat yang lain ngerasa kalo lo lebih milih buat jalan mulu bareng cewek lo itu ketimbang ngumpul sama kita. So, gak usah sok nanya-nanyain gue kenapa gue ngejauhin lo disaat lo juga ngejauh dari yang lain!" Camelia menunjuk dada Regas geram dengan alasan yang ditunjukkannya. Ya, Camelia tak sepenuhnya beralibi untuk menutupi alasan yang membuatnya mencoba menjauhi Regas.

Camelia kembali mendengar Regas terkekeh geli yang membuatnya mengerutkan kening bingung. Memangnya ada yang lucu dari kalimatnya?

"Jadi lo cemburu, hm? Lo cemburu gue lebih milih jalan bareng Cassie ketimbang sama lo?" Tanya Regas dengan tatapan gelinya.

Camelia melotot dengan mulut menganga kaget mendengar ucapan Regas.

"Heh! G-gue gak ngomong kalo gue cemburu yah! M-maksud gue tuh, lo udah buat adik-adik kita yang ngerasa gak adil sama kedekatan lo bareng Cassie, Gas! Bukan gue yang cemburu sama kedekatan kalian!" Ucap Camelia dengan pipi memanas dan bibir yang perlahan terkulum karena kesal.

CAMELIA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang