27

39.9K 2.4K 139
                                    

"Kak."

"Hm?" Camelia menoleh ketika Rian menarik ujung bajunya pelan.

Saat ini Camelia, Rian dan juga Andre sedang berada dalam kamar Andre untuk membereskan kekacauan yang terjadi pada wajah kedua anak kembar itu.

"Jangan kasih tau Kak Regas ya Kak soal yang tadi." Cicit Rian dengan wajah memelas.

Camelia mengerutkan keningnya samar, "Kenapa?" Tanyanya.

"Nanti Kak Regas marahin aku dan Andre loh Kak. Kakak gak kasihan sama aku dan Andre? Wajah kita udah jelek kayak gini terus sakit juga. Masa harus kena omelan Kak Regas juga sih?" Jawab Rian dengan bibir mengerucut.

"Bener tuh, Kak! Kakak jangan kasih tau Kak Regas ya. Awas aja!" Sahut Andre dengan kepala menengadah menatap wajah Camelia yang sedang mengobati wajahnya.

Camelia berdecak pelan, lalu sedikit menekan luka pada sudut bibir Andre hingga anak itu meringis kesakitan.

"Kalian yakin mau nyembunyiin hal ini dari Kak Regas? Gimana entar kalo Kak Regas sampai tahu sendiri tentang hal ini? Apa kalian gak takut bakalan dapet hukum dari dia karena berniat nyembunyiin hal ini, hm? Lagian lebam di wajah kalian ini juga gak bakalan bisa ketutup sepenuhnya loh. Pasti Kak Regas bakalan nyadar soal ini." Ucap Camelia sambil menatap wajah kedua adik kembarnya secara bergantian.

Melihat respon kedua adiknya yang hanya diam. Camelia lalu menghela napas panjang dan mengelus pelan surai kedua adiknya itu.

"Dengerin, Kakak. Kalian berdua gak perlu takut untuk jujur sama Kak Regas, karena ini bukan salah kalian. Kalian dihajar juga bukan karena kemauan kalian kan? Temen-temen sekolah kalian tuh yang iri sama kalian dan main keroyokan aja. Jadi jangan takut buat jujur sama Kak Regas ya. Dia juga gak bakalan ngehukum kalian kalo kalian mau jujur sejak awal." Nasehat Camelia pada kedua adiknya.

Andre dan Rian saling melirik setelah mendengar ucapan Camelia. Lalu kedua anak itu menundukkan kepala mereka dengan tubuh melemas.

"Tapi, Kak, kita berdua tetep aja takut. Kak Regas pasti tetep bakalan omelin kita kalo kita jujur. Kak Regas kan kalo lagi ngomel atau marah-marah tuh nyeremin tau! hihh~" Ucap Andre sambil bergedik ngeri, dan mendapat anggukan persetujuan dari Rian.

"Terus kalian milih buat tetep nyembunyiin hal ini gitu? Dengan konsekuensi kalian bakalan kena hukuman? Atau mau milih buat jujur dan kena omelan dikit doang, hm?" Tanya Camelia dengan sebelah alis terangkat. Ia berharap adik-adiknya itu lebih memilih untuk berkata jujur. Kasihan jika mereka harus mendapat hukuman dari Regas hanya karena kesalahan kecil seperti ini.

Andre dan Rian kembali saling melirik dengan tatapan yang terpaut cukup lama. Keduanya seakan-akan tengah bertelepati kepada satu sama lain untuk mencari pilihan yang tepat.

"Hmm.. Yaudah deh, kita bakalan ngaku aja sama Kak Regas. Tapi Kak Lia harus bantuin kita ya Kak? Soalnya Mama lagi gak ada dirumah, kita berdua takut." Ucap Andre dengan tatapan memohon padanya. Rian pun melakukan hal yang sama saat menatap Camelia.

"Kalo soal itu kalian tenang aja. Kakak bakalan bantuin kalian kok. Kakak gak mungkin biarin adik-adik Kakak dalam kesulitan." Balas Camelia dengan senyuman lembutnya.

Andre dan Rian tertegun mendengar hal itu. Apalagi melihat tatapan Camelia yang terlihat sangat tulus. Keduanya lantas menunduk dalam dengan pikiran berkecamuk.

"Kak... Kak Lia kok mau sih nolongin kita? Padahal kita berdua udah sering jahatin Kakak loh. Apa Kak Lia gak benci sama aku dan Andre?" Tanya Rian pelan dan menatap Camelia dengan tatapan penasaran.

Camelia tersentak pelan mendengar pertanyaan itu. Ia lalu menatap kedua adiknya dengan tatapan dalam.

Membenci mereka?

CAMELIA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang