Camelia mendesah lirih sambil menatap gerakan jarum jam yang melingkar dipergelangan tangannya.
"Lula kenapa lama banget ya? Udah hampir 20 menitan, tapi dia belum balik juga kesini." Monolog Camelia dengan perasaan resah.
Gadis itu lalu menoleh kearah sudut ruangan ballroom hotel, tempat dimana Dafrin sedang bercanda bersama teman-temannya. Tanpa terlihat adanya sosok Kalula disekitar pria itu.
"Dia juga gak lagi bareng Dafrin." Ucapnya lagi, semakin merasa resah.
"Gue harus cek kondisi Lula sekarang. Jangan sampe terjadi sesuatu sama dia." Camelia segera melangkah menyusuri ballrom hotel menuju pintu belakang untuk menuju toilet hotel.
Tak butuh waktu lama bagi Kalula untuk sampai di toilet hotel dan masuk kedalamnya mencari keberadaan Kalula.
Beberapa gadis yang sedang merapikan make up mereka di dalam toilet terlihat terkejut saat menyadari kedatangan Kalula.
"Sorry, ganggu. Eum.. Kalian ada ngelihat cewek yang make gaun warna blue sky sama jepitan kupu-kupu dirambutnya, gak? Tadi dia masuk sini." Ucap Camelia menanyakan keberadaan Kalula pada ketiga gadis dihadapannya.
Ketiga gadis itu terlihat saling memandang, lalu kembali menatap Camelia dan menggeleng bersamaan.
"Kita gak lihat, Kak. Dari tadi kita bertiga gak ngelihat cewek dengan ciri-ciri seperti itu masuk ke toilet." Balas salah seorang gadis dihadapan Camelia dengan tatapan meyakinkan.
Camelia membuang pandangannya dengan tatapan risau. Lalu melirik dua bilik toilet hotel yang tertutup rapat.
"Di dalem ada orang ya?" Tanya Camelia.
"Iya, Kak."
"Temen kalian?"
"Bukan." Ketiga gadis itu menggeleng bersamaan dengan tatapan polos.
Camelia menggigit bibir bawahnya. Tenang, Camelia. Mungkin aja dari salah satu bilik itu ada Kalula.
"Oh, yaudah makasih." Ucap Camelia pada ketiga gadis itu.
Ketiga gadis itu mengangguk sebelum merapihkan peralatan make up mereka dan segera pergi dari sana.
Tak butuh waktu lama, seseorang dari salah satu bilik toilet itu membuka pintu biliknya, dan membuat Camelia tersenyum lebar.
"Kalu—la?"
Gadis dari dalam bilik itu sangat terkejut melihat kehadiran Camelia.
"Eh, Sorry. Gue pikir temen gue." Ucap Camelia dengan senyuman malu.
Gadis itu mengangguk paham dan berlalu begitu saja dari hadapan Camelia.
Masih ada satu bilik lagi yang belum terbuka. Camelia yakin, gadis yang ada didalam sana adalah Kalula. Mungkin saja Kalula mengalami sakit perut yang parah sehingga gadis itu membutuhkan waktu yang lama didalam toilet.
Ceklek!
Camelia segera berdiri dengan tegap dan berjalan ke depan bilik dengan senyuman lebar, "Lula, lo kok lama banget—" Gadis itu segera tertegun saat menyadari bahwa gadis dihadapannya bukanlah Kalula.
Gadis asing itu menarik kedua alisnya keatas, terkejut melihat kehadiran Camelia, si ratu bullying di sekolahnya.
"M-maaf. K-kamu ada perlu apa sama aku?" Cicit gadis itu dengan tatapan takut.
"Lo... bukan Lula." Monolog Camelia pada dirinya sendiri dengan tatapan shock.
Gadis dihadapan Camelia mengerutkan keninganya, "Maaf. Aku Lula. Namaku Lula. Kamu nyariin aku?" Ucap gadis yang ternyata memiliki nama menyerupai Kalula.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAMELIA [END]
Teen FictionNamanya Camelia Anjani. Seorang mahasiswi fakultas psikologi yang sedang giat-giatnya menyelesaikan tugas akhir dalam masa perkuliahan. Siapa sangka, gadis cantik dengan hati lembut itu harus berakhir tragis dalam sebuah insiden kecelakaan tunggal k...