56. Langsung Cas Dan Kehamilan Melati

33.4K 1.4K 25
                                    

Anwar membantu Anton berdiri. Sudah saatnya pulang, cuaca yang mendung mulai gerimis. Anton terlihat lesu.

"Nanti ketemu lagi ya, putri tidur," gumam Anton sangat pelan dan mulai mengayunkan langkah meninggalkan pemakaman.

Alva dan Fiana sudah berada di mobil. Ayu dan Fiki juga datang karena merasa bersalah. Takutnya memang Robby benar-benar membuat Fiana hampir celaka, membuat Putri yang menjadi korban.

"Hiks.. Put," Fiana menunduk, dia terus menangis sampai kedua matanya bengkak.

Alva menghela nafas sabar, tidak melarang Fiana untuk berhenti karena memang sudah sewajarnya bersedih kehilangan teman yang sangat kita sayangi.

Alva membelai wajah Fiana. "Minum dulu," Alva terdengar agak memaksa. Seharian ini Fiana tidak menyentuh makan dan minum. Ingin memarahinya namun bukan waktu yang tepat.

Fiana tidak menolak, dia memang sedang haus ternyata. Kesedihan membuatnya larut sampai tidak tahu apa yang di rasakan tubuhnya sendiri.

"Harusnya aku, Alva."

"Gue ga suka dengernya!" tegas Alva sampai membuatnya kembali berlo gue saking kesal karena terus saja menyalahkan diri.

Sudah tahu semua ini takdir Tuhan. 

***

Walau berbeda keyakinan, tidak bisa ikut pengajian, Fiana, Alva, Anwar tetap datang. Anton sendiri yang bisa karena memang satu agama dengan Putri.

Hari ini ke 7 hari Putri pergi. Sedih memang masih memeluk, tapi tangis sudah tidak banyak di dengar lagi. Mereka semua mulai mengikhlaskan Putri agar tenang di sana.

"Anton udah nikah?" cicit Fiana agak kaget.

Alva melirik istrinya, menyeka lipstik yang belepotan akibat kecupannya saat di mobil lalu kembali diam.

"Hm, sama Melati, Fia." Anwar berbisik membalasnya.

"Kenapa?"

"Apanya yang kenapa? Udah jalannya, mereka katanya nanti cerai lagi," jawab Alva.

"Loh, kok bisa?" Fiana sungguh tidak tahu, saking sibuk menangisi kepergian sahabat terbaiknya.

"Nanti di rumah," Alva mencubit hidung merah Fiana yang sempat menangis lagi walau sebentar.

Fiana melirik Anton yang begitu serius mengalunkan doa. Senakal-nakalnya Anton, ternyata soal agamanya tidak terlalu lalai.

Fiana kembali sedih. Dia menatap diary Putri yang diberi oleh Amelia. Di dalam sana ada nama Anton.

Apakah harus dia berikan pada Anton? Atau membiarkan Anton tidak tahu agar tidak terus terbayang-bayang Putri mengingat Anton sudah menikah walau katanya akan cerai lagi.

Fiana memutuskan untuk tidak membuka rahasia yang selama ini Putri sembunyikan. Pasti Putri ingin Anton bahagia walau tanpanya. 

***

"Masih lumayan sakit," lirih Melati sambil melangkah tertatih.

Melati benar-benar menjadi samsak. Melati juga tidak menyangka Putri pergi begitu cepat. Dia sudah bersumpah tidak melakukan itu. Tidak mengusik Alva dan Fiana lagi.

Tapi, tidak ada yang percaya.

Malam setelah kepergian Putri, Anton menyerangnya, fisik maupun mental. Melati hanya bisa menerima karmanya.

Hingga dokter kembali datang.

Toni dan Talia tentu memarahi Anton walau tidak bisa berbuat banyak, Anton begitu keras kepala bahkan mengurung Melati di kamarnya.

Kutukan Cinta; Turn On (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang