Fiana terlihat melamun. Seharian ini tidak fokus belajar karena sakit haid dan juga Alva mengganggu pikirannya.
Alva cukup berubah banyak. Kenapa? Apa dia istrinya atau itu bentuk rasa terima kasihnya? Atau Alva menyukainya?
"Eh ga mungkin!" seru Fiana refleks.
Putri dan beberapa murid yang berada di perpus sontak menoleh ke arah Fiana.
Fiana yang sadar sontak gelagapan dan mengucapkan maaf tanpa suara bahkan teramat canggung.
"Kenapa, Fia?" bisik Putri sangat pelan.
Fiana hanya menggeleng lalu membuka bukunya dan mulai membaca walau tidak jelas apa yang sedang dia baca.
Putri menatap tingkahnya lalu menggeleng samar tanpa kepo lagi.
Fiana menggerakan sebelah kakinya gelisah. Kenapa dia tidak kunjung bisa fokus. Semua yang dia baca tidak masuk.
Bahaya!
Peringatan muncul dalam jiwa Fiana. Dia sungguh tidak fokus. Entah apa yang dia dapat setelah membaca di perpustakaan selama menghabiskan sisa waktu istirahat.
Fiana dan Putri pun meninggalkan perpustakaan 5 menit sebelum bell masuk berbunyi.
Keduanya berjalan dengan memeluk buku. Terlihat sama cupu di antara teman-teman sekitarnya yang berdandan ria.
"Fia, kamu gelisah kenapa?" Putri tidak bisa menahan lagi.
"Anu, Put.. Aku ga bisa fokus," jujurnya.
"Ada masalah?"
Fiana terdiam. Bingung menjelaskan.
"AGHK!" Fiana memekik kaget saat tubuhnya menabrak tubuh seseorang hingga bukunya berserakan.
Fiana menatapnya, ternyata Alva. Alva hanya mengangkat alis, kenapa bisa Fiana seceroboh itu.
Putri yang ingin bilang stop terlambat dan Fiana yang tidak fokus jadilah membuatnya begitu.
Fiana meraih bukunya cepat lalu berdiri lagi. "Maaf," ucapnya pelan lalu melirik sekitar yang melihat namun kembali acuh.
Alva melirik seragam kotor yang di pakai Fiana. "Pulang bareng gue," lalu berlalu.
Fiana terheran, tanpa dibilang pun mereka akan pulang bersamakan? Entahlah, mungkin tidak ada topik lain.
"Fia.. Kamu sama Alva bukan keluargakan?" Putri akhirnya menyuarakan isi hatinya yang merasa tingkah Fiana dan Alva itu berbeda.
Fiana menatap sekitar dengan panik lalu menyeret Putri ke tempat yang lebih sepi. Dan dengan terpaksa Fiana menjelaskan kalau dia dan Alva pacaran.
***
Alva dan Fiana berjalan santai ke dalam mall, selesai membeli seragam sekalian saja belanja yang lain.
Dengan sedikit memaksa Fiana pun mau-mau saja.
"Em, Alva.." Fiana terlihat ragu namun dia harus menjelaskannya..
"Hm?" sahut Alva tanpa menoleh, dia tengah memilih harus membeli apa dulu mengingat Ayu akan bawel jika Fiana beli sedikit.
Jadi fokus untuk Fiana dulu.
"Putri curiga, jadi aku kasih tahu maaf,"
Alva sontak menoleh. "Dia tahu kita nikah secara agama?" tanyanya datar.
Fiana menelan ludah gugup lalu menggeleng. "Maaf ga bilang dulu, aku bilangnya kita pacaran," cicitnya gelisah.
Fiana merona samar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kutukan Cinta; Turn On (TAMAT)
RomanceKutukan Cinta #3 Alva menjadi satu-satunya perjaka di antara teman-temannya yang sudah beranjak dewasa. Bukan karena pergaulannya baik, dia juga sering minum-minum di club. Dia hanya tidak merasakan itu. Turn On. Sekali pun melihat video dewasa. Ba...