"Ikut aja," Fiki tersenyum ramah. "Alva yang bayar buat istrinya, jadi terima.." lanjutnya.
Fiana tersenyum canggung dengan wajah memerah malu.
Alva terlihat asyik menonton bola di depannya sambil mengunyah cemilan.
"Nanti kita belanja ya, bunda udah lama mau belanja sama anak perempuan, siapa sangka bunda punya mantu cepet," Ayu memeluk Fiana sekilas.
Fiana tersenyum lalu mengangguk, dia akan menerima kebaikan itu walau terbebani. Kelak jika diberi kesempatan, dia akan menbalas semuanya.
"Inget! Jangan nyuci sendiri, kasih ke mba.." Ayu tersenyum setelah memperingatkan menantunya yang rajin.
"I-Iya, bunda.."
"Dia nyuci?" Alva melirik Fiana lalu bundanya.
"Hm, nyuci pakaian kamu juga, untung mba langsung negur dan lapor ke bunda,"
Alva kembali acuh, membiarkan bundanya terus berbincang dengan Fiana.
"Ayah ketemu mba dukun dan ngobrol lama, kamu ga bisa cari perempuan lain, jaga Fiana baik-baik," bisik Fiki.
"Kenapa aku harus di kutuk, yah? Apa ayah pernah lakuin sesuatu,"
"Hm, entahlah.. Dosakan ada yang terasa dan tidak, Al.."
Alva kembali acuh dan fokus pada bola. Kini rumah mereka tidak sepi. Ada suara obrolan Ayu dan Fiana yang mengisi.
Tawa Fiana menyapa, Alva menoleh menatapnya. Ini pertama kali melihatnya tertawa selepas itu. Terdengar manis seperti bocah kecil.
"Mau lihat fotonya?"
Fiana menoleh dan terkejut saat Alva tengah menatapnya.
"Apa? Mau marah sama Fiana karena mau liat foto? Bunda yang mau kasih tahu kalau kamu itu lucu waktu kecil,"
"Apa sih, bund. Kasih liat aja, ga peduli,"
***
F
iana berjongkok di kolam ikan yang ikannya sebesar betis orang dewasa, terlihat banyak dan warna warni.
Sejuk sekali dan juga menyenangkan melihat ikan-ikan itu.
"Alva melemparkan makanan ikan yang membuat Ikan itu berkecipak hingga airnya mengenai Fiana.
Fiana refleks mundur hingga menabrak kaki Alva yang tidak goyah, bahkan dia tidak tahu Alva ada di belakangnya. Sejak kapan.
Alva mengubah posisi menjadi duduk di pinggiran kolam, memasukan makanan ikan dan tangannya.
Ikan-ikan itu seperti memakan telapak tangan Alva. Lucu sekali tapi bukankah akan geli?
Alva meraih lengan Fiana lalu meletakan makanan ikan di tangannya.
"E-engga mau," Fiana tidak berani, hendak beranjak dari jongkoknya namun tidak bisa karena ditarik Alva bahkan hingga duduk di sebelah pahanya tidak sengaja.
"Engga mau," lirih Fiana saat Alva memaksanya.
"Coba!"
Fiana merem saat Alva tetap memaksanya. Bibir-bibir ikan mulai melahapnya dan Fiana semakin terdongak takut.
Alva melemaskan cekalannya. Leher Fiana kembali menyapa matanya.
"Lo goda gue di siang bolong, untung hari ini minggu," ndus Alva di leher Fiana.
Fiana refleks menegakan tubuhnya lagi walau masih duduk di sebelah paha Alva.
"Main ikan atau mainin gue?"
Fiana sontak terbatuk dan wajahnya memerah padam.
***
"
A-ada yang dateng," Fiana gelisah saat Alva terus menyasar lehernya, mengecup rahangnya lalu kembali ke leher.
Tok.. Tok.. Tok..
"Kalian tidur?"
"Sstt.." bisik Alva.
"Kayaknya tidur," suara langkah pun terdengar menjauh dan hilang.
"Shh.." Fiana gelisah dan masih saja bergetar takut saat bibir Alva mengecup setiap kulitnya yang Alva inginkan.
"Engh.. A-Alva.." Fiana gelisah saat pakaiannya mulai di turunkan.
Alva terus mengecup setiap jengkal kulit Fiana tanpa bosan. Selama ini dia hanya melihat di video dewasa, bahkan tidak merasakan apapun. Tapi kini, prakteknya langsung dia dapat merasakan surga dunia yang sering di banggakan Anton.
Alva menatap leher yang memanjang saat Fiana membusung dan menggeliat. Alva terus memainkan mulutnya tanpa mengalihkan pandangan.
***
"Cie, seragam baru," Putri menggodanya lalu tersenyum senang. "Keren banget kamu, Fia.. Ini merk asli?" tanyanya.
"Ha? A-anu, aku di kasih temen.. Kayaknya ga mungkin asli deh," Fiana terlihat tidak nyaman, tapi dia tidak enak saat Alva bertanya kenapa seragam, tas dan sepatunya tidak di pakai.
Sebegai bentuk terima kasih, nyaman tidak nyaman Fiana memakainya.
"Kok ga dari dulu, bagus tahu.. Kamu kan sepupu Alva, pasti sama kay—"
"Aku lebih suka sederhana, Put.." potong Fiana dengan agak canggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kutukan Cinta; Turn On (TAMAT)
RomanceKutukan Cinta #3 Alva menjadi satu-satunya perjaka di antara teman-temannya yang sudah beranjak dewasa. Bukan karena pergaulannya baik, dia juga sering minum-minum di club. Dia hanya tidak merasakan itu. Turn On. Sekali pun melihat video dewasa. Ba...