"Anton!" Melati mencekal lengannya memohon.
Anton menepisnya kasar. "Lo salah berurusan sama gue apalagi Alva! Lo ancam orang terdekat Alva!" kesalnya.
"Janji, ga akan lagi," Melati terisak pelan. "Hapus, Janji ga akan ganggu Fiana," mohonnya.
Anton tersenyum licik. "Abis gue hapus apa? Lo bully Fiana lebih gila lagi?" geramnya menyeramkan.
Anton terlihat bukan seperti Anton yang pecicilan dan playboy. Tatapannya menajam menakutkan.
"Pembully kayak lo ga akan pernah jera! Nikmatin siksaan batin itu! Anggap aja karma," lalu tersenyum miring.
"Anton.." isak Melati lirih. Dia sungguh menyesal dan tidak akan melakukannya lagi.
Dia pikir Anton benar-benar menyukainya, harapannya tinggi terhadap Anton. Hidupnya akan berubah dan tidak kesulitan lagi.
Anton akan bisa membelikan apapun yang dia mau tanpa harus memeras dari anak-anak cupu.
Tapi nyatanya salah. Dia malah dihukum oleh harapannya.
Anton membuatnya gelisah setiap hari. Sungguh karma karena biasanya dia membuat gelisah korbannya setiap hari.
"Lo cuma bisa patuh, semua kelangsungan masa depan lo ada di gue. Sekali pun gue meninggal, lo akan tetap ga tenang, gue udah atur semuanya. Selamat menikmati,"
Melati menatap terluka, kecewa dan marah kepergian Anton. Padahal dia sungguh merasakan perasaan yang tulus.
***
Putri bersembunyi. Dia mendengar percakapan Anton dan Melati. Dia tidak menyangka dunia Anton sekotor itu.
Bukan soal suci atau tidak suci. Tapi, di usia yang semuda itu kenapa bisa Anton menikmati masa muda yang salah.
Anton melakukan hal tidak terpuji. Kasihan sekali istrinya di masa depan.
Putri tidak akan menganggap Anton serius, bisa saja dia pun menjadi korban selanjutnya seperti yang Melati Alami.
Putri bergegas meninggalkan tempat itu, dia harus ke perpustakaan, Fiana menunggunya pasti kelamaan."Maaf, Fia.."
"Toiletnya ngantri ya, Put," bisik Fiana dengan terlihat cerah bahagia. Bahkan wajah Fiana sudah sangat baik.
Uang memang ajaib.
Putri hanya akan fokus untuk masa depannya. Mencari uang dan kebahagiaan sebanyak mungkin.
Untuk urusan percintaan, terutama Anton. Dia akan skip dulu. Anton terlalu mengerikan.
"Apa Melati ga ganggu kamu lagi?" Putri berbisik sepelan mungkin.
Fiana menggeleng. "Ga tahu diapain sama Alva." bisiknya.
Putri terdiam. Apa Alva juga yang menyuruh sahabatnya untuk melakukan itu? Putri memilih bungkam.
Itu bukan urusannya. Dia akan fokus pada tujuan.
***
"Renaya gimana kabarnya?" tanya Anton santai.
Dia dan Anwar sudah tahu soal kutukan dan Fiana juga tidak masalah. Makanya mereka membahas itu santai.
"Kayak yang lo liat, dia wara wiri di televisi, di YouTube, insta," Alva menjawab santai, asyik menyeka jemari Fiana dengan tissue.
Mereka sedang berada di ruang tengah rumah Alva. Ceritanya nonton film sambil ngemil nyantai.
"Keren ya, kenapa lo ga ikut sih, viralnya kan sama lo," Anwar berkomentar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kutukan Cinta; Turn On (TAMAT)
RomanceKutukan Cinta #3 Alva menjadi satu-satunya perjaka di antara teman-temannya yang sudah beranjak dewasa. Bukan karena pergaulannya baik, dia juga sering minum-minum di club. Dia hanya tidak merasakan itu. Turn On. Sekali pun melihat video dewasa. Ba...