Part Khusus 45. Fiana Aktif, Anak Dan Keinginan Masa Depan hanya akan ada di karyakarsa bagi yang mau, engga pun tetap bisa lanjut :)
"Ngapain ke sini?" Tiara terlihat marah.
Fiana menatap kakaknya yang memakai pakaian tahanan itu.
"Lo bukan mau bantu gue!" lanjutnya.
Fiana menghela nafas, mencoba tidak terlalu tegang. Ada penghalang di antara mereka, tidak mungkin Tiara akan menyakitinya seperti menjambak rambut sebagai pelampiasan.
"Kalau lo ga mau di hukum, harusnya jangan lakuin kejahatan!" Alva terlihat marah.
Kenapa Tiara marah pada Fiana yang tidak memiliki salah? Dia yang berbuat kenapa Fiana yang harus bertanggung jawab?
Tiara bungkam dengan tangan terkepal. "Asal lo tahu, Fiana!" geramnya. "Lo itu pembawa sial di keluarga kita! Kehadiran lo buat bapak bangkrut, gue, mamah dan bapak susah semenjak lo lahir!" bentaknya penuh emosi.
Tiara terlihat frustasi. Dia tidak ingin di penjara. Orang-orang yang satu sel dengannya menakutkan.
"Lo itu pembawa sial! Harusnya mamah bunuh lo bukan lahirin lo!" teriaknya penuh emosi. "Gue bahagia sebelum lo hadir! Lo pengacau!" teriaknya semakin kacau.
Fiana terlihat gemetar menahan tangis. Apa karena itu alasannya? Pantas saja tidak ada yang sayang padanya dan hanya menjadi pelampiasan.
Fiana merasa sekitarnya berdengung. Kedua matanya yang basah menatap kepergian Tiara yang tak terkendali di bawa dua polisi itu dengan sendu.
Selama ini dia sabar menghadapi mereka. Memaafkan mereka sesakit apapun fisik dan mentalnya.
Dia berharap akan ada hari mereka menerimanya dengan kasih sayang. Bangga dengan prestasi yang dia dapat.
Dia dihancurlan oleh keluarganya.
Fiana terisak sesak, menatap Tiara yang semakin jauh dan menghilang. Tangis Fiana pecah dengan begitu bergetar.
Dia tidak memiliki siapa pun selain Alva dan keluarganya.
Fiana akan menyerah dengan rasa sakitnya. Mereka yang memilih meninggalkannya. Fiana tidak akan mencoba berharap lagi.
Alva memeluk Fiana erat, hatinya tercubit sakit mendengar tangis dari seorang anak dan adik yang di kecewakan, di sakiti.
"Gue kasih sehari buat lo nangis dan sedih, besok lo harus bangkit, gue ga mau tahu," bisiknya.
***
Banyak yang terjadi setelah hari itu, keluarnya Melati dari sekolah, pelaku yang pasang kamera di ruang ganti juga tertangkap, bukan petugas tapi John siswa nakal.
Hingga mereka pun lulus.
Alva dan Fiana masuk ke kampus yang berbeda, membuat keduanya menjadi sibuk dengan persiapan yang berbeda juga.
"Kalian udah kuliah aja, ga kerasa ya.." Ayu melihat anaknya yang terlihat santai hendak ke kampus.
Ayu pun melihat Fiana yang memakai pakaian senada dengan Alva. Hasil pakaian yang dia beli agar mereka terlihat imut dengan barang-barang couple.
"Udah mulai belajar yah?" tanya Ayu.
Keduanya mengangguk, Alva sibuk dengan sarapannya sedangkan Fiana menjadi lanjut ngobrol dengan Ayu.
Bercerita banyaknya teman yang kini dia punya.
"Bagus, nanti ajak semua ke sini ya.. Bunda mau kenalan sama temen-temen kamu," Ayu mengusap kepala Fiana yang sudah bagai anak sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kutukan Cinta; Turn On (TAMAT)
RomanceKutukan Cinta #3 Alva menjadi satu-satunya perjaka di antara teman-temannya yang sudah beranjak dewasa. Bukan karena pergaulannya baik, dia juga sering minum-minum di club. Dia hanya tidak merasakan itu. Turn On. Sekali pun melihat video dewasa. Ba...